Kisah Ibu Hamil Berjuang Terobos Banjir Pakai Jeriken di Empat Lawang
Ibu hamil bernama Ira atau Hera itu terpaksa dievakuasi oleh keluarga karena akan segera melahirkan saat banjir merendam tempatnya tinggalnya.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, EMPATLAWANG - Seorang ibu hamil di Desa Muara Aman Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker), sempat dievakuasi akibat musibah banjir, Rabu (24/6/2020), pukul 07.00 WIB.
Ibu hamil bernama Ira atau Hera itu terpaksa dievakuasi oleh keluarga karena akan segera melahirkan saat banjir merendam tempatnya tinggalnya.
Rangga suami dari Ira dan keluarga harus mengevakuasi wanita 21 tahun itu menggunakan rakit yang dibuat dari jeriken.
Setelah melewati Dusun II Desa Muara Aman yang terendam banjir, suaminya dalam keadaan cemas bercampur panik, melanjutkan perjalanan menumpang mobil warga.
Dari kelokasi praktik bidan terdekat di Desa Keban Jati berjarak sekitar 10 Km dari Desa Muara Aman yang terendam banjir.
Baca: Gaji Ke-13 untuk ASN, TNI, dan Polri Belum Cair dalam Waktu Dekat
Baca: Cerita Clara Gopa Sebelum Terkenal Bareng Duo Semangka, Berawal dari Panggung Hajatan
Kepala Puskesmas Pasemah Air Keruh (Paiker) Siti Khodijah, dikonfirmasi membenarkan adanya warga Desa Muara Aman, yang sedang hamil dibawa suaminya Rangga dan keluarga dari Desa Muara Aman, melahirkan pada Rabu (24/6/2020) sekitar pukul 07.00 pagi di rumah praktek bidan Marmina.
Dari laporan bidan Marmina yang menolong persalinan, ibu dan bayi dalam keadaan sehat.
Bayi yang dilahirkan berjenis kelamin laki- laki, lahir normal, sekitar pukul 07.30 WIB atau setengah jam setelah tiba di lokasi praktek bidan.
Bayi itu memiliki berat badan 3,8 Kg dan panjang 51 Cm.
Setelah beristirahat, Ira diperbolehkan pulang sore harinya.
Untuk diketahui Desa Muara Aman sekitar pukul 12.00 WIB, masih terendam banjir namun dengan ketinggian bervariasi mulai dari mata kaki sampai tinggi dada orang dewasa atau satu meter lebih.
Desa Muara Aman ini terletak agak jauh, karena jalannya berada jalurnya dengan jalur Desa kebanyakan di Paiker.
Camat Paiker, Noperman Subhi dikonfirmasi mengatakan selain merendam pemukiman warga di Muara Aman, di desa lain luapan sungai juga merendam sawah sekitar 50 hektar di Desa Air Mayan.
Camat Paiker sejak pagi meninjau lokasi rumah warga banjir hingga sawah terendam.
"Sejumlah rumah ada yang kebanjiran, kandang ternak, serta sekolah SD ikut terendam ," kata Noperman, Rabu (24/6/2020)
Dikatakannya, dalam musibah tersebut tidak sampai mengakibatkan rumah warga hanyut, tapi dirinya mengkhawatirkan karena rumah warga di lokasi banjir masih banyak terbuat dari kayu.
"Alhamdulillah, tidak ada rumah warga yang hanyut, tapi rumah kayu ditakutkan jebol," jelasnya
Ditambahkan Kades Air Mayan Darmawan, hampir 50 hektar di areal Palo Dalam dan Pama Sawah, Kecamatan Paiker Rabu (24/6/2020) juga terendam akibat luapan Sungai Air Keruh.
"Sejak semalam air melimpah ke sawah besar sekali, akibatnya sawah terendam, dari aliran Sungai Air Keruh," terang Darmawan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Empat Lawang Kuswinarto dikonfirmasi mengaku sudah memerintahkan petugas BPBD kelokasi banjir.
"Anggota kita sudah di lapangan guna membantu masyarakat yang terkana banjir, berjumlah 15 orang,"katanya
Dirinya juga mengimbau agar masyarakat khususnya yang berada di pinggiran sungai agar jangan menebang hutan sembarangan karena bisa berdampak kerugian untuk masyarakat itu sendiri
"Bencana ini adalah urusan kita bersama, makanya jaga alam maka alam pun akan menjaga kita, sebab musibah kebanjiran dan tanah longsor yang sering terjadi ini ialah akibat ulah tangan - tangan yang tidak bertanggung jawab, seperti sudah dilarang menebang pohon di hutan lindung tapi kenyataannya masih saja di tebang, " kata Kuswinarto. (SP/ Andi Wijaya)
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Cerita Ibu Hamil Berjuang Terobos Banjir Pakai Jeriken di Empat Lawang, Bayi Lahir Selamat
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.