Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Beda Sikap soal Virus Corona Antar Daerah, Ini Kata Tenaga Ahli KSP

Pemerintah akan membentuk pusat krisis center corna virus yang nantinya tim tersebut nantinya akan dibawah payung Menko PMK.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Beda Sikap soal Virus Corona Antar Daerah, Ini Kata Tenaga Ahli KSP
IRNA
Beda Sikap soal Virus Corona Antar Daerah, Ini Kata Tenaga Ahli KSP 

TRIBUNNEWS.COM - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Dany Amrul Ichdan, menanggapi terkait perbedaan tindakan yang dilakukan oleh kepala daerah dalam menyikapi munculnya pasien positif virus corona di Indonesia.

Munculnya kasus dua pasien positif virus corona di Indonesia membuat sejumlah pemimpin di daerah turut menyikapi serius adanya virus Corona Covid-19.

Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, menyatakan wilayahnya kini dalam posisi siaga satu virus corona.

Seperti dilaporkan TribunJabar, Ridwan Kamil menyatakan semua rumah sakit di 27 kabupaten dan kota di Jabar tengah bersiaga, terutama rumah sakit utamanya.

Ia meminta warga Jabar untuk selalu waspada menghadapi virus yang sudah menyerang 80 ribuan orang di dunia ini.

"Ya kita di posisi siaga satu virus corona di Jabar," kata Gubernur Ridwan Kamil saat diwawancara di Bogor, Senin (2/3/2020).

Baca: Menko PMK Ungkap Kemungkinan Perbanyak Rumah Sakit Rujukan Suspect Virus Corona

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyatakan akan membentuk tim tanggap lintas SKPD guna memonitor potensi penularan virus corona.

Berita Rekomendasi

Tim ini akan bekerja penuh dan memiliki posko di Kantor Dinas Kesehatan, Jalan Kesehatan, Petojo Binatu Raya Nomor 10, Jakarta Pusat.

"Pemantauan dilakukan terus oleh Dinas Kesehatan. Ada tim gerak cepat yang memonitor semua potensi penularan penyakit khususnya yang terkait COVID-19," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin, dilansir Tribunnews.com.

Sementara di wilayah Depok yang merupakan tempat tinggal dari dua pasien positif corona, akan dibentuk tim khusus pemantau, pengawasan, dan penanganan virus corona.

"Akan segera kami buatkan timnya. Nanti ada contact person-nya sebagaimana kami buat tim khusus bencana," ujar Idris di Balai Kota Depok, Senin, seperti dikutip dari Kompas.com.

Sementara di berbagai daerah lainnya, di tingkat provinsi, kabupaten ataupun kota masing-masing kepala daerah juga mengambil tindakan yang cukup berbeda. 

Baca: Virus Corona di Iran Sudah Masuk Pemerintahan, Pakar Sebut Pemerintah Gagal Tangani Wabah

Pemerintah pusat pun tak tinggal diam dalam melihat situasi yang terjadi saat ini.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Dany Amrul Ichdan, mengatakan pemerintah akan membentuk crisis center virus corona yang nantinya tim tersebut akan berada dibawah payung Menko PMK.

Mengenai crisis center ini telah dibahas dalam rapat tingkat menteri pada Senin sore.

"Jadi akan dibentuk namanya pusat crisis center corona virus ini di Menko PMK, jadi informasi dan segala macam tindakan itu dibawah payung dari Kemenko PMK," ungkap Dany, saat berbicara di tvOne, Senin malam.

Nantinya, tim tersebut akan menyelaraskan beragam tindakan yang dilakukan oleh pemerintah di daerah sehingga sesuai yang diinstruksikan pemerintah pusat.

Baca: Cegah Virus Corona, Semua Tamu dan Pegawai Istana Presiden Diperiksa Kesehatannya

"Sekarang kita akan mengintegrasikan itu dalam komando dibawah namanya crisis center."

"Sehingga tindakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah itu bisa selaras sesuai dengan apa yang digariskan oleh pemerintah pusat," tambahnya.

Ia mengatakan, pihaknya menilai upaya yang dilakukan oleh pemerintah di daerah cukup positif dengan menyusun berbagai persiapan.

"Inisiatif dari pemprov apakah ada yang meliburkan sekolah, apakah melakukan pendeteksian dini, itu tujuannya kan baik, tujuannya mangantisipasi, mencegah, melindungi warga, kita di KSP itu melihatnya positif-positif saja, karena niatnya baik," terangnya.

Baca: Cek Harga Masker N95 dan Stok Seusai Jokowi Umumkan 2 WNI Positif Virus Corona

Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan ada orang yang berada di Indonesia positif terjangkit virus corona.

Jokowi menjelaskan dua orang tersebut tertular virus corona dari seorang warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.

Keduanya terkena virus corona setelah melakukan kontak yang cukup dekat dengan warga negara Jepang.

Mereka yang positif korona merupakan seorang perempuan berusia 64 tahun dan putrinya yang berumur 31 tahun.

"Yang Jepang ini datang ke Indonesia bertemu dengan anaknya ibu tadi yang berumur 31 tahun dan ibunya yang berumur 64 tahun dua-duanya positif corona itu ada di Indonesia di sini," kata Jokowi dalam keterangannya seperti disiarkan Kompas TV, Senin.

Baca: 2 WNI Positif Corona, Masyarakat Jangan Belanja Berlebihan, Menko PMK: Tidak Grusa-Grusu

Kronologi

Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, menjelaskan kronologi dua warga negara Indonesia (WNI) yang positif terjangkit virus corona.

Kedua WNI yang dinyatakan positif corona tersebut masih satu keluarga yakni seorang wanita berusia 31 tahun dan seorang Ibu 64 tahun.

Dua orang itu terkena virus corona dari warga negara Jepang yang merupakan teman dekatnya mereka.

Terawan menjelaskan, warga Jepang tersebut datang ke Indonesia dan bertemu dengan seorang yang kini positif corona.

WNI merupakan guru dansa dan menyukai dansa, sama halnya dengan warga negara Jepang tersebut.

Di Indonesia, mereka melakukan kegiatan dansa bersama pada 14 Februari.

Dua hari kemudian, WNI tersebut mengalami batuk-batuk.

Baca: Menkes Terawan Ungkap Kondisi 2 Orang Indonesia Positif Corona: Mainan HP juga Bisa, Sehat

Batuk tersebut terus dirasakan dam tak kunjung membaik hingga akhirnya sang pasien memilih untuk dirawat di rumah sakit.

"Tanggal 16 (Februari 2020) dia merasa batuk-batuk, sehingga rawat jalan ke rumah sakit."

"Kemudian pulang masih nggak nyaman, tanggal 26, dia minta untuk dirawat aja," kata Terawan dalam keterangannya seperti disiarkan Kompas TV, Senin.

Dua hari setelah dirawat dirumah sakit, pasien itu kemudian ditelepon oleh teman yang berdansa bersama.

Temannya mengatakan, saat ini ia dinyatakan positif corona dan sedang dalam perawatan di Malaysia.

"Kemudian dirawat tanggal 28 Februari, ditelepon sama temen dansanya itu, dia di Malaysia dirawat dengan corona positif," lanjut Terawan.

Baca: Profil Lengkap RSPI Sulianti Saroso Lokasi Karantina 2 Pasien Virus Corona Pertama di Indonesia

Terawan mengatakan, saat pertama dirawat di rumah sakit tersebut, tim dokter telah bersiap dengan segala sesuatu, sehingga ketika dinyatakan poisitif corona tim dokter juga sudah siap dengan segala pelaralatannya.

"Teman-teman dokter yang ada dirumah sakit itu sudah menyiapkan diri dengan segala peralatannya begitu dianggap sebagai pasien dalam pemantauan," kata Terawan di RSPI Sulianti Saroso, Senin.

Begitu mendapat informasi tersebut, pasien kemudian memberi tahu kepada dokter dan perawat yang menangani.

"Kemudian karena ditelepon temennya itu sendiri, kemudian dia menyampaikan informasi ke tim dokter dan perawatnya akhirnya dilakukan pemindahan RS Sulianti Sarosa, sampai disini tanggal 1 (maret 2020)," terangnya.

"Tangal 1 kita lakukan cek dan sebagainya, hasilnya tadi pagi, saya diberi tahu maka tracking nya sudah jalan," lanjut Menteri Kesehatan.

Saat masih berstatus dalam pengawasan, tracking itu sudah dilakukan, sehingga keduanya dibawa ke RSPI Sulianti Saroso.

(Tribunnews.com/Tio/Danang, TribunJabar.com/Syarif,Kompas.com/)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas