Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tewas Dikeroyok, Arisky Pernah Menolak Saat Ditawari Jadi Saksi di Pilkada: 'Iya Kalau Masih Hidup'

Bambang teringat, anak ketiganya itu pernah menolak tawaran seorang keponakannya, untuk menjadi saksi prosesi pemilihan umum kepala daerah.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Tewas Dikeroyok, Arisky Pernah Menolak Saat Ditawari Jadi Saksi di Pilkada: 'Iya Kalau Masih Hidup'
Tribunjatim.com/Luhur Pambudi
Jenazah Arisky Tri Yulianto (26) saat disemayamkan di kamar mayat RSU dr Soetomo Surabaya. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Bambang Arkenoko (61), ayah Arisky Tri Yulianto (26) korban pengeroyokan tewas di Jalan Raya Medokan Semampir, Sukolilo, Surabaya, masih tampak bersedih pada Minggu (2/8/2020) sore.

Sesekali tampak kian lugas hingga lesung kedua di pipinya terlihat jelas, saat melayani wawancara singkat dengan awak media di depan kediamannya.

Seraya menebar pandangan ke arah langit cerah yang luput dari penutup terop terpal yang terpasang di depan rumahnya, penanda suasana berkabung keluarga besarnya.

Ingatannya samar-samar akan momen-momen kecil yang pernah terjadi beberapa hari belakangan, sebagai penanda atau firasat kepergian anaknya yang nomor tiga, dari lima bersaudara itu.

Sebagai pribadi, Bambang mengaku tak memiliki firasat macam-macam yang menandai kepergian anaknya itu.

"Kebetulan kalau kerja ikut saya. Ya kakaknya. Kerja di proyek, istilahnya bangun rumah, renovasi. Tapi tidak ada tanda-tanda firasat aneh," ujarnya saat ditemui awak media di rumah duka, di Jalan Medokan Semampir Tengah, Sukolilo, Surabaya.

Baca: Ariska Tewas Dikeroyok Sejumlah Pemuda di Sukolilo, Polisi GerakCepat Tangkap Beberapa Pemuda

Berita Rekomendasi

Namun setelah berjuang keras menyibak memori kenangan yang tak begitu penting dikecap pemaknaan, Bambang yakin dua momen percakapan Arisky dengan sejumlah kerabatnya, yang ceritanya sempat terdengar kedua telinganya.

Itulah firasat yang dimaksud oleh awak media yang penasaran, sejak Minggu (2/8/2020) dini hari.

Bambang teringat, bahwa anak ketiganya itu pernah menolak tawaran seorang keponakannya, untuk menjadi saksi prosesi pemilihan umum kepala daerah (Pilkada) yang akan berlangsung Desember 2020 mendatang.

Bukan penolakan itu yang membuat Bambang bergumam. Namun, celetukan kalimat yang dilontarkan Arisky itu yang membuatnya yakin, bahwa itu sebagai penanda kepergian sang anak.

"Kalau kemarin, kan ditanya mau jadi saksi ini (pilkada)? Ditanya kan ga mau. 'Iya kalau masih hidup' ditanya keponakan saya itu," jelas pria berkumis tebal itu.

Jenazah Arisky Tri Yulianto (26) saat disemayamkan di kamar mayat RSU dr Soetomo Surabaya.
Jenazah Arisky Tri Yulianto (26) saat disemayamkan di kamar mayat RSU dr Soetomo Surabaya. (Tribunjatim.com/Luhur Pambudi)

Selain itu, Bambang mengaku, juga memiliki firasat lain. Namun itu datangnya dari menantunya, yang menikah dengan anak pertamanya; Bagus Yulianto (36).

Sehari sebelum Arisky dikabarkan tewas, sang menantu, ungkap Bambang, sempat merasa ada yang aneh dari perangai Arisky.

Biasanya, dikenal pendiam, dan hanya berbicara sekadarnya. Malam itu, Arisky tampak begitu riang, penuh canda dan ceria.

"Cuma malam itu. Waktu di depan, istrinya ini (kakak ipar) melihat almarhum ini ceria, biasanya diam, kok malam itu joget-joget ceria," tutur Bambang, dengan guratan kening yang tebal penanda kesedihan ayah ditinggal mati anaknya.

Baca: 3 Pemuda Nekat Keroyok Seorang Polisi di Bandung, Gara-gara Ditegur Gelar Pesta Miras di Kuburan

Kini, anak ketiganya itu telah berpulang. Meninggalkan seorang anak laki-laki berusia 6,5 tahun.

"Anak satu, 6,5 tahun, laki laki, mau masuk SD," kata Bambang seraya merangkul cucunya, atau putra semata wayang Arisky, yang sejak awal hingga 10 menit sesi wawancara berlangsung menggelayuti lengan ketiak kakeknya itu.

Pelaku Ditangkap

Aparat kepolisian berhasil membekuk beberapa pelaku pengeroyokan yang menewaskan Ariska Tri Yulianto (26) di Jalan Raya Medokan, Semampir, Sukolilo, Surabaya.

Bambang Arkenoko, ayah korban tewas dalam pengeroyokan, pada Minggu (2/8/2020) dini hari, meyakini pelakunya lebih dari lima orang.

Dia mengatakan, spekulasi mengenai jumlah pelaku pengeroyokan anak ketiganya, masih simpang siur.

Berdasarkan keterangan yang dihimpunnya dari anak pertamanya, Bagus Yulianto (36), yang turut bersama korban di malam itu, pelaku yang mengeroyok korban dan tiga orang temannya, berjumlah lebih dari 10 orang.

"Tapi pengakuan tersangka 5 orang. Tapi ini, jadi dikeroyok ada lebih dari 10 orang," ujarnya saat ditemui awak media di rumah duka, di Jalan Medokan Semampir Tengah, Sukolilo, Surabaya, Minggu (2/8/2020).

Kendati demikian, Bambang mengapresiasi langkah tanggap Unit Reskrim Polsek Sukolilo dan Satreskrim Polrestabes Surabaya, yang berhasil membekuk dua orang di antara pelaku pengeroyokan.

"Jadi posisi pengakuan tersangka, tadi dishare di ponsel, itu 5 orang, yang ketangkap kan 2 orang," tuturnya.

Kendati jenazah anak ketiganya yang telah memberinya satu orang cucu itu telah dikebumikan sekira pukul 15.00 WIB di tempat pemakaman umum di dekat pemukiman tempat tinggalnya, Bambang mengaku masih menyimpan rasa geram.

Baca: Satu Keluarga di Palembang Keroyok Tetangga Mereka hingga Tewas, Para Pelaku Dikenal Tempramental

Pasalnya, sekira pukul 02.00 WIB, saat diajak oleh sejumlah anggota polisi untuk meninjau prosesi olah tempat kejadian perkara di kawasan jalan tersebut, terkesan ada upaya para pelaku untuk menelantarkan korban begitu sadis, dengan maksud menghilangkan jejak.

Pasalnya, antara lokasi pertengkaran; melibatkan anaknya sejumlah orang tak dikenal itu, dengan lokasi terakhir mayat anaknya terkapar, terpaut jauh, sekira 10 meter.

"Enggak dipinggirkan, mungkin untuk menghilangkan jejak, supaya anak itu terlihat enggak diketahui orang," ujarnya.

Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Sukolilo, Iptu Zainul Abidin tak menampik bila sejumlah terduga pelaku pengeroyokan telah diamankan oleh pihak kepolisian.

Kanit Reskrim Polsek Sukolilo, Iptu Zainul Abidin (kiri) saat menunjukkan tersangka dan barang bukti.
Kanit Reskrim Polsek Sukolilo, Iptu Zainul Abidin (kiri) saat menunjukkan tersangka dan barang bukti. (Tribun Jatim/istimewa)

Namun pihaknya enggan mengungkapkan secara detail, mengenai motif, bahkan jumlah para pelaku yang telah diamankan itu.

Pasalnya, proses penyidikan beserta pengembangan kasus tersebut, masih terus diupayakan oleh pihaknya, Tim Antibandit Polsek Sukolilo dan Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya.

"Nanti tunggu Kapolsek saja ya," ungkap Abidin.

Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Anaknya Jadi Korban Pengeroyokan, Ayah di Surabaya Ungkap Kenangan Bersama Almarhum

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas