Di Kabupaten Tangerang, 36 Anak Terancam Gizi Buruk
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, tercatat ada sebanyak 28,8 persen warganya menderita kurang gizi
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagai daerah penyangga ibukota, perkembangan pembangunan di Tangerang cukup masif.
Infrastruktur yang menjadi parameter masyarakat, dalam sepuluh tahun terakhir tumbuh sangat signifikan.
Tangerang bahkan menjadi kota terbesar ketiga di Jabodetabek punya banyak infrastuktur yang mendukung terciptanya sebuah kawasan hunian yang nyaman.
Tidak tanggung-tanggung, Pemerintah Kota Tangerang telah menerapkan dan mengembangkan konsep Liveable, Investable, Visitable dan E-city yang disingkat menjadi LIVE.
Artinya Tangerang sebagai kota layak huni, layak investasi, layak dikunjungi, dan sudah menggunakan teknologi informasi berbasis elektronik.
Sayangnya, berbanding terbalik dengan geliat pertumbuhan infrastruktur, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Tangerang yang menjadi indikator keberhasilan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat terbilang rendah.
Baca: Gizi Buruk Anak Dianggap Salah Satu Faktor Meningkatkan Resiko Kematian
Berdasarkan data BPS, IPM Kota Tangerang sebesar 77,01 merupakan urutan ke 53 IPM kota/ kabupaten se-Indonesia. Sementara Kabupaten Tangerang dengan IPM 70,97 berada pada urutan 145, dari total 514 kabupaten/ kota di Indonesia.
Jika dirunut, salah satu faktor penentu tinggi rendahnya IPM adalah kecukupan gizi anak dimasa 1.000 HPK.
Artinya, kecukupan gizi anak sejak dalam masa kandungan hingga berusia dua tahun akan menentukan kualitas anak dimasa depan. Asupan gizi yang cukup akan menumbuhkan generasi unggul yang mampu bersaing dengan masyarakat dunia.
Karena itu, bila IPM Tangerang – yang hanya berjarak 50 km dari pusat kota Jakarta berada pada urutan bawah, maka kecukupan gizi anak-anak usia dini perlu diperhatikan.
Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar mengakui masih banyak anak-anak yang mengalami stunting atau masalah kurang gizi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, tercatat ada sebanyak 28,8 persen warganya menderita kurang gizi.
"Stunting ini masih dianggap biasa, padahal ini berdampak pada pertumbuhan anak, masyarakat harus tahu masalah stunting supaya bisa diminimalisir keberadaannya," ujar Ahmed Zaki dalam keterangannya, Senin (13/7/2020).
Baca: Oknum Satpam di Tangerang Sudah 30 Kali Cabuli 4 Korban
Aktivis kesehatan anak, Yuli Supriati mengatakan di beberapa daerah, stunting masih belum menjadi kekhawatiran masyarakat. Calon ibu dan ibu-ibu muda, dikatakan Yuli masih banyak yang tidak teredukasi mengenai stunting.