Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tangis Histeris Pacar Terapis Pijat yang Dibunuh Pelanggannya, Bersimpuh di Kaki Ibu Korban

Pacar terapis pijat yang dibunuh pelanggan dengan cara sadis menangis sejadi-jadinya saat tiba di rumah duka.

Editor: Sri Juliati
zoom-in Tangis Histeris Pacar Terapis Pijat yang Dibunuh Pelanggannya, Bersimpuh di Kaki Ibu Korban
Tribunjatim/Luhur Pambudi
Keluarga korban saat berkumpul di rumah duka di Jalan Ciliwung, Wonokromo, Surabaya. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Steni (30) menangis sejadi-jadinya setelah mendengar kabar, pacarnya yang berprofesi sebagai terapis pijat, dibunuh, Rabu (17/6/2020).

Apalagi korban yang diketahui berinisial OW alias M (33) tewas mengenaskan setelah dibunuh pelanggannya.

Steni sampai dan bersimpuh di paha ibunda korban, Suhartiningsih (53).

Steni juga menangis sejadi-jadinya di rumah duka kawasan Jalan Ciliwung Darmo, Wonokromo, Surabaya.

Pemandangan yang mengiris hati itu disaksikan Hariati, sahabat sekaligus tetangga Suhartiningsih.

Saking teriris-iris hatinya, Hariati tak kuasa menahan sedih.

Ia turut menitikkan air mata.

Baca: FAKTA Terbaru Mahasiswa Bunuh Terapis Pijat Plus-plus di Surabaya, Pelaku Kalap Habiskan Uang Kuliah

Baca: Sosok Terapis Pijat yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Kardus, Dikenal Pendiam dan Mandiri

Berita Rekomendasi

Dia paham, betapa tak kuasanya seorang ibu mendengar kabar anaknya tewas, apalagi dengan cara-cara yang tragis.

"Steni (30) nama pacarnya (korban). Ya nangis di sini mas, saya nggak kuat lihatnya," ujarnya saat ditemui awak media di kediaman Suhartiningsih, Rabu (17/6/2020).

Hariati mengungkapkan, pacar korban datang sekira pukul 11.30 WIB sengaja ditelepon oleh Suhartiningsih.

Ibunda korban yang saat itu mendapat kabar langsung dari sejumlah anggota Polrestabes Surabaya, langsung menelepon calon menantunya itu.

"Pacarnya datang siang jam 11.30 WIB. Nangis di sini pacarnya terus memeluk paha ibunya, nangisnya lama," ujarnya.

Ia tidak mengetahui pasti berapa lama OW menjalin hubungan spesial dengan Steni.

Melihat ekspresi hancur Steni, ia yakin, Steni begitu sayang pada Monic.

Diketahui, penemuan mayat dalam kardus yang ternyata korban pembunuhan menggegerkan warga Lidah Kulon, Surabaya.

Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo menunjukkan barang bukti kasus pembunuhan terapis pijat di Surabaya yang mayat korbannya dimasukkan dalam kardus. Tersangka Yusron mengakui perbuatannya termasuk seberap sering menyewa terapis pijat plus-plus.
Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo menunjukkan barang bukti kasus pembunuhan terapis pijat di Surabaya yang mayat korbannya dimasukkan dalam kardus. Tersangka Yusron mengakui perbuatannya termasuk seberap sering menyewa terapis pijat plus-plus. (Firman Rachmanuddin/Surya)

Mayat korban ditemukan di dalam sebuah kardus wadah kulkas di sebuah rumha Jalan Lidah Kulon RT 3 RW 2 No 20, Lidah Kulon, Lakarsantri, Surabaya.

Hasil autopsi awal, sejumlah luka didapati di sekujur tubuh korban.

Di antaranya empat luka sayatan pada bagian leher atau tepatnya bawah telinga.

Kemudian luka sayatan pada bagian jari tangan kiri.

Kemudian, pada bagian telapak hingga pergelangan kaki kanan terdapat luka bakar.

"Akibat benda tajam," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran saat dikonfirmasi awak media, Rabu (17/6/2020).

Polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku pembunuhan yang tak lain Yusron Virlangga (20), anak pemilik rumah tempat di mana korban ditemukan.

Tersangka Yusron ditangkap di kawasan Ngoro, Mojokerto, sekitar pukul 14.00 WIB, dan dibawa ke Polrestabes Surabaya.

"Pelaku sudah tertangkap, sekarang sudah di Polrestabes Surabaya," ujar petugas kepada Surya.co.id.

Dalam pemeriksaan terungkap, Yusron nekat menghabisi nyawa korban lantaran panik saat korban teriak minta tolong.

Teriakan itu akibat cek-cok yang terjadi setelah Yusron merasa dibohongi oleh korban yang merupakan terapis pijat.

"Saya bayar pijatnya Rp 900.000. Kemudian dia (korban) menawarkan layanan plus-plus. Setelah itu saya (digituin) saja tapi minta tambahan uang Rp 300.000. Saya tidak mau," kata dia.

Karena terjadi perselisihan itu, korban kemudian dibekap tersangka.

Alih-alih diam, korban malah berteriak hebat dan membuat tersangka panik.

"Saya panik. Ambil pisau lipat langsung menusuk leher korban. Saya takut digerebek warga kalau dia (korban) teriak terus," aku Yusron.

Dari penyelidikan kepolisian, Yusron berkenalan dengan korban melalui media sosial Twitter.

Dalam chatting antara tersangka dengan korban terjadi kesepakatan.

Mereka bertemu di rumah kontrakan yang ditinggali mahasiswa salah satu universitas di Surabaya jurusan Teknik Sipil itu.

Korban datang, Selasa (16/6/2020) sekitar pukul 18.00 WIB.

Setelah itu, korban memberikan layanan jasa pijat selama 45 menit yang dimulai pukul 19.30 WIB.

Di sela-sela pijat, korban menawarkan layanan jasa plus-plus kepada tersangka.

"Saat itu saya hanya (digituin) saja. Belum sempat bersetubuh. Dia (korban) minta uang tambahan saya akhirnya gak mau. Tapi korban ngeyel ikut marah," tambahnya.

Korban dihabisi pelaku sekitar pukul 23.00 WIB setelah sempat terjadi cek-cok mulut.

Korban ditusuk menggunakan pisau lipat sebanyak emoat kali dan mengenai leher bawah telinga.

Setelah memastikan korban tak bernyawa, Yusron memasukkan jasad Monik ke dalam kardus dan berencana membakarnya dengan kompor portable.

Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo didampingi Kasat Reskrim, AKBP Sudamiran, Wakasat Reskrim, Kompol Ardian Satrio Utomo dan Kanit Jatanras, Iptu Agung Kurnia Putra, mengatakan tersangka sempat membakar korban.

"Rencananya akan dibakar sampai berabu. Karena takut apinya membakar rumah, tersangka kemudian mematikan kompor portable yang digunakan membakar korban."

"Jadi kaki kanannya yang terkena luka bakar," kata Hartoyo, Rabu (17/6/2020).

Setelah menghabisi korban, tersangka melarikan diri ke rumah bibinya di Ngoro Mojokerto.

Sebelumnya, tersangka menelepon ibunya dan menceritakan peristiwa tersebut.

Hasil pemeriksaan saksi-saksi, tersangka dikenal sebagai anak yang temperamental.

Yusron diakui kerap melawan orang tuanya dan tak bisa diatur.

Hal itu diakui tersangka di hadapan polisi.

Yusron juga tak sungkan mengakui jika uang yang digunakan membayar jasa korban merupakan uang SPP kuliah yang tak dibayarkan.

"Tersangka ini kami amankan tanpa perlawanan. Keluarga tersangka juga kooperatif sehingga kami dapat mengungkap kasus ini lebih cepat," kata Hartoyo.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Di Balik Pembunuhan Wanita Dalam Kardus, Pacar Monik Syok dan Bersimpuh di Kaki Calon Mertuanya

(TribunJatim.com/Luhur Pambudi)

Sumber: Tribun Jatim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas