Kasus Ikan Butal di Banyuwangi, Kerabat Korban Ceritakan Efek Racun yang Awalnya Cuma Pusing
Satu keluarga di Desa Alasbuluh, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Jawa Timur meninggal dunia setelah mengonsumsi ikan buntal hasil pancingan
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Garudea Prabawati
Kapolres Banyuwangi, Kombes Pol Arman Asmara Syarifudin menjelaskan ketiga korban diduga tewas keracunan setelah makan ikan buntal.
Ikan didapat dengan cara memancing lalu dimasak dengan santan.
"Setelah memancing mereka merebus, dan memasak serta menggoreng ikan tersebut," ucap Arman.
Saat mengkonsumsi ikan buntal, ketiga korban sudah merasa mual, namun mereka menganggap biasa.
Setelah rasa mual hilang, mereka kembali makan ikan buntal keesokan harinya.
"Ikan tersebut diduga ikan beracun kemudian menimbulkan kesakitan di bagian perut. Dan di tanggal 10 dimakan kembali, sehingga menimbulkan sakit perut yang berkepanjangan"
"Ketiga korban di bawa ke puskesmas tapi tidak bisa tertolong," bebernya.
Baca: Antisipasi Virus Corona Masuk Gedung Merah Putih, KPK Ukur Suhu Badan Tersangka
Baca: Kerja untuk Wawan, Jennifer Dunn Pernah Diajak Pelesiran ke Bali dan Australia
Penjelasan Dokter
Dokter dari RSUD Pandanaran Boyolali, dr. M. Fiarry Fikaris, menanggapi kasus kematian satu keluarga di Banyuwangi akibat mengonsumsi ikan buntal.
Fiarry mengatakan ikan buntal memang tak disarankan untuk dikonsumsi.
Pasalnya, Fiarry menyampaikan, ikan buntal mengandung racun tetrodoxin.
Racun tersebut bersifat 1.200 kali lebih beracun dari Sianida.
Bahkan, tidak ada zat yang mampu menjadi penawar racun ikan buntal.
Menurut Fiarry, terdapat sekitar 50 orang di Jepang yang dilarikan ke rumah sakit (RS) akibat keracunan ikan buntal.