Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Empat Orang di Papua Berstatus ODP Virus Corona

"Hari ini ada dua orang di Jayapura, satu orang di Merauke dan satu orang di Biak dengan status ODP," ujarnya

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Empat Orang di Papua Berstatus ODP Virus Corona
Freepik
Ilustrasi virus corona 12 

‎Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - ‎Empat orang di wilayah Papua saat ini berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan belum ada yang dinyatakan terinfeksi virus corona.

"Hari ini ada dua orang di Jayapura, satu orang di Merauke dan satu orang di Biak dengan status ODP," ujar ‎Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dr Robby Kayame di Aula Rastra Samara, Polda Papua, Selasa (17/3/2020).

Baca: Wali Kota Risma Imbau Warganya Tak Takut Tes Corona, Biaya Gratis Dengan Syarat Ini

Dia melanjutkan, sebagai langkah proaktif dalam mencegah corona, Pemprov Papua sudah menyediakan ruang isolasi di RSU Prima, penyiapan obat/Sarpras/peralatan kedokteran hingga sosialisasi ‎ke masyarakat.

Terpisah, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw dalam keterangannya ‎menyatakan corona sudah menelan ribuan jiwa dan merupakan wabah yang luar biasa.

Baca: Pernyataan Trump yang Sebut Corona Sebagai Chinese Virus Bikin China Berang

"Ini tidak bisa dianggap sepele. ‎Harus ada keseriusan dalam menangani hal ini dengan melakukan langkah pencegahan dalam penyebaran di Provinsi Papua," tuturnya.

"Apabila telah mengalami gejala-gejala segera berobat ke rumah sakit. Untuk instansi harus menyediakan fasilitas cuci tangan, hand sanitizer serta mengimbau agar tidak bersalaman," tambah jenderal bintang dua itu.

BERITA TERKAIT

Total 172 pasien positif virus corona 

172 kasus virus corona

 Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto melaporkan peningkatan jumlah kasus terinfeksi virus corona (Covid-19) menjadi 172 orang, Selasa (17/3/2020).

Kasus terbanyak berada di Provinsi DKI Jakarta.

"Penambahan terbanyak adalah dari provinsi DKI Jakarta," ujar Achmad Yurianto dalam keterangan persnya di Kantor BNPB, Jakarta, Selasa (17/3/2020).

Baca: Wabah Corona Meluas, Ikatan Motor Indonesia Hentikan Semua Aktivitas Balap

Setelah DKI Jakarta, kata dia, penambahan terbanyak berasal dari Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Kepulauan Riau.

"Kemudian dari Provinsi Jawa Timur, kemudian Jawa Tengah, dan dari Provinsi Kepulauan Riau," jelasnya.

Hingga hari ini, ia menjelaskan, jumlah korban meninggal masih tetap lima orang.

Sebelumnya, Achmad Yurianto mengumumkan ada penambahan 17 pasien positif COVID-19 pada Senin (16/3/2020).

Baca: Ada 2.300 Spesimen Corona, Pemerintah Tambah 10.000 Kit Pemeriksaan

“Ada penambahan kasus sebanyak 17 kasus confirm positif,” ungkap Yurianto di RSPI Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (16/3/2020).

Adapun rincian penambahan kasus tersebut penambahan terbanyak terjadi di wilayah DKI Jakarta dengan total 14 pasien.

Baca: Total Pasien Positif Corona jadi 172, 5 Meninggal Dunia, 9 Sembuh

“Provinsi jawa Barat satu, dari Provinsi Banten 1, dari provinsi Jawa Tengah 1, dari provinsi DKI Jakarta 14 pasien,” ungkap Yurianto.

Dengan penambahan 17 kasus ini maka total kasus positif COVID-19 di Indonesia menjadi 134 kasus, dari data Minggu (15/3/2020) kemarin tercatat ada 117 kasus.

Kemudian data lainnya, pasien yang telah dinyatakan sembuh 8 orang dan 5 orang meninggal dunia akibat virus yang ditetapkan WHO menjadi pandemi dunia ini.

Bungkus Virus Corona Sangat Rapuh Jika Terkena Deterjen

Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto mengatakan bungkus virus corona sangatlah rapuh terhadap deterjen.

Hal tersebut disampaikan Achmad Yurianto ketika menjelaskan perihal apa saja yang dilakukan orang ketika mengisolasi diri sendiri di rumah bila merasakan gejala virus corona.

Awalnya, Achmad Yurianto mengatakan orang yang mengisolasi diri sendiri harus melakukan social distancing setidaknya satu meter demi menjaga keluarga.

"Gunakan masker yang proper, upayakan ada social distancing jarak setidak-tidaknya semeter lah. Kenapa semeter? Karena kita tahu kemungkinan droplet yang keluar itu sekitar semeter sehingga kita bisa menjaga keluarga," ujar Achmad Yurianto, di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Senin (16/3/2020).

Baca: Ikuti Arahan Jokowi, Anies Baswedan Kembalikan Jam Operasional 3 Moda Transportasi Publik

Dia mengatakan mereka juga tidak boleh berbagi penggunaan alat makan secara bersamaan.

Alat makan seperti piring hingga sendok pun tak perlu sekali pakai yang penting harus dicuci dengan sabun.

"Kalau tidur sendiri dulu, yang paling penting tidak berbagi penggunaan alat makan minum. Pakai alat makan minum yang terpisah, bukan berarti sekali pakai buang, tidak," kata dia.

Baca: Waspada Virus Corona, Tidak Menutup Kemungkinan Masa Reses DPR Diperpanjang

Menurutnya, virus corona akan mati dengan sendirinya saat bertemu dengan deterjen yang terkandung dalam sabun.

Bungkus virus corona disebutnya sangat rapuh akan kandungan deterjen.

"Tapi yakinkan selesai dipakai langsung dicuci dengan sabun karena kita tahu virus ini bungkusnya, envelopenya, sangat rapuh jika terkena deterjen. Dia akan gampang pecah. Kalau pecah maka virusnya akan mati. Ini yang penting. Deterjen apapun," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas