Fakta Dibalik Local Lockdown Dusun Bawahan Purbalingga, Gara-Gara 1 Warga Positif Virus Corona
Saat dipastikan positip dan ditraking ditemukan sedikitnya 90 orang dari 30 Kepala Keluarga (KK) di tiga dusun melakukan kontak dengan korban
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, PURLINGGA - Langkah melakukan local lockdown dilakukan di Dusun Bawahan, Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah.
Satu-satunya jalan masuk ke dusun dipasang portal untuk menghalau semua kendaraan yang lalu-lalang.
Langkah lockdown ini diinisiasi oleh Pemerintah Desa.
Agar warganya tetap fokus dan taat dengan program social distancing, pemdes juga mengalokasikan sejumlah pos di Anggaran Pendapatan Belanja Desa (APBDes) untuk menanggung biaya hidup seluruh warga dusun.
"Betul kami local lockdown satu dusun, Dusun Bawahan," kata Kepala Desa Gunungwuled, Nashirudin Latif ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (28/3/2020).
Latif menuturkan, langkah ini diambil menyusul keluarnya hasil swab salah satu warga dusun yang dinyatakan positif virus corona (Covid-19) pada Rabu (25/3/2020).
Baca: Ahli Sebut Penggunaan Lensa Kontak Bisa Meningkatkan Risiko Terkena Virus Corona
Baca: Gubernur Anies Bahas Opsi Karantina Wilayah Bersama Kapolda dan Pangdam
"Ada satu warga yang baru pulang dari Jakarta dalam kondisi sakit, sempat dirawat di RSUD Goeteng dan dipulangkan karena kondisinya membaik, tapi beberapa hari setelahnya baru keluar hasil swab dan positif corona," ujarnya.
Latif mengungkapkan, setelah dipulangkan dari rumah sakit, pasien itu diminta untuk karantina mandiri selama tiga hari di rumah.
Namun karena budaya solidaritas warga desa yang masih kental, tetangga, sanak saudara dan teman sejawat korban datang menjenguk ke rumah.
Kegegeran pun terjadi setelah warga mengetahui jika pasien tersebut divonis positif Covid-19.
Para pembesuk yang merasa berinteraksi langsung dengan dia khawatir tertular virus.
"Kami secara mandiri melakukan tracking dengan siapa saja korban ini berinteraksi langsung dan menemukan sedikitnya 90 orang dari 30 Kepala Keluarga (KK) di tiga dusun," ungkapnya.
Baca: Ketua FAKTA: Anies Baswedan dan DPRD DKI Jakarta Harus Bahu-Membahu Beri Jaminan Sosial Warga Miskin
Baca: Ramalan Zodiak Minggu Ini, 30 Maret-5 April 2020: Gemini Kepikiran Masa Lalu, Capricorn Ada Kendala
Atas dasar itulah akhirnya kepala desa mengambil kebijakan untuk menutup total akses di Dusun Bawahan, tempat tinggal pasien positif.
Warga diminta isolasi mandiri di dalam rumah hingga 14 hari untuk mencegah penyebaran virus agar tidak menjadi wabah.
"Kami mendapat desakan dari warga untuk mengambil tindakan local lockdown, kami juga sudah konsultasikan kepada Bupati Purbalingga dan mendapat dukungan," terangnya.
Agar warganya tetap fokus dan taat dengan program social distancing, pemdes akan menanggung biaya hidup warga yang isolasi mandiri sebesar Rp 50.000 per KK per hari.
"Biaya hidup dari 30 KK selama 14 hari, jadi total sekitar Rp 21 juta. Akan dialokasikan dari APBDes, tapi dari hasil konsultasi dengan bupati katanya mau di-back up," katanya.
Latif menyebut, penyaluran bantuan kebutuhan hidup dari desa untuk 30 KK ini akan diberikan dalam bentuk paket sembako.
"Kami juga mengimbau masyarakat berhenti menyebarkan hoaks jika pacar pasien masih berkeliaran di luar menularkan virus, pacar pasien positif saat ini ada di rumah dan sedang karantina mandiri," tegasnya.
Hingga Jumat (27/3/2020), total orang dalam pemantauan di Purbalingga sebanyak 968 orang.
Sementara itu, terdapat 41 pasien dalam pengawasan, lima di antaranya dinyatakan positif dan lima dinyatakan negatif, sisanya masih menunggu hasil swab dari Jakarta dan Yogyakarta. (Kompas.com/Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Satu Dusun di Purbalingga Local Lockdown", Warga Diberi Biaya Hidup Rp 50.000 per Hari