Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Arahan Khusus Risma untuk Wilayah dengan Banyak Kasus Covid-19 di Surabaya

Adapun beberapa wilayah yang diundang dalam video conference itu adalah wilayah Kecamatan Tambaksari, Gubeng, Bubutan, dan Tegalsari.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Arahan Khusus Risma untuk Wilayah dengan Banyak Kasus Covid-19 di Surabaya
Tribunnews.com/Chaerul Umam
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 

TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar video conference dengan jajaran kecamatan, kelurahan dan para RW, yang wilayahnya masih terindikasi banyak kasus Covid-19.

Risma memberikan perhatian khusus kepada wilayah-wilayah yang terdampak Covid-19 cukup tinggi.

Adapun beberapa wilayah yang diundang dalam video conference itu adalah wilayah Kecamatan Tambaksari, Gubeng, Bubutan, dan Tegalsari.

"Kami sengaja mengundang teman-teman RW ini karena memang beberapa tempat di wilayahnya, pandeminya masih tinggi. Makanya saya berharap untuk bersama-sama melawan pandemi ini," kata Risma saat di Balai Kota Surabaya, Sabtu (27/6/2020).

Baca: 3 Lokasi yang Berpotensi Jadi Titik Penularan Corona di Masa New Normal Menurut Achmad Yurianto

Baca: Risma Klaim Tren Kasus Positif Covid-19 di Surabaya Menurun

Baca: Kisah Tragis Gadis Sidoarjo Jadi Tulang Punggung hingga Tewas Dibunuh karena Tak Mampu Bayar Utang

Menurut dia, yang harus diperhatikan dalam melawan pandemi ini adalah kedisiplinan untuk selalu menggunakan masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan.

Ia juga meminta para RW ini untuk tidak segan-segan mengingatkan atau menegur warga yang tidak menggunakan masker.

"Kita jangan segan mengingatkan warga ketika tidak menggunakan masker, termasuk di warung-warung itu. Karena menurut para ahli, jika kita disiplin menggunakan masker, berarti kita sudah mengurangi 50 persen risiko penularan Covid-19 ini," kata Risma.

BERITA REKOMENDASI

Dalam kesempatan itu, Risma juga mengapresiasi para RW karena sudah bekerja keras menertibkan warga dengan mengefektifkan satgas-satgas di Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.

Berkat kerja keras hingga pemberlakuan bloking itu, akhirnya saat ini penyebaran virus ini tidak ke samping atau tidak horizontal, tapi penyebarannya lebih kepada keluarganya masing-masing.

"Makanya, tugas kita semua saat ini, termasuk saya sendiri, jajaran kecamatan, kelurahan dan teman-teman RW untuk merayu supaya pasien yang terkonfirmasi Covid-19 itu bisa mau untuk dirawat di rumah sakit, sehingga virusnya itu tidak menyebar ke keluarganya atau saudara-saudaranya," ujar Risma.

Semua petugas diminta untuk selalu menjaga jarak minimal 2 meter apabila hendak merayu atau pun saat akan menolong pasien Covid-19.

Baca: Sebaran Virus Corona Indonesia Sabtu (27/6/2020): Lampaui Jabar, Kasus Covid-19 di Jateng Jadi 3.294

"Kita tidak boleh sembrono, kita tidak boleh terlalu mendekat. Petugas apapun juga tidak boleh terlalu mendekat dengan pasien," tegas Risma.

Risma menjelaskan, salah satu alasan kenapa Surabaya harus menerapkan tatanan normal baru dan tidak memperpanjang PSBB, karena sudah banyak warga yang mengeluh.

Ada yang mengeluh diberhentikan dari tempat kerja, ada yang tidak bisa jualan, hingga tidak bisa mencari nafkah untuk keluarganya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas