Covid-19: Petani Ikan Budidaya di Tulungagung Kebingungan Tak Ada Pembeli
Petani ikan di Sumbergempol, Tulungagung kebingungan, pada masa panen saat ini tidak ada pasar
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Petani ikan di Sumbergempol, Tulungagung kebingungan, pada masa panen saat ini tidak ada pasar yang mau menerimanya.
Hal ini dungkapkan oleh Yoyok Mubarok, pengurus Kelompok Tani Ikan Mina Makmur Desa Bendil Jati Wetan, Kecamatan Sumbergempol, belum lama ini.
Sebab banyak ikan patin yang waktunya panen, namun tidak ada pasar yang bisa menerima.
Ikan-ikan ini harus ditahan di dalam kolam sampai ada pembeli.
Padahal semakin hari biaya untuk pakan juga membengkak.
Tapi jika terus diberi makan, ikan-ikan ini juga semakin membesar dan jika lewat ukuran juga ditolak oleh pasar.
Baca: Quraish Shibab: Muslim Wajib Patuhi Ketetapan Pemerintah soal Corona Selama Tidak Bertentangan Agama
Baca: 2 Warga Bantu Selamatkan Ambulans yang Masuk Parit, Tak Tahu di Dalamnya Ada Pasien PDP Virus Corona
Baca: Pernyataan Jokowi Soal Beda Mudik dan Pulang Kampung, Pihak Istana: Tidak Boleh Dua-duanya
“Yang bisa kami lakukan hanya mengulur waktu saja sampai ada pasar yang buka,” ucap Yoyok, saat ditemui di kolam ikannya.
Agar ukurannya tidak terus membesar, Yoyok hanya memberikan porsi makan satu per lima dari biasanya.
Diakuinya, selama pandemi virus corona, pasar ikan budidaya hancur.
Bukan hanya patin, tapi juga gurami, lele dan nila.
“Pasar yang ada saat ini tersisa 20-30 persen saja. Jadi sangat kecil, ada 70 persen produk yang tidak terserap,” sambung Yoyok.
Selama ini ikan patin asal Tulungagung dinilai pasar punya kualitas daging yang bagus.
Selain berwarna putih, dagingnya bebas dari bau lumpur.
Produk patin Tulungagung paling banyak untuk pasar Jakarta, Surabaya dan Malang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.