Rekonstruksi Pembunuhan Anak Tiri: Pelaku Mendorong Korban Sebelum Memasukkannya ke Dalam Toren
Saat pelaku digiring oleh polisi, warga yang datang langsung meneriaki pelaku. Sedangkan ibu korban, Siti terlihat sangat sedih kehilangan anaknya.
Editor: Dewi Agustina
![Rekonstruksi Pembunuhan Anak Tiri: Pelaku Mendorong Korban Sebelum Memasukkannya ke Dalam Toren](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/rekonstruksi-kasus-pembunuhan-bocah-di-dalam-toren.jpg)
Siti Aisyah (29) sempat bercerita terakhir kali dia melihat putrinya, Aulia.
Pada Kamis pagi harinya, ia dan suaminya masih berada di rumah kontrakan.
Setelah itu, barulah dia pergi mengamen sekitar jam siang.
"Nitip ke ibu saya. (Saya) pulang setengah satu malam, lihat di kontrakan enggak ada," ujar perempuan yang akrab disapa Asih tersebut.
Dari sejak dini hari hingga Jumat paginya, dia terus mencari keberadaan putrinya di sekitar kontrakan.
![Nasib nahas dialami oleh bocah perempuan berusia 5 tahun di Desa Panenjoan Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung. Ia ditemukan sudah tak bernyawa di tempat penampungan air atau toren, Jumat (17/7/2020).](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/bocah-tewas-di-dalam-penampungan-air.jpg)
Dia juga sempat mencari ke rumah bibi hingga teman putrinya.
Namun, upaya pencarian itu tak membuahkan hasil.
Hingga akhirnya, dia kaget bukan main saat mengetahui, putrinya sudah terbujur kaku berada di dalam toren.
"Sampai pagi hari cari enggak ada. Tahu dalam toren jam sembilan pagi. (Saya langsung) bilang ke ibu, suami," katanya.
Asih meyakini, putrinya tak mungkin bisa naik hingga menuju toren itu.
Pasalnya, toren itu juga cukup tinggi.
"Enggak mungkin naik ke toren karena memang tinggi," ujarnya.
Kini, beban yang diterima Asih semakin bertambah.
Pasalnya, keberadaan suaminya, Hamid Arifin (25) juga tak diketahui.
"Belum tahu lokasi di mana sekarang. Ke kantor polisi enggak ikut," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Polisi Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Bocah 5 Tahun di Cicalengka, sang Ibu Tak Berhenti Menangis