Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Pengalaman 'Nyontek Massal' Saat UN untuk Jaga Nama Baik Sekolah, Pengamat: Ini Pembangkangan

Viral cuitan seorang warganet setelah mengungkap pengalaman saat dirinya mengikuti Ujian Nasional (UN). Dimanfaatkan jadi sumber contekan oleh guru.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Viral Pengalaman 'Nyontek Massal' Saat UN untuk Jaga Nama Baik Sekolah, Pengamat: Ini Pembangkangan
SERAMBI Banda Aceh/BUDI FATRIA
Para Komunitas Aceh Jenius berunjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Rabu (2/5). Dalam aksi itu, mereka mendukung gerakan anti mencontek dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi serta memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada guru dan murid yang jujur dalam proses belajar mengajar. SERAMBI/BUDI FATRIA 

TRIBUNNEWS.COM - Cuitan seorang warganet menjadi viral setelah mengungkap pengalaman saat dirinya mengikuti Ujian Nasional (UN) beberapa tahun silam.

Kala itu, dia menjadi peringkat pertama try-out Ujian Nasional se-Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Setelahnya, para guru mengumpulkan murid-murid yang pintar untuk dijadikan sumber contekan massal.

Nyontek massal ini dilakukukan sang guru, supaya nama baik sekolah tetap terjaga.

Mekanisme nyontek-massal ini juga dijelaskan dalam cuitannya.

Menurutnya, anak pintar yang terpilih diwajibkan memberi jawaban kepada teman-teman yang kurang pintar agar bisa lulus bersama.

Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 di SMAN 1 Jakarta, Senin (9/4/2018).
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 di SMAN 1 Jakarta, Senin (9/4/2018). (WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA)

Baca: Kemendikbud Alihkan Anggaran Ujian Nasional 2020 Untuk Penanganan Pandemi Corona

Bagi mereka yang memberi contekan, maka akan mendapat balasan berupa sanjungan dan bingkisan hadiah.

Berita Rekomendasi

Namun, mereka yang tidak mau memberi contekan, maka akan mendapat sindiran pedas dari teman-temannya.

Menariknya, meski sang penulis menjadi pihak yang memberi contekan, ia mengaku tidak keberatan.

Bahkan, ia menganggap praktik 'nyontek massal' ini menjadi hal yang lumrah untuk dilakukan.

Cuitan tersebut dibagikan oleh sebuah akun Twitter pada Jumat (19/6/2020) lalu dan telah diretweet hingga 9 ribu kali dan disukai 29 ribu warganet di jagat maya.

viral cuitan nyontek masal 1
viral cuitan nyontek masal

Lantas bagaimana pengamat pendidikan memandang praktik 'nyontek massal' ini?

Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori turut memberikan pandangannya.

Menurutnya, sekolah yang melakukan praktik nyontek massal ini, disebut gagal menerapkan pendidikan karakter pada siswanya.

Pasalnya, Isa menyampaikan, fungsi dari pendidikan di sekolah ini tidak hanya meningkatkan nilai akademik saja.

Tetapi penting juga merubah perilaku dari yang baik menjadi tidak baik, yang dikenal sebagai pendidikan karakter.

"Kalau melihat apa yang terjadi di Nganjuk ini sebetulnya sekolah butuh mengaktualisasi diri untuk dianggap sekolah baik."

"Tetapi cara yang dilakukan salah," ujar mantan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya ini kepada Tribunnews, Jumat (26/6/2020).

Baca: Kisah Haru Wisudawan Terbaik soal Pendidikan di Tanah Papua, Hanya Miliki Satu Guru & Buku Terbatas

Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori.
Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori. (Tribunnews/Istimewa)

Isa menuturkan, cara 'memanfaatkan' siswa pintar untuk menjadi sumber contekan bagi siswa lainnya, menunjukkan sebuah kegagalan sekolah.

Terutama, gagal dalam meningkatkan proses pendidikan karakter.

"Ini yang harusnya menjadi perhatian bagi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur."

"Ternyata gagasan Dinas Pendidikan untuk menguatkan pendidikan karakter tidak berjalan baik di lapangan."

"Terlebih sekolah negeri yang melakukannya," kata Isa kepada Tribunnews melalui sambungan telepon.

Ilustrasi Ujian Nasional.(TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Ilustrasi Ujian Nasional.(TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Baca: VIRAL Curhat Wali Murid Soal Pemberian Hadiah pada Wali Kelasnya, Wajarkah di Dunia Pendidikan?

Lebih lanjut, Isa juga menjelaskan, praktik nyontek massal ini bisa dikatakan sebagai pembangkangan terhadap kebijakan pendidikan.

Pasalnya, pendidikan karakter yang membuat adanya kejujuran dan tanggung jawab tidak diajarkan secara nyata.

"Hanya untuk menjaga nama baik sekolah, mereka melanggar etika atau maksud baik dari pendidikan karakter."

"Ini bisa dikatakan pembangkangan terhadap pemerintah, dalam hal ini terhadap kebijakan pendidikan," ungkap pria yang menjadi anggota Dewan Pendidikan di Jawa Timur ini.

Para Komunitas Aceh Jenius berunjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Rabu (2/5). Dalam aksi itu, mereka mendukung gerakan anti mencontek dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi serta memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada guru dan murid yang jujur dalam proses belajar mengajar. SERAMBI/BUDI FATRIA
Para Komunitas Aceh Jenius berunjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Banda Aceh, Rabu (2/5). Dalam aksi itu, mereka mendukung gerakan anti mencontek dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi serta memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada guru dan murid yang jujur dalam proses belajar mengajar. SERAMBI/BUDI FATRIA (SERAMBI Banda Aceh/BUDI FATRIA)

Baca: Viral Wisuda Putra Papua Tak Dihadiri Orang Tua karena Biaya, Sosoknya Berprestasi Keliling Dunia

Menurutnya, bila praktik ini terus dilakukan, maka akan lebih banyak nilai-nilai penting yang terbuang.

Seperti, guru akan lebih mengagungkan murid yang pintar dibanding murid yang jujur.

"Kalau semua guru hanya mengagungkan kecerdasan tapi kecerdasan karakternya ditinggalkan, mau jadi apa negeri ini?"

"Menurut saya pendidikan menjadi ujung tombak, permasalahan bangsa ini bukan kurangnya orang pinter, tetapi kurangnya orang jujur," pungkas Isa.

(Tribunnews.com/Maliana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas