Menyerahkan Diri, Ayamo Paman John Kei Ungkap Sempat Didatangi Nus Kei pada 2017
Pria bernama Muhammad Arsyad alias Ayamo (60) disebut-sebut sebagai paman sekaligus anak buah John Kei.
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Pria bernama Muhammad Arsyad alias Ayamo (60) disebut-sebut sebagai paman sekaligus anak buah John Kei.
Ayamo adalah satu dari empat anak buah John Kei yang menyerahkan diri ke Polda Metro Jaya beberapa hari lalu.
Ia mengakui ikut bersama belasan anak buah John Kei saat menyerang rumah Nus Kei nomor 52 di kluster Australia, Green Lake City, Cipondoh, Tangerang, Minggu (21/6/2020) pukul 12.25 WIB.
Andai saat itu Nus Kei ada di rumahnya, Ayamo memastikan dirinya akan membuat perhitungan langsung dengan paman John Kei tersebut.
"Jam 12 kita masuk. Ada tiga mobil yang masuk. Saya berada di mobil putih," ungkap Ayamo saat diwawancarai TV One yang dikutip TribunJakarta.com, Selasa (30/6/2020).
Baca: Siapa Paman John Kei yang Buat Perhitungan dengan Nus Kei? Terungkap Kejadian 2017 Silam
Baca: Serahkan Diri ke Polisi, Anak Buah John Kei Akui Lakukan Penyerangan karena Pernah Diancam Nus Kei
Saat anak buah John Kei menyerang, Nus Kei baru saja keluar rumah membantu menolong keponakan dan adik sepupunya, Angke Rumotora alias Frangky (38) dan Yustus Corwing alias Erwin (45) yang terluka parah.
Keduanya dianiaya sekitar enam anak buah John Kei saat hendak menuju Jalan Kresek Raya, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu pukul 11.30 WIB.
Saat itu, Nus Kei lah yang membawa Frangky dan Erwin ke rumah sakit setelah diserang anak buah John Kei. Di tengah perjalananan ke rumah sakit, nyawa Erwin tak tertolong dan meninggal.
Nus Kei sempat mendapat kabar rumahnya diserang anak buah John Kei, tapi setelah kembali ke rumahnya, mereka sudah pergi dari lokasi.
Beruntung, tujuh orang anggota keluarga Nus Kei termasuk istri, dua anaknya dan keponakan, berhasil menyelamatkan diri setelah lari ke genting dan menyeberang ke rumah tetangga.
Akui Perbuatannya
Ayamo sudah menyerahkan diri ke Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya, diantar oleh dua pengacara John Kei, yakni Anton Sudanto dan Buhari.
"Saya harus berani berbuat, harus berani bertanggungjawab," ungkap Ayamo.
Menurut pengacara bernama Buhari, hubungan Ayamo dan John Kei adalah paman dan keponakan.
Penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya menghadirkan Ayamo bersama lima anak buah John Kei saat rilis perkembangan penanganan perkara pada Senin (29/6/2020).
Selain Ayamo, ada M, TH, SR alias Tecco, PM alias O, ARK alias G. Semuanya sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik.
Tersangka M dan TH dijerat oleh penyidik dengan pasal kepemilikan senjata api berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951. Mereka tak terlibat kasus ini.
"Dua tersangka ini laporan polisinya terpisah," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.
Polisi menemukan barang bukti 1 senjata api Baretta, 4 butir peluru dan 1 magazine dari tersangka M. Sedangkan dari tersangka TH, polisi menemukan 1 airsoft gun.
Berbeda dari tersangka M dan TH, empat anak buah John Kei seperti Ayamo, Tecco, PM alias O dan ARK alias G punya keterlibatan dalam kasus ini.
Keempatnya menyerahkan diri di tempat berbeda.
Baca: Polisi Masih Selidiki Asal Usul Kepemilikan Dua Senjata Api Kelompok John Kei
Baca: Cerita Anak Buah John Kei Telepon Polisi Minta Ditangkap Karena Resah dan Takut
Takut Diserang Balik
Perawakan Ayamo kurus dan tidak terlalu tinggi dibandingkan lima anak buah John Kei yang ikut dihadirkan dalam konferensi pers pada Senin siang itu.
"Dia ikut dalam kendaraan di perumahan di Tangerang dan melepaskan tembakan," ujar Yusri.
Andreansyah, driver ojek online, mengalami luka di jempol kaki kanannya akibat terkena rekoset senjata api anak buah John Kei.
Yusri belum bisa memastikan apakah rekoset itu keluar dari senjata yang diletuskan tersangka WL atau Ayamo.
"Dia menyerahkan diri langsung ke Resmob. Dia merasa takut jadi buronan, kemudian datang ke Resmob Polda Metro Jaya," ucap dia.
Dalam wawancara dengan TV One sebelum menyerahkan diri, Ayamo mengakui mulanya hanya ingin menyaksikan penyerangan teman-temannya ke rumah Nus Kei.
"Saya hanya datang ingin menyaksikan saja dan juga saya ingin masuk ke rumah Nus," ucap Nus Kei.
Ia punya alasan kenapa ikut dalam penyerangan itu, tak lain karena ingin membuat perhitungan dengan paman John Kei tersebut.
Ketika John Kei masih mendekam di Lapas Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Ayamo punya kenangan buruk dengan Nus Kei.
Kenangan Pahit Ayamo
Ayamo bercerita, Nus Kei membawa anak buahnya sebanyak tiga mobil mendatangi rumahnya dan mencari dirinya pada 2017 silam.
"Dia mencari mau membunuh saya. Tapi yang turun dua orang, Nus dengan anak buahnya," cerita Ayamo.
Nus Kei mencari keberadaan Ayamo namun hanya istrinya saja yang saat itu ada di rumah.
"Mana Muhammad Arsyad?" begitu tanya Nus Kei seperti ditirukan Ayamo berdasarkan cerita istrinya.
Sang istri menjelaskan kepada Nus Kei, jika suaminya sedang keluar rumah. Ayamo baru tahu dirinya dicari-cari oleh Nus Kei.
Ayamo penasaran lalu bertanya apa masalahnya hingga Nus Kei mencari-cari dirinya. "Nus dan anak buahnya ancam saya pakai golok," sambung Ayamo.
Peristiwa pahit itu selalu dikenang Ayamo sehingga dalam hatinya akan membuat perhitungan dengan Nus Kei suatu hari.
"Saya punya niat dalam hati saya, kamu turun ke rumah saya beberapa kali, saya niat satu kali hanya berdiri di pintu rumah kamu. Supaya kamu tahu saya juga pernah berdiri di rumah kamu," ucap Ayamo.
Ayamo benar-benar mendatangi rumah Nus Kei, bersama belasan anak buah John Kei pada penyerangan Minggu siang. Ia memastikan di sana tidak merusak, bahkan tidak menyentuh rumah atau mobil Nus Kei.
Menurut Ayamo, ceritanya akan lain jika Nus Kei ada di rumahnya saat itu. "Memang kalau ada dia, saya mau melakukan kekerasan juga," akunya.
Lantaran Nus Kei tak ada di lokasi, Ayamo hanya menonton anak buah John Kei lainnya yang memecahkan kaca rumah dan mengobrak-abrik ruang tamu.
Satu hal yang diakui Ayamo adalah melemparkan dua plastik bensin yang semula hendak dipakai untuk membakar rumah Nus Kei, tapi ia urungkan.
"Saya hanya pernah melempar bensin dua plastik. Yang plastik kecil saya yang lempar. Saya niatnya untuk membakar mobil yang pernah turun ke rumah saya," ucap dia.
TONTON SELENGKAPNYA DI SINI
"Saya enggak lempar ke rumah, saya lempar ke mobil. Yang masih ada tertinggal di mobil itu lemparan saya tapi tidak jadi dibakar. Saya pikir tetangga yang punya rumah bisa terkena," kata Ayamo mengakui perbuatannya.
Sebelumnya, Nus Kei pernah blak-blakan beberapa kali mendapat ancaman dari John Kei melalui anak buahnya.
"Saya tahu persis itu dia (John Kei, red) karena sebelumnya sudah ada ancaman. Ancaman itu sudah nyata, sudah berapa kali dia kirim orang ke rumah saya," cerita Nus Kei di TV One beberapa hari lalu.
Nus Kei menjelaskan ancaman yang diterimanya kadang lewat telepon, WhatsApp, bahkan sampai kedatangan orang-orang suruhan John Kei.
"Kirim orang itu bukan baru sekali. Sudah tiga kali. Keempat kejadian dan puncaknya hari Minggu kemarin," cerita Nus Kei.
Kedatangan pertama anak buah John Kei, Nus Kei tak ada di rumah. Kedatangan kedua dan ketiga, Nus Kei ada di rumah dan menemui mereka.
"Itu pun mereka masih kirim saudara-saudara saya yang tadinya juga turut serta melakukan perbuatan ini. Terus yang keempat udah masuk ke rumah hari Minggu kemarin," beber dia.
Menurut polisi, setidaknya ada 47 orang terlibat kasus permufakatan jahat, penyerangan dan pembunuhan berencana terhadap Nus Kei.
Mereka terlibat perencanaan pembunuhan dan pemufakatan jahat saat penganiayaan dua anak buah Nus Kei di Duri Kosambi dan penyerangan di rumah Nus Kei di kluster Australia, Green Lake City.
Jumlah daftar pencarian orang (DPO) ini tak menutup kemungkinan akan bertambah seiring pemeriksaan penyidik terhadap saksi dan para tersangka yang telah ditahan.
Sekurang-kurangnya, ada 8 DPO lagi yang masih diburu tim kepolisian di lapangan. (TribunJakarta.com/Muji Lestari)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Cerita Ayamo Paman John Kei Sempat Ingin Buat Perhitungan dengan Nus Kei, Ungkit Kejadian 2017 Silam
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.