Cerita Fery Terselamatkan Oleh Eceng Gondok Saat Perahu yang Dinaikinya Tenggelam di Sungai Brantas
Perahu penyeberangan yang ditumpanginya tenggelam dan dirinya sempat terbawa derasnya sungai Brantas yang sedang meluap
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, NGANJUK - Musibah kecelakaan perahu tenggelam di Sungai Brantas wilayah Desa Ngrombot Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk membawa truma tersendiri bagi Fery (22).
Warga Dusun Sentanan Desa Ngrombot Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk itu berhasil selamat setelah mengambang di antara tumpukan sampah enceng gondok.
Perahu penyeberangan yang ditumpanginya tenggelam dan dirinya sempat terbawa derasnya sungai Brantas yang sedang meluap hingga sekitar 4 Kilometer, Sabtu (29/2/2020) malam.
Dijelaskan Fery, awalnya ia bersama Dadang (22) teman sekaligus tetangganya dan Septi (20) teman dekat Dadang warga Mojokrapak Jombang sekitar pukul 21.00 WIB.
Sekitar pukul 22.00 WIB, Dadang mengajaknya untuk mengantarkan teman dekatnya pulang ke Jombang.
Ajakan itu pun diikutinya, dan setelah mengantar teman dekatnya itu Dadang berencana mengajak minum kopi di warung.
Baca: Susunan Pemain Persib Bandung Vs Persela, Tiga Nama Debut Bersama Maung Bandung
Baca: Ramalan Zodiak Besok Senin 2 Maret 2020, Pisces Jangan Buang Waktu Berdebat, Aries Fokus Keuangan
Baca: Sopir Taksi Online Dijerat dan Diikat Lalu Dibuang ke Sungai, Salah Satu Pelakunya Bekas Anggota TNI
Baca: Korban Tewas Pertama Korban Corona di Australia Adalah Penumpang Diamond Princess
"Saya dan Dadang itu teman sejak kecil dan seorang anggota TNI itu liburnya terbatas. Makanya saya bersedia menemaninya mengantar teman dekatnya ke wilayah Jombang, apalagi nanti setelah mengantar teman dekatnya itu Dadang mengajak ngobrol sambil ngopi," kata Fery di rumahnya, Minggu (1/3/2020).
Bertiga, menurut Fery, Dadang memboncengkan teman dekatnya dengan motor Yamaha Nmax dan dirinya mengendarai motor Vario milik Septi menuju ke perahu tambangan penyeberangan yang tidak jauh dari rumahnya.
Saat itu, dengan kondisi lampu penerangan yang cahayanya tidak begitu terang langsung menaikkan dua motor ke atas perahu.
Dan disusul satu motor matic dan dua penumpang.
"Saat itu, saya sempat melihat bambu tambatan penyeberangan seperti terangkat karena air sungai naik.
Dan tanpa banyak bicara operator perahu langsung menyalakan mesin dan perahu mulai berjalan menyeberang," ucap Fery.
Namun, baru sekitar 10 meter, ungkap Fery, dirinya melihat ada tumpukan hitam sampah eceng gondok yang datang.
Karena jarak sudah dekat dan arus cukup kencang sehingga tumpukan sampah itupun menerjang perahu.
Saat itu, baling-baling perahu berhenti berputar meskipun mesin masih tetap nyala.
"Sayapun bersama Dadang dan penumpang lain berupaya ikut membantu operator membersihkan sampah yang membelit baling-baling perahu. Tapi upaya itu tidak berhasil karena perahu sudah semakin dekat dengan dam," ujar Fery.
Karena merasa kondisi sudah bahaya, dikatakan Fery, operator perahu panik dan langsung teriak meminta tolong.
Saat Fery mengaku sempat menyalakan lampu sepeda motor untuk melihat posisi dam untuk melompat sekuat-kuatnya dari perahu karena merasa dirinya tidak akan selamat bila membentur dam.
Sedangkan Dadang ternyata sudah terlebih dahulu melompat ke air dan disusul teman dekatnya Septi.
Melihat kondisi perahu terus mendekati dam, Fery ikut melompat ke air dan terbawa arus masuk ke pusaran air dam.
"Saat itu saya sudah tidak melihat penumpang lain dan tiga motor sudah ikut tenggelam bersama perahu masuk ke dam sungai Brantas," tandas Fery.
Dalam kondisi tengelam tersebut, ungkap Fery, dirinya masih tetap sadar diputar di pusaran air dam.
Dan dirinya nekat menyelam ke dalam air untuk bisa lepas dari pusaran air dam yang cukup kuat.
Upaya tersebut berhasil dan Fery hanyut di sungai sambil berusaha bertahan di permukaan air dengan segala kemampuan berenang yang dimilikinya meskipun tetap tidak mampu menepi melawan arus sungai.
Hingga akhirnya dengan cara mengumpulkan sampah eceng gondok tubuh Fery bisa bertahan di permukaan air meskipun terus meminum air.
Dan ketika melihat ada sinar lampu di tepian sungai Brantas, Fery langsung teriak-teriak minta tolong yang didengar sejumlah warga yang kebetulan berada di tepi sungai.
"Kalau nggak salah warga tersebut para pencari ikan yang melihat saya hanyut berupaya memberi pertolongan dengan memakai perahu kecil.
Alhamdulillah saya bisa diselamatkan para warga dan dibawa ke tepian sungai meski kondisi saya saat itu sudah lemas," imbuh Fery.
Ketika ditanya warga Desa Proko Kecamatan Bandarkedungmulyo Jombang yang menolong dimana alamat rumahnya, dikatakan Fery, dirinya langsung mengeluarkan handphone dan dompet yang masih ada di celananya.
Berdasar informasi identitas yang ada di dompetnya itu petugas Basarnas dan petugas keamanan mengantarkan pulang ke rumahnya.
"Terus terang saat ini masih trauma bila mengingat kejadian yang kami alami itu, apalagi teman saya Dadang dan teman dekatnya Septi belum ditemukan," tutur Fery.
"Sebelumnya tidak ada firasat apapun yang kami rasakan, termasuk Dadang juga biasa-biasa saja. Hanya Septi teman dekat Dadang yang ketika saya lihat tidak seperti biasa tatapan matanya dan cenderung diam," pungkas dia. (Ahmad Amru Muiz)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kisah Korban Selamat Perahu Tenggelam Sungai Brantas di Nganjuk, Fery Ngambang Bersama Eceng Gondok