Acara Pernikahan di Semarang Jadi Klaster Corona, Wagub Jateng Singgung Kejujuran Tamu Undangan
Acara pernikahan di Kota Semarang menjadi klaster baru penularan virus corona (Covid-19).
Penulis: Indah Aprilin Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Acara pernikahan di Kota Semarang menjadi klaster baru penularan virus corona (Covid-19).
Untuk diketahui penambahan kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah, satu di antaranya dipicu sebuah acara pernikahan di Kota Semarang.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyampaikan informasi yang diperolehnya terkait pelaksanaan acara pernikahan tersebut.
Hal itu disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube KompasTV, Selasa (22/6/2020).
Taj Yasin menyebut, pada acara pernikahan sudah menerapkan protokol kesehatan.
Baca: Komisi VIII Cemaskan Naiknya Angka Pernikahan Usia Dini: Sosialisasi Minim
Baca: Satu per Satu Keluarga Positif Corona setelah Pesta Pernikahan, Ibu Mempelai Meninggal & Ayah Kritis
"Yang kami terima informasi bahwa di pernikahan itu sebenarnya protokol kesehatan sudah dilakukan," kata Maimoen.
Lebih lanjut, Maimoen menyinggung kejujuran para tamu undangan yang hadir.
Menurutnya, tamu undangan harus menyampaikan dengan jujur terkait riwayat perjalanan sebelumnya.
Apabila ada yang sempat melakukan kontak langsung dengan pasien positif corona.
"Akan tetapi memang kejujuran dari siapapun orangnya itu harus ada kejujuran bahwa kita pernah bertemu dengan orang yang pernah di swab positif dan lain sebagainya," jelas Maimoen.
"Kita harus ungkapkan itu," sambungnya.
Berdasarkan informasi, ia menambahkan, salah satu tamu undangan ada yang sudah menunjukkan gejala penyakit tersebut.
Baca: PMKS dengan Gejala Corona Meninggal di Tanah Abang, Istri Langsung Dites Covid-19
Baca: Ibu Hamil 7 Bulan di Malang Meninggal Kena Corona, Dirawat 5 Hari, Alami Gagal Jantung & Sesak Napas
"Dan informasi yang kami terima bahwa memang ada gejala yang sebenarnya sudah ada tapi memang ditutup-tutupi."
"Informasi ya, saya belum tahu kebenarannya," paparnya.
Sementara itu, Maimoen meminta masyarakat agar memiliki kesadaran atas bahaya penularan virus corona.
"Yang pertama bahwa protokol kesehatan sudah diterapkan sedemikian ketat," tegasnya.
"Akan tetapi memang kesadaran masyarakat ini yang harus kita bangun."
"Kebersamaan bahwa virus corona ini masih bahaya terhadap kita semua," ujar Maimoen.
Baca: Terpisah dari Rombongan, Pesepeda Wanita di Semarang Alami Pelecehan: Saya Nangis di Pinggir Jalan
Baca: Lari di Hari Kedua Pernikahan, Wanita 19 Tahun Dipenggal Suaminya Setahun Kemudian
Sehingga, ia menuturkan, apapun ketentuan dan peraturan yang sudah diatur diharapkan agar dipatuhi.
Seperti halnya pelaksanaan pernikahan di tengah pandemi virus corona.
"Pernikahan ini juga harus melalui protokol kesehatan yang begitu ketat, batasan-batasan pengunjungnya berapa, ya kita patuhi," kata dia.
Satu per Satu Keluarga Positif Corona setelah Pesta Pernikahan
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memberikan keterangan terkait warganya yang nekat mengadakan pesta pernikahan.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan, banyak di antara mereka yang terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan tracing.
Hendi sapaan akrabnya membenarkan bahwa ada warga Semarang yang menggelar pernikahan.
Ia menambahkan, pesta pernikahan itu terjadi sekitar pertengahan Juni 2020.
Namun, Hedi menuturkan, pernikahan itu dilakukan tidak sesuai prosedur seharusnya di tengah pandemi virus corona.
"Kejadian empat hari yang lalu ada pernikahan yang tidak sesuai dengan protokol kesehatan karena lebih dari 30 orang," kata Hendi, Sabtu (20/6/2020), dikutip dari Kompas.com.
Baca: Klaster Baru Virus Corona Mulai Bermunculan di Sejumlah Daerah
Baca: Pasien OTG di Brebes Ini Sudah 2 Bulan Dikarantina, 12 Kali Tes Swab tapi Hasil Tetap Positif Corona
Acara pernikahan bukannya berakhir bahagia, tetapi justru berujung duka.
Sebab, setelah pesta pernikahan, satu per satu keluarga mengalami sakit, kritis hingga meninggal dunia.
Lebih lanjut, Hendi tidak menyampaikan secara rinci jumlah tamu undangan dan tempat acara pernikahan tersebut.
Kendati demikian, Hendi mengungkapkan, penemuan kasus baru virus corona tersebut berawal setelah acara pernikahan selesai.
Ia pun mengatakan, ibu dari salah seorang mempelai dikabarkan meninggal dunia.
Tak hanya ibu dari mempelai, saat ini sang ayah juga tengah sakit kritis akibat terpapar Covid-19.
Baca: Pesta Pernikahan di Jateng Berakhir Duka, Satu Per Satu Kerabat Positif Covid-19, Ada yang Meninggal
Baca: Gelar Pernikahan Tanpa Protokol Kesehatan, Satu per Satu Kerabat Warga Semarang Ini Positif Covid-19
"Tersiar kabar ibu salah seorang pengantin meninggal dunia. Kemudian menyusul ayahnya sakit kritis positif Covid-19," jelas Hendi, dikutip dari Kompas.com.
Selain itu, salah satu anggota keluarga mempelai juga dikabarkan meninggal dunia.
"Terus anak atau adiknya yang pengantin juga meninggal. Lalu kita tracing," ungkapnya.
Hendi menyebut, dari hasil tracing ditemukan takmir masjid pelaksanaan acara pernikahan tertular virus corona.
"Dari sembilan orang ada lima orang yang tertular positif Covid-19. Tracing lagi ke keluarganya banyak yang positif," ujar Hendi.
Baca: Pimpin Upacara HUT Jakarta, Gubernur Anies Baswedan Sampaikan Wabah Corona Mulai Terkendali
Baca: Dua Pekan Masa Transisi, Anies Sebut Angka Reproduksi Efektif Corona di Jakarta Turun Lagi Jadi 0,98
Oleh karena itu, Hendi mengimbau masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan dalam berkegiatan dengan disiplin.
Meskipun, di beberapa sektor penerapan PKM dilonggarkan, masyarakat harus dengan kesadaran pribadi memutus mata rantai penyebaran virus corona.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin) (Kompas.com/Kontributor Semarang, Riska Farasonalia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.