Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hanya Gara-gara Tolak Beri Uang Rp 10 Ribu, Seorang Pria Dibunuh Temannya Pakai Pisau, Perut Ditusuk

David (20 tahun) pemuda yang menghabisi nyawa Boy Sandi, diringkus oleh petugas dari Unit Reskrim Polsek Seberang Ulu (SU) I.

Editor: Miftah
zoom-in Hanya Gara-gara Tolak Beri Uang Rp 10 Ribu, Seorang Pria Dibunuh Temannya Pakai Pisau, Perut Ditusuk
DNA India
ILUSTRASI- David (20 tahun) pemuda yang menghabisi nyawa Boy Sandi, diringkus oleh petugas dari Unit Reskrim Polsek Seberang Ulu (SU) I. 

TRIBUNNEWS.COM- Seorang pria dibunuh oleh temannya sendiri.

Korban dibunuh gara-gara menolak memberi uang Rp 10 ribu kepada pelaku.

Dari pengakuan pelaku, korban sempat memukulnya hingga berdarah.

David (20 tahun) pemuda yang menghabisi nyawa Boy Sandi, diringkus oleh petugas dari Unit Reskrim Polsek Seberang Ulu (SU) I.

Polisi menangkap tersangka tidak sampai tiga jam setelah peristiwa pembunuhan, Minggu (26/7/2020).

"Pelaku kami tangkap di rumahnya tadi pagi pukul 03.00, masih wilayah SU I. Ada barang bukti juga kita amankan, senjata tajam pisau rencong," kata Kapolsek SU I, Kompol Farizon melalui Kanit Reskrim, Iptu Irwan Siddik, Minggu (26/7/2020).

Irwan menjelaskan, pembunuhan ini bermula ketika pelaku David meminta uang sebesar Rp 10 ribu kepada korban.

Baca: Mayat Bayi Mengapung di Sungai Tulangbawang, Tubuhnya Masih Dibalut Bedong dan Baju

Baca: Seorang Pemuda Cekcok Lalu Tinju Kepala Pria Lain yang Kepergok Berduaan dengan Pacarnya di Kost

Baca: Pembunuh Pria di Depan Musala Ngaku Pakai Sabu sebelum Beraksi, Kesal Orangtua Selalu Diancam Korban

David (20 tahun) pemuda yang menghabisi nyawa Boy Sandi, diringkus oleh petugas dari Unit Reskrim Polsek Seberang Ulu (SU) I
David (20 tahun) pemuda yang menghabisi nyawa Boy Sandi, diringkus oleh petugas dari Unit Reskrim Polsek Seberang Ulu (SU) I (Tribun Sumsel/ Agung Dwipayana)
BERITA TERKAIT

Namun korban menolak dan diduga kesal, lalu mengucapkan kalimat dengan nada tinggi kepada pelaku.

"Berdasarkan pengakuan pelaku, setelah minta uang Rp 10 ribu itu, dia dipukul oleh Boy sampai hidungnya berdarah."

"David yang mengaku terdesak, lalu mencabut pisau di pinggangnya dan menusuk Boy dua kali. Satu di punggung, satu di perut," terang Irwan.

Korban lalu jatuh tersungkur di TKP di Lorong Jayalaksana, Jalan Faqih Usman, Kelurahan 3-4 Ulu.

Warga sekitar sempat membawa korban ke RSUD Bari, namun nyawanya tidak tertolong.

Jasad korban lalu dibawa ke rumah duka di Lorong Karya, Jalan Faqih Usman, Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan SU I.

Sementara polisi kini masih melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.

"Kami amankan, masih diperiksa," tukas Irwan.

Duka mendalam dirasakan Yanti (65 tahun) yang mendapati kenyataann putranya Boy Sandi, meninggal dunia dengan cara dibunuh.

Di dekat jenazah sang putra, Yanti tak henti-hentinya memanjatkan doa.

Di tengah kesedihannya, Yanti mengungkapkan bahwa putranya bernama Boy Sandi (36 tahun) merupakan tulang punggung keluarga.

"Anak saya ini kerja setiap hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Dia selalu bantu keluarganya," kata Yanti saat ditemui di rumah duka di Lorong Karya, Jalan Faqih US, Kelurahan 2 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu (SU) I, Minggu (26/7/2020).

Malam saat peristiwa berdarah itu, Yanti mengaku tak memiliki firasat apa-apa.

Namun seketika hatinya gelisah saat putranya tak kunjung pulang padahal sudah larut malam.

"Semalam sekitar pukul 01.00, saya dapat kabar anak saya terkapar di jalan. Kenapa anak saya disakiti orang? Saya kaget dan ini jadi tanda tanya buat saya," kata Yanti sambil bercucur air mata.

Wanita 65 tahun ini mengisahkan, sejak Boy berpisah dengan istrinya beberapa tahun lalu, ia bertekad ingin menghidupi kedua anaknya.

Sehingga, Boy bekerja menjadi buruh bangunan dan pengemudi ojek.

"Anaknya dua, dia sendirian yang cari uang setelah berpisah dengan istrinya," ungkap Yanti.

Tanggung jawab mendiang Boy, akhir-akhir ini makin besar karena sang ayah bernama Azzumar yang berusia 70 tahun, menderita sakit tifus dan hanya terbaring lemah di rumah.

Sehingga Boy harus mencari biaya tambahan untuk mengobati ayahnya.

"Bapaknya sakit. Kemudian dua cucu saya ini masih sekolah SD dan SMP."

"Mereka masih butuh kasih sayang orang tua mereka," kata Yanti menuturkan.

Keluarga meminta pihak berwajib menghukum pelaku sesuai perbuatannya.

"Kami minta hukum setimpal," kata Yanti yang terus menangis.

Mendiang Boy Sandi meninggalkan dua orang anak yakni Citra Wulandari (14 tahun) dan Putra Ramadan (8 tahun).

Rencananya, jenazah Boy akan dimakamkan di TPU Kamboja hari ini pukul 14.00.

Sementara pelaku pembunuhan terhadap Boy berhasil diamankan polisi.

"Pelaku sudah diamankan di rumahnya, masih di wilayah SU I. Pelakunya David usia 20 tahun. Barang buktinya ada, senjata tajam pisau rencong," kata Kapolsek SU I, Kompol Farizon melalui Kanit Reskrim, Iptu Irwan Siddik.

Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul "Tulang Punggung Keluarga Itu Tewas Dibunuh, Boy Warga 2 Ulu Palembang Tinggalkan 2 Anak" dan "Gegara tak Memberi Uang Rp 10 Ribu, Boy Sandi Tewas Ditusuk David di 2 Ulu Palembang"

Sumber: Tribun Sumsel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas