Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rekam Jejak Bupati Klaten Sri Mulyani: Dinasti Politik, Heboh Hand Sanitizer, Kini Ditegur Ganjar

Sederet rekam jejak dan aksi kontroversial Bupati Klaten, Sri Mulyani. Dari mulai kentalnya dinasti politik, bagi-bagi NMAX, kini hand sanitizer.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Rekam Jejak Bupati Klaten Sri Mulyani: Dinasti Politik, Heboh Hand Sanitizer, Kini Ditegur Ganjar
Kolase Twitter/TribunJogja
Rekam Jejak Bupati Klaten, Sri Mulyani: Dinasti Politik, Heboh Hand Sanitizer, Kini Ditegur Ganjar 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut sederet rekam jejak dan aksi kontroversial Bupati Klaten, Sri Mulyani.

Mulai dari kentalnya dinasti politik, bagi-bagi NMAX, kini hand sanitizer berstiker foto dirinya.

Nama Bupati Klaten, Sri Mulyani mendadak jadi trending topic di Twitter, Senin (27/4/2020).

Dengan tagar #BupatiKlatenMemalukan, Sri Mulyani disorot gara-gara bantuan hand sanitizer.

Pasalnya, hand sanitizer yang merupakan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) itu ditempeli dengan foto dirinya.

Warganet menganggap Sri Mulyani memanfaatkan bantuan itu sebagai ajang mempromosikan dirinya alias kampanye.

Baca: DAFTAR 8 Barang yang Memuat Foto Bupati Klaten Sri Mulyani, Masker hingga Brosur Diskon PDAM

Baca: Maaf Bupati Klaten atas Stiker Fotonya di Donasi dari Kemensos : Ada Kekeliruan Penempelan

Bupati Klaten Tutupi Hand Sanitizer Pemberian Kemenkos Dengan Stiker Wajahnya, Ia pun jadi trending di Twitter dengan Tagar #BupatiKlatenMemalukan.
Bupati Klaten Tutupi Hand Sanitizer Pemberian Kemenkos Dengan Stiker Wajahnya, Ia pun jadi trending di Twitter dengan Tagar #BupatiKlatenMemalukan. (Twitter/MahasiswaYUJIEM)

Sebenarnya, ini bukan kali pertama Sri Mulyani melakukan sejumlah hal yang banjir kritikan.

Berita Rekomendasi

Saat pembagian NMAX bagi lurah dan kepala desa, beberapa waktu lalu, orang nomor satu di Klaten itu juga kena sindiran.

Termasuk saat pembagian masker untuk mencegah penyebaran corona, Sri Mulyani juga dikritik karena tidak menerapkan social distancing/physical distancing.

Berikut sederet rekam jejak dan aksi kontroversial Bupati Klaten, Sri Mulyani sebagaimana dirangkum Tribunnews.com:

1. Dinasti politik

Bupati Klaten Sri Mulyani trending topic di Twitter setelah fotonya muncul di kemasan hand sanitizer.
Bupati Klaten Sri Mulyani trending topic di Twitter setelah fotonya muncul di kemasan hand sanitizer. (DOK PEMKAB KLATEN)

Sudah bukan rahasia umum lagi, pemerintahan di Kabupaten Klaten kental dengan aroma dinasti politik.

Selama 20 tahun atau empat periode, Klaten dipimpin oleh orang-orang yang masih satu keluarga alias suami istri.

Pada periode 2000-2005, Klaten dipimpin oleh pasangan Haryanto Wibowo-Wisnu Hardono.

Kemudian periode 2005-2010, Sunarna maju sebagai Bupati Klaten bersama Samiadji.

Lima tahun berikutnya, periode 2010-2015, Sunarna kembali menjadi Bupati Klaten dan menggandeng Sri Hartini.

Perlu diketahui, Sri Hartini adalah istri Haryanto Wibowo.

Setelah selesai masa jabatannya, gantian Sri Hartini maju sebagai Bupati Klaten dengan menggandeng Sri Mulyani.

Nah, Sri Mulyani adalah istri Sunarna, Bupati Klaten dua periode sebelumnya.

Duet 'Sri' tak bertahan lama sebab Sri Hartini dicokok KPK pada 2016 karena kasus jual beli jabatan.

Sehingga Sri Mulyani naik jabatan menjadi bupati dengan masa tugas berakhir pada tahun ini.

Rencananya, pada Pilkada 2020, Sri Mulyani kembali mencalonkan diri sebagai Bupati Klaten.

2. Bagi-bagi NMAX

Pemkab klaten bagikan 401 yamaha nmax untuk lurah dan camat
Pemkab Klaten bagikan 401 Yamaha NMAX untuk lurah dan kades. (TRIBUNSOLO.COM/EKA FITRIANI)

Aksi Sri Mulyani yang menuai kontroversi saat membagikan Yamaha NMAX sebagai motor dinas 391 kepala desa (kades) dan 10 lurah.

Pembagian motor dinas berkelir merah ini dilakukan pada November 2019 dengan menelan anggaran Rp 11,9 miliar dari APBD Perubahan 2019.

Saat pembagian, Sri Mulyani berpesan kepada kades dan lurah tidak menggunakan motor tersebut untuk hal lain selain untuk keperluan kedinasan.

"Saya berikan dengan baik, Jangan besok dibawa main kemana-mana ya, karena itu pelat merah," kata dia, dikutip dari TribunSolo.com.

3. Bagi-bagi Masker

Acara pembagian masker yang dilakukan Sri Mulyani, beberapa waktu lalu juga menuai kritikan.

Pasalnya, dalam pembagian masker dan handsanitizer untuk masyarakat Klaten itu tidak memperhatikan social distancing/physical distancing.

Masyarakat terlihat berjejalan dan berkerumun demi mendapatkan masker dari Sri Mulyani yang berada di atas mobil.

4. Hand sanitizer berstiker fotonya

Handsanitizer berstiker Sri Mulyani
Handsanitizer berstiker Sri Mulyani (twitter @MrMachogagah)

Yang terbaru, Sri Mulyani membagikan hand sanitizer yang telah ditempeli stiker foto dirinya.

Namun, setelah stiker foto dirinya dilepas, hand sanitizer itu bertuliskan Kementerian Sosial (Kemensos).

Selain hand sanitizer, terdapat bantuan untuk korban virus corona lainnya yang menampilkan foto Sri Mulyani.

Hal ini memancing amarah publik karena beranggapan Sri Mulyani memanfaatkan bantuan itu sebagai promosi dirinya.

Hingga akhirnya, tagar #BupatiKlatenMemalukan trending di Twitter, Senin kemarin.

Setelah viral dan ramai menjadi perbincangan, Sri Mulyani memberi penjelasan.

Dikutip dari Kompas.com, Sri Mulyani menyebut penempelan stiker bergambar dirinya di hand sanitizer dari Kemensos sebagai kekeliruan di lapangan.

Ia menyampaikan permintaan maaf atas hal itu.

"Sudah saya klarifikasi. Ada kekeliruan di lapangan (dalam penempelan stiker)," kata Sri Mulyani kepada wartawan, Senin (27/4/2020).

Sri Mulyani lalu menjelaskan, bantuan hand sanitizer dari Kemensos untuk daerah Klaten diakui hanya sekitar 1.000 botol.

Sementara pengadaan hand sanitizer yang dibagikan kepada warganya dianggap mencapai puluhan ribu botol.

"Di lapangan mungkin ditempelin semua, kejadiannya seperti itu," katanya.

Sri Mulyani mengklaim, hand sanitizer dari Kemensos hanya terbatas dan lebih banyak yang diadakan oleh Pemkab Klaten.

"Dari Kemensos itu terbatas sekali, yang dari Kemensos sangat terbatas sekali. Tidak banyak. Justru yang banyak itu dari kami (Pemkab Klaten)," ungkapnya.

Sementara itu, beberapa hand sanitizer berstiker gambar wajahnya itu juga dibagikan kepada internal PDIP, yakni untuk pengurus anak cabang (PAC) di 26 kecamatan.

"Ada beberapa (yang dibagikan), karena itu hanya 26 kecamatan saja. Untuk PAC," tandas dia.

5. Ditegur Ganjar Pranowo

Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo. (Istimewa)

Aksi kontroversial yang dilakukan Sri Mulyani itu rupanya sampai ke telinga Gubernur Ganjar Pranowo.

Orang nomor satu di Jateng itu telah menegur Sri Mulyani.

"Saya sudah bicara dengan Bu Bupati dan Bu Bupati menyampaikan maaf," jelas Ganjar di Semarang, Selasa (28/4/2020).

Ganjar menjelaskan, menurut Sri Mulyani, bantuan yang diberikan tersebut ada kesalahan saat penempelan stiker bantuan.

Bantuan tidak hanya dari Kemensos tapi ada juga dari Pemda.

Namun, bantuan Kemensos juga ditempel stiker foto berwajah Sri Mulyani.

"Awalnya menurut Bu Bupati, bantuan itu betul-betul murni. Terus kemudian ada yang bantuan dari Bupati. Ketika di-blending ada yang nempeli stiker itu."

"Yang nempeli stiker ini apakah dia pendukungnya atau bukan pendukungnya kita tidak tahu tapi faktanya sudah seperti itu," katanya.

Kendati demikian, Ganjar menuturkan jika Sri Mulyani telah menyampaikan permohonan maaf dan segera mengevaluasi.

"Bu Bupati bilang ke saya 'minta maaf Pak Gub, kita akan perbaiki'. Iya Bu pokoknya kalau kasih bantuan tidak usah dilabeli. Ikhlas lillahita'ala saja."

"Kalau urusan dukung mendukung, kalau orang ikhlas lillahita'ala pasti akan dari mulut ke mulut di ceritakan bahwa kepala daerah ini tulus dan baik," jelasnya.

Menurut Ganjar, Sri Mulyani menerima kritik tersebut dan sudah legowo.

"Bu Yani menerima kritik itu, dia baik dan legowo dan dia sudah minta maaf," sebut Ganjar.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Daryono) (TribunSolo.com/Eka Fitriana) (Kompas.com/Riska Farasonalia/Labib Zamani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas