Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siapa Sangka Yusron Sempat Berinteraksi dengan Pacar Korbannya Setelah Membunuh Sang Terapis Pijat?

Sebelum melayani terapis tersangka, korban sempat chatting dengan S. Korban memberi alamat sesuai pesanan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Siapa Sangka Yusron Sempat Berinteraksi dengan Pacar Korbannya Setelah Membunuh Sang Terapis Pijat?
Firman Rachmanuddin/Surya/Luhur Pambudi
Mahasiswa di Surabaya jurusan Teknik Sipil pembunuh wanita terapis pijat panggilan mengaku marah setelah bayar Rp 900 ribu pakai uang SPP kuliah, cuma digituin saja. 

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mayat seorang wanita terapis pijat ditemukan di sebuah kamar di dalam kardus lemari es di rumah kontrakan di Jalan Lidah Kulon 2B, Kecamatan Lakarsantri, Subaraya.

Identitas korban pembunuhan adalah Oktavia Widyawati (33), sedangkan pelakunya adalah Yusron Virlangga (20).

Update terbaru menyebutkan Yusron Virlangga sempat bertemu kekasih korban, S setelah menghabisi nyawa Oktavia Widyawati.

Bahkan Yusron tampak tenang saat berbicara dengan S.

Berikut rangkuman update fakta terbaru kasus pembunuhan terapis wanita di Surabaya.

Yusron Bertemu Pacar Korban

Tersangka M Yusron Fernanda (20) yang menghabisi nyawa Oktavia Widyawati (33) di rumah kontrakannya di Jalan Lidah Kulon IIB, Surabaya memiliki nyali yang besar.

Berita Rekomendasi

Keberanian mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Surabaya itu, terungkap dalam pemeriksaan yang dilakukan penyidik Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, Kamis (18/6/2020).

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran didampingi Kanit Jatanras Iptu Agung Kurnia Putra, menjelaskan penyidik telah menghadirkan S, pacar korban Oktavia Widyawati alias Monik.

Dalam pemeriksaan terungkap, S sempat ditemui tersangka Yusron di rumah kontrakannya.

Baca: Dirjen Kesehatan Malaysia: Dexamethasone Miliki Efek Samping dan Komplikasi, Jangan Disalahgunakan

Pertemuan itu berlangsung, Rabu (17/6/2020) dini hari atau sekitar pukul 01.00 WIB.

"Pertemuan singkat itu, S intinya mencari korban karena ponselnya saat dihubungi tidak aktif," kata Iptu Agung, Kamis (18/6/2020).

Bagaimana S bisa tahu alamat tersangka?

"Sebelum melayani terapis tersangka, korban sempat chatting dengan S, Selasa (16/6/2020) sekitar pukul 19.00 WIB. Korban memberi alamat sesuai pesanan Jalan Lidah Kulon IIB Surabaya," jelasnya.

Menurut Iptu Agung, kedatangan S ke rumah tersangka karena ponsel korban asal Jalan Ciliwung, Surabaya sekitar pukul 23.00 WIB dihubungi ada nada dering tapi tidak diangkat.

"Di telepon lagi sudah tidak aktif," katanya.

Pelaku Tampak Tenang

Dari kecurigaan itu, S mendatangi alamat tersangka sesuai dengan pesan Whatsapp yang diberikan korban sebelum tewas.

Ketika S datang ke rumah kontrakan tersangka, S ditemui langsung oleh Yusron.

Dalam percakapan itu, Yusron terlihat tenang. Tersangka menjawab jika korban sudah pergi dari tadi dijemput oleh seseorang menggunakan motor.

"Sempat berinteraksi. Tersangka menyebut jika korban sudah meninggalkan rumahnya. Padahal saat itu, korban sudah tak bernyawa di dalam kamar," lanjutnya.

Baca: Harga Emas Jumat, 19 Juni 2020 Turun Jadi Rp 895.000 per Gram, Berikut Rinciannya

Sudah 5 Kali Bertransaksi

Hasil pemeriksaan terbaru, Yusron mengaku sudah lima kali melakukan transaksi dengan para terapis wanita panggilan melalui akun twitter.

Ia mengaku lebih tertarik dengan wanita yang memiliki rentan usia lebih tua dengannya.

Dalihnya, kerap menonton video dewasa hingga menjadi fantasinya.

"Karena fantasi saja. Memilih yang lebih tua usianya dari tersangka," lanjut Agung.

Ditolak Bersetubuh

Diberitakan sebelumnya, Monik, terapis panggilan ditemukan tewas di dalam kardus kulkas dengan kondisi bersimbah darah.

Korban tewas setelah ditusuk empat kali di bagian leher bawah telinganya hingga kehabisan darah.

Motif pembunuhan itu diketahui setelah tersangka berhasil ditangkap tak sampai 24 jam dari kejadian.

Alasannya, tersangka tersinggung usai ajakan bersetubuhnya ditolak korban.

Padahal tersangka sudah membayar sebesar Rp 900.000 dari uang SPP kuliahnya.

Baca: Akibat Sehari Tiru Gaya Hidup Mike Tyson, Napas Habis dan Leher Jadi Kaku

Tak pelak, tersangka dengan korban beradu mulut hingga berujung pembunuhan.

Korban yang berteriak saat dibekap membuat tersangka panik hingga nekat menghabisinya.

Setelah dipastikan tak bernyawa, tersangka memasukkan tubuh korban ke dalam kardus dan mencoba membakarnya menggunakan kompor portable.

Tapi diurungkan takut membakar rumah kontrakan.

Korban akhirnya dibiarkan di dalam kardus dan tersangka kabur ke rumah bibinya di Ngoro, Mojokerto menggunakan jasa taksi online.

Mendi (paling kanan) saat ditemui di kediaman ibundanya di Jalan Ciliwung, Wonokromo, Surabaya
Mendi (paling kanan) saat ditemui di kediaman ibundanya di Jalan Ciliwung, Wonokromo, Surabaya (Tribunjatim/Luhur Pambudi)

Pacar Syok

Sebelumnya, S menangis sejadi-jadinya setelah mendengar kabar jika pacarnya, Oktavia Widiyawati (32) dibunuh di sebuah rumah di Jalan Lidah Kulon, RT 03 RW 02 Lidah Kulon, Lakarsantri, Surabaya, Rabu (17/6/2020).

Ia terlihat syok dan bersimpuh di paha, Suhartiningsih (53), ibu korban.

S juga menangis sejadi-jadinya di rumah duka Jalan Ciliwung RT 003/RW 05, Darmo, Wonokromo, Surabaya.

Pemandangan yang mengiris hati itu disaksikan Hariati, sahabat ibunda korban yang rumahnya bertetangga.

Saking teriris-iris hatinya, Hariati tak kuasa menahan sedih. Ia turut menitikkan air mata.

Baca: Skuat Komplit Barcelona Lawan Sevilla: Mulai Lionel Messi, Luis Suarez, hingga Antoine Griezmann

Dia paham, betapa tak kuasanya seorang ibu mendengar kabar anaknya tewas, apalagi dengan cara-cara yang tragis.

"Ya nangis di sini mas, saya nggak kuat lihatnya," ujarnya saat ditemui awak media di kediaman ibunda korban, Rabu (17/6/2020).

Hariati mengungkapkan, pacar korban datang sekira pukul 11.30 WIB sengaja ditelepon oleh sahabatnya, yakni Suhartiningsih.

Ibunda korban yang saat itu mendapat kabar langsung dari sejumlah anggota Polrestabes Surabaya, langsung menelepon calon menantunya itu.

Tersangka saat ditangkap di daerah Ngoro, Mojokerto, Rabu (17/6/2020)
Tersangka saat ditangkap di daerah Ngoro, Mojokerto, Rabu (17/6/2020) (Surya)

"Pacarnya datang siang jam 11.30 WIB. Nangis di sini pacarnya terus memeluk paha ibunya, nangisnya lama," ujarnya.

Ia tidak mengetahui pasti berapa lama anak sahabatnya itu; Oktavia Widiyawati, menjalin hubungan spesial dengan S.

Melihat ekspresi hancur dari S, ia meyakini, S begitu sayang pada Oktavia yang akrab disapa Monic.

Sosok Asli Oktavia Widyawati

Keluarga Oktavia Widiyawati (32), terapis pijat wanita yang dibunuh di dalam rumah di Lakarsantri, Surabaya, merasa terpukul dengan insiden tersebut.

Baca: Kasus Pak RT Tewas Ditusuk Warganya Sendiri: Kata Ketua RW dan Kondisi Tersangka Selama PSBB

Adik korban, Mendi (27) berkali-kali menyeka air mata. Mendi tak kuasa menahan tangis. Suaranya terdengar lirih, nyaris tak terdengar.

Bahkan saat ditanyai mengenai kenangan terakhir bersama sang kakak. Tangisan Mendi sontak pecah.

Mendi mengatakan, kakak pertamanya itu sudah cukup lama tidak tinggal serumah dengan ibunya.

"Enggak tahu kosnya di mana. Masih di kawasan Surabaya," ujarnya saat ditemui awak media di kediaman ibunda korban di Jalan Ciliwung, Wonokromo, Surabaya, Rabu (17/6/2020) sore.

Sosok korban di mata Mendi terbilang sebagai wanita yang pendiam. Tak semua obrolan gampang diungkap kakaknya.

Namun sebagai figur kakak, korban adalah sosok yang peduli dan pengertian pada keluarga dan adik-adiknya.

"Tapi kalau mau interaksi ya main ke rumah sini aja, terus lewat telpon aja. Orangnya emang tertutup, enggak suka cerita-cerita, orangnya suka mandiri," ujarnya.

Disinggung mengenai profesi atau pekerjaan kakaknya, Mendi beberapa kali menggelengkan kepala.

Pertanda bahwa dirinya tidak pernah tahu pekerjaan kakaknya selama ini.

"Enggak tahu aku," jelasnya.

Seingat Mendi, terakhir kali kakaknya itu berjumpa keluarga, pada Jumat (12/6/2020) pekan lalu.

Baca: 657 Pekerja di Rumah Pemotongan Hewan Jerman Positif Covid-19, 7.000 Orang Dikarantina

Kakaknya itu datang ke rumah. Melepas kangen dengan sang ibundanya, Suhartiningsih (53), yang tergolek lemas karena sakit demam, dan memberikan sedikit uang kepada ibundanya.

"Kalau saya terakhir ketemu kakak, Kamis (11/6/2020), saat dia pesan makanan, gak ada yang aneh. Kalau ketemu saya hari Kamis, Cash on Delivery (COD) makanan beku di HR Muhammad," ujar dia.(Firman Rachmanudin/Luhur Pambudi/Putra Dewangga/Surya.co.id)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Pembunuh Terapis Wanita di Surabaya Bertemu Pacar Korban Setelah Beraksi, Berikut Update Faktanya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas