20 Orang dari 2.016 Penderita Demam berdarah di Jatim Meninggal, Khofifah Tegaskan Belum KLB
Per tanggal 13 Maret 2020 jumlah kasus positif demam berdarah di Jatim menembus 2.016 orang. Dan korban meninggal per Jumat (13/3/2020) mencapai 20 or
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur terus bertambah. Dalam waktu tiga hari saja penderita demam berdarah di Jawa Timur bertambah 250 orang.
Per tanggal 13 Maret 2020 jumlah kasus positif demam berdarah di Jatim menembus 2.016 orang. Dan korban meninggal per Jumat (13/3/2020) mencapai 20 orang.
Angka tersebut meningkat signifikan dari data per 10 Maret 2020 yang mencapai 1.766 orang dengan korban meninggal 15 orang.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, meski begitu Jawa Timur dipastikan belum bisa ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
“KLB kita tidak masuk. Tapi bahwa antisipasi serius untuk DBD terus kita lakukan. Kebetulan 44 rumah sakit sudah diundang dan kita lakukan koordinasi dengan intens,” kata Khofifah.
Suatu daerah bisa dikatakan KLB apabila kasus di tahun ini jumlahnya dua kali lipat dibandingkan jumlah kasus sebelumnya.
Begitu juga dengan kasus korban yang meninggal, jika jumlah korban meninggal tahun ini dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, dari jumlah kasus demam berdarah tersebut terbanyak meninggal ada di Trenggalek dan Jember.
Baca: Dinkes Depok Sebut DBD Tak Kalah Berbahaya dari Virus Corona, Angka Kematiannya Lebih Tinggi
Baca: Terseret Kasus Carding Agen Travel Selebgram Sarah Gibson Terima Voucher Menginap di Australia
Baca: Brunei Laporkan 14 Kasus Baru Corona, 10 Pasien Diduga Tertular dari Malaysia
Sedangkan yang lain jumlahnya relatif merata.
Atas kondisi jumlah penderita demam berdarah di Jatim yang terus bertambah, Khofifah menginbau pada seluruh warga Jawa Timur untuk waspada dalam menjaga lingkungan dari penyebaran virus dengue yang dibawa lewat nyamuk Aedes aegypti.
“Kami terus ingatkan agar pola hidup bersih. Dan saya sekarang sedang meminta agar Pergub Tahun 2014 diupdate. Karena antisipasi dengan adanya tim Satgas DBD di kabupaten kota sebenarnya sudah ada, di provinsi juga sudah ada, dan kita ingin meremain bahda DBD ini tidak boleh dianggap enteng, karena ini tahunan dan tidak boleh dianggap sepele,” tegas Khofifah.
Dengan revisi pergub ia berharap ke depan gerakan antisipasi DBD bisa dilakukan lebih masif. Dengan memberdayakan PKK, jumantik, karang taruna dan juga relawan.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Herlin Ferliana. Ia menyebutkan bahwa di tahun 2019 yang lalu, total kasus DBD di Jatim mencapai 18.393 dengan korban meninggal mencapai 185 orang.
“Yang harus dilakukan adalah menggalakkan secara masal gerakan memberantas nyamuk. Menguras bak mandi, menutup penampungan air dan mengubur barang bekas. Fogging dilakukan jika ada korban positif lebih dari satu di satu kawasan, jangan terlalu sering fogging karena fogging hanya membunuh nyamuk dewasa,” kata Herlin.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kasus DBD Jatim Tembus 2.016 Orang dan 20 Orang Meninggal, Khofifah Tegaskan Belum KLB
Penulis: Fatimatuz Zahro