Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peternakan Ayam Petelur yang Diduga Sumber Bau dan Pemicu Lalat di Cilacap Disegel

Personel Satpol PP memasang pengumuman peternakanan ayam tersebut telah ditutup atau disegel

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Peternakan Ayam Petelur yang Diduga Sumber Bau dan Pemicu Lalat di Cilacap Disegel
Satpol PP
Personel Satpol Pp Cilacap memasang pengumuman penutupan peternakan ayam di Cimanggu. 

Pasalnya, usaha itu dalam jumlah besar, sehingga terdapat ribuan ekor ayam di peternakan tersebut.

Usaha peternakan ayam milik Widodo itu diprotes warga sekitar setelah terbukti memberi bau tidak sedap dan membuat rumah warga sekitar diserbu ribuan lalat.

Triyono menjelaskan setelah kesepakatan yang dihasilkan di musyawarah di Balai Desa Cimanggu pada 17 Desember 2018 tidak ditepati si pemilik usaha.

Warga menggelar musyawarah lagi di balai desa pada 7 April 2020.

"Tapi saat itu Pak Widodo diwakili sama pengacaranya," kata Triyono kepada Tribunbanyumas.com, Jumat, (1/5/2020).

Baca: Data Lengkap Hasil Evaluasi PSBB Jabar, Angka Kematian Menurun hingga Tingkat Kesembuhan Naik

Lalu setelah tidak ada kesepakatan dihasilkan pada pertemuan itu, tutur Triyono, warga akhirnya mengadukan masalah tersebut ke Polsek Cimanggu, Kecamatan, Danramil, Dinas Lingkungan Hidup Cilacap, DPRD Cilacap, Satpol PP Cilacap, dan Bupati Cilacap.

Triyono menuturkan dalam menyampaikan aduan itu, warga diwakili oleh Taswo.

BERITA REKOMENDASI

Ditemui Tribunjateng.com, Taswo menerangkan, setelah pihaknya menyampaikan aduan ke beberapa instansi Pemkab Cilacap. Ada tindak lanjut.

"Pada 15 April 2020 Satpol PP datang ke sini meninjau lokasi."

"Lalu, pada 17 April 2020 ada SP 1 dari Satpol PP dan 27 April sudah SP 3, tapi sampai sekarang belum ada kepastian," kata Taswo.

Dia berharap ada ketesan dari pemerintah sehingga warga merasakan nyaman lagi tinggal di rumah.

Harga Lem Lalat Naik


Tatang (39) tidak menyangka peternakan ayam yang berada persis di samping rumahnya berimbas ribuan lalat di rumahnya. Warga Desa Cimanggu RW 10 itu hampir setiap hari merogoh kocek untuk membeli lem lalat.

Dalam satu hari, kata Tatang, dia bisa menghabiskan delapan lem lalat. Delapan lem itu akan dipasang di beberapa titik di rumahnya. Awalnya, harga satu lem Rp1000, tapi sekarang naik menjadi Rp2000.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas