Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di NTT Angka Kematian Akibat DBD Lebih Tinggi Daripada Covid-19

Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu dalam keterangan resmi kepada wartawan.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Di NTT Angka Kematian Akibat DBD Lebih Tinggi Daripada Covid-19
kenary820/shutterstock
Ilustrasi demam berdarah 

TRIBUNNEWS.COM - Pandemi virus corona (covid-19) jadi momok menakutkan di belahan dunia karena sudah merengut banyak korban jiwa.

Namun, di Nusa Tenggara Timur (NTT), angka kematian akibat demam berdarah dengue (DBD) lebih tinggi daripada akibat Covid-19.

Hal itu disampaikan Kepala Biro Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu dalam keterangan resmi kepada sejumlah wartawan di Kantor Gubernur NTT, Sabtu (23/5/2020).

"Kita melihat angka kematian DBD di NTT begitu tinggi, tapi kita tidak sepanik dengan virus corona yang angka kematian masih sangat sedikit. Kita begitu panik, sementara DBD yang menimbulkan banyak kematian kita justru tidak panik," ujar Marius.

Baca: Kisah Seorang Korban PHK, Mudik dari Jakarta ke Solo dengan Jalan Kaki dan Tetap Jalani Ibadah Puasa

Hingga saat ini, penderita DBD di NTT berjumlah 5.267 orang. Dari jumlah itu, 53 orang meninggal dunia.

Sedangkan, jumlah pasien positif corona di NTT sebanyak 82 orang. Dari 82 kasus itu, 1 orang meninggal dan 7 orang dinyatakan sembuh.

Sedangkan sisanya masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di NTT.

Berita Rekomendasi

Menurut Marius, dalam waktu dekat ini semua instansi termasuk sekolah akan segera beraktivitas seperti biasanya.

Baca: Perayaan Idulfitri, Kesan Ganjar Pranowo Gelar Halalbihalal Digital

Namun, masih perlu dikaji lagi antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten serta Kota untuk memastikan waktu yang tepat, termasuk juga dengan sejumlah antisipasi pencegahan virus corona.

Marius mengatakan, hal ini bukan berarti pihaknya menyepelekan virus corona.

"Sama sekali kita tidak sepelekan corona, tapi paling tidak mau membesarkan hati kita bahwa meski kita diam dan berada di dalam rumah, virus ini tetap ada d luar rumah dan di sekitar kita. Apakah selamanya kita akan berdiam diri di rumah? Ini tentu menjadi diskusi kita bersama," kata Marius.

Menurut Marius, Gubernur dan Wakil Gubernur NTT ingin agar semua aktivitas pemerintahan dan pengelolaannya termasuk sekolah bisa berjalan seperti biasa.

Salah satu alasannya, karena dampak sosial dan ekonomi yang timbul dari virus corona sudah cukup terasa.

Hal itu memaksa semuanya untuk bekerja kembali seperti biasa.

Apalagi, menurut Marius, anggaran yang ada saat ini sangat terbatas, karena sebagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) fokus pada penanganan corona.

"Kami terus mengkaji kemungkinan untuk buka kembali sekolah, apakah Juni atau Juli. Pekan depan, Bapak Gubernur akan mengadakan telekonferensi dengan para bupati dan wali kota untuk membahas ini,"kata Marius.

Marius mengatakan, tujuan utama pemerintah adalah menciptakan masyarakat NTT yang sehat dan sejahtera.

"Pemerintah ingin rakyatnya tetap survive, memiliki daya tahan dan stamina, sosial, ekonomi, mentalitas yang kuat untuk bisa memecahkan masalah, ataupun berhadapan dengan masalah apapun termasuk virus corona," kata Marius.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Angka Kematian akibat DBD Lebih Tinggi dari Covid-19 di NTT

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas