Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengorek Asal Usul Pria Bersamurai Penyerang Polsek Daha Selatan yang Tewaskan Seorang Polisi

AR (20), pria pelaku penyerangan Kantor Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan diketahui sebagai sosok yang pendiam.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Mengorek Asal Usul Pria Bersamurai Penyerang Polsek Daha Selatan yang Tewaskan Seorang Polisi
Instagram/viralterkini99
Kantor Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Provinsi Kalimantan Selatan diserang dua orang tak dikenal, Senin (1/6/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, HULU SUNGAI SELATAN - AR (20), pria pelaku penyerangan Kantor Polsek Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan diketahui sebagai sosok yang pendiam.

AR diketahui tinggal di Desa Baruh Jaya, RT 3, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Ketua RT 3, Desa Baruh Jaya, Saleh, yang rumahnya dekat dengan tempat tinggal AR, mengungkap AR sebagai sosok pria yanga sangat pendiam.

Ia pernah belajar di pondok pesantren di Banjarbaru.

Setelah pulang ke desa, AR bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga.

Sebab, ayahnya mengalami gangguan jiwa.

Baca: Kisah Bripda M Azmi Hadapi Penyerang Polsek Daha Selatan Tanpa Senjata, Ceburkan Diri ke Rawa

Baca: Mabes Polri : Penyerang Polsek Daha Selatan Beraksi Seorang Diri

Baca: Pasca Penyerangan, Bendera Setengah Tiang Dikibarkan di Kantor Polsek Daha Selatan HSS

AR memiliki tiga kakak perempuan.

Berita Rekomendasi

Selain bekerja di salah satu perajin aksesosris, AR juga sering mencari ikan di sungai dengan cara menyuar.

Mengenai barang bukti yang disebutkan pihak kepolisian di polsek, antara lain lambang ISIS di selembar syal, serta barang lainnya, Saleh mengatakan, sama sekali tak mengetahui jika AR memiliki aktivitas lain.

”Setahu kami, dia bekerja sebagai tulang punggung keluarga. Kondisi ekonomi keluarganya pun bisa dibilang tidak mampu. Karena, ayahnya menderita gangguan jiwa, dia yang menghidupi keluarganya,” kata Saleh dilansir dari Banjarmasinpost.co.id, Rabu (3/6/2020).

Jenazah belum diserahkan kepada keluarga

Jenazah AR dievakuasi dari Polsek Daha Selatan ke RS H Hasan Basry Kandangan untuk divisum.

Dikabarkan jenazahnya AR hingga Rabu (3/5/2020) masih belum diterima pihak keluarganya.

Menurut warga setempat, jenazahnya masih dalam kewenangan kepolisian.

“Saat ini, pihak keluarga masih menunggu jenazahnya untuk dimakamkan. Tapi mereka sendiri tidak tahu, kapan diserahkan karena belum menerima informasi apapun dari pihak kepolisian,” ungkap Kepala Desa Baruh Jaya, Maslan, kepada Banjarmasinpost.co.id, Rabu (3/6/2020).

Baca: Koordinasi dengan Densus 88, Polda Kalsel Usut Jaringan Penyerang Polsek Daha Selatan

Baca: Runut Kejadian Penyerangan Polsek Daha yang Tewaskan Seorang Polisi, Secarik Kertas Jadi Petunjuk

Dijelaskan, dari informasi yang diperoleh, pemakaman bakal dilaksanakan di pemakaman umum di Dukuh, Desa Tambak Bitin.

Sementara itu, Kades mengaku tidak mengetahui kapan jenazah dipulangkan untuk dimakamkan. “Sejak kemarin, pihak keluarga juga menunggu,” kata Maslan.

Kronologi kejadian

Polsek Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, sebelumnya diserang seorang pria bersamurai, Senin (1/6/2020) sekira pukul 02.15 WITA.

Akibat serangan tersebut seorang anggota kepolisian Brigadir Leonardo Latupapua mengalami luka bacok dan meninggal di lokasi.

Sementara satu orang anggota polisi mengalami luka-luka.

Peristiwa bermula saat 3 anggota jaga SPKT yang melaksanakan piket jaga malam.

Ketiganya masing-masing Brigadir LL (Leonardo Latupapua) sebagai KA SPKT III‎, Brigadir DS piket Intel, dan Bripda MA piket Reskrim.

Sebelum menyerang Brigadir Leonardo Latupapua yang berada di ruang SPKT, pelaku terlebih dulu melakukan pembakaran mobil patroli Polsek Daha Selatan.

Kemudian pelaku masuk ke ruang SPKT dan melakukan penyerangan kepada Brigadir Leonardo Latupapua menggunakan sebilah samurai sekitar pukul 02.15 WITA.

Baca: Penjelasan Polisi Tentang OTK yang Bakar Mobil Patroli dan Menyerang Polsek Daha Selatan

Bripda MA yang pada saat kejadian berada di ruangan unit reskrim mendengar adanya keributan di ruang SPKT.

Kemudian Bripda MA mendatangi ruangan SPKT dan melihat keadaan Brigadir Leonardo Latupapua sudah mengalami luka bacok.

Mendapati itu, Bripda MA mendatangi Kanit Intel Brigadir DS untuk meminta pertolongan dan bersama-sama mendatangi ruang SPKT.

Pelaku kemudian mengejar kedua anggota yang mendatangi ruang SPKT tersebut dengan senjata tajam jenis samurai.

Baca: Dua Polisi Jadi Korban Penyerangan Polsek Daha Selatan, Satu Tewas dan Satu Luka-luka

Anggota yang dikejar tersebut lari ke ruang intel dan Binmas serta mengunci ruangan dari dalam sambil meminta bantuan menghubungi Polres Hulu Sungai Selatan.

"Pelaku ‎bersembunyi di ruangan unit reskrim Polsek, sampai bantuan dari Polres Hulu Sungai Selatan datang, pelaku tersebut tidak mau menyerah sehingga dilakukan tindakan tegas dan terukur terhadap pelaku," kata Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Mohammad Rifai dalam keterangannya, Senin (1/6/2020).

Secarik Kertas

Dari peristiwa tersebut kepolisian mengamankan sejumlah barang bukti berupa ‎1 bilah samurai, ‎1 kompang samurai, ‎1 unit sepeda motor , ‎1 anak kunci motor, ‎1 bendera hitam identitas ISIS berbentuk syal, ‎1 KTP, dan ‎1 lembar surat wasiat.

Dalam kertas yang ditandatangani orang yang mengaku Ana Abdurrahman itu mengataskan kelompok yang sedang memerangi thoghut dan mengaku sedang berjihad.

Baca: Polda Kalsel Benarkan OTK Bakar Mobil Patroli dan Serang Polsek Daha Selatan

"Jenazah pelaku sudah dibawa ke ‎RSUD Hasan Basry kandangan. Untuk mengusut kasus ini, kami koordinasi dengan Densus 88," kata Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Mohammad Rifai dalam keterangannya, Senin (1/6/2020).

Rifai mengatakan, untuk identitas pelaku adalah AR berusia sekitar 20 tahun, masih lajang, warga sekitar Daha, serta tinggal satu kampung dengan korban namun tak saling kenal.

Jaringan JAD Kalimantan

Analis Intelijen Ridlwan Habib menyebut pelaku adalah seorang teroris terlatih.

"Ini merupakan serangan terorisme terlatih dan terkoordinasi, bukan lone wolf," ujar Ridlwan, kepada Tribunnews.com, Senin (1/6/2020). 
Menurut Ridlwan, kelompok penyerang sengaja memilih waktu dini hari untuk mencari kelengahan polisi.

"Sasaran mereka polisi karena dianggap sebagai thaghut, musuh yang menghalangi cita cita mereka menyebarkan faham ISIS," katanya.

Peneliti terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habib, menjadi pembicara pada diskusi terkait Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), di kantor redaksi Tribun, Jakarta Pusat, Senin (23/3/2015). TRIBUNNEWS/HERUDIN
Peneliti terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia (UI), Ridlwan Habib.

Ridlwan menilai dari pola serangan dan mental para penyerang, mereka sudah terlatih.

"Kelompok simpatisan ISIS di Kalsel merupakan jaringan JAD Kalimantan," ujar alumni S2 Intelijen UI tersebut.

Baca: Melawan Petugas, Pelaku Penyerangan Polsek Daha Selatan Tewas Ditembak

Serangan ini menjadi bukti bahwa terorisme belum hilang di Indonesia.

Bahkan teroris masih melakukan serangan disaat virus corona sedang mewabah.

"Para analis sudah meramalkan ini akan terjadi, apalagi setelah ada seruan resmi dari ISIS pusat tiga hari lalu," kata Ridlwan .

Direktur The Indonesia Intelligence Institute itu mengingatkan adanya serangan serupa di tempat lain setelah Kalimantan Selatan.

"Polri harus bersiaga penuh, Polda Polda di seluruh Indonesia wajib waspada terhadap kemungkinan serangan susulan," ujar Ridlwan. (Tribunnews.com/ banjarmasinpost.co.id/ theresia/ malau/ hanani)

Sebagian dari artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Keluarga Menunggu Penyerahan Jenazah Pelaku Penyerangan Polsek Daha Selatan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas