Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelecehan Seksual Modus Penelitian Swinger oleh Dosen di Yogyakarta, Kronologi hingga Jumlah Korban

Kasus dugaan pelecehan seksual oleh seorang dosen di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta terungkap ke publik.

Penulis: Daryono
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Pelecehan Seksual Modus Penelitian Swinger oleh Dosen di Yogyakarta, Kronologi hingga Jumlah Korban
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Ilustrasi pelecehan seksual - Kasus dugaan pelecehan seksual oleh seorang dosen di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta terungkap ke publik. 

TRIBUNNEWS.COM -  Kasus dugaan pelecehan seksual oleh seorang dosen di sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta terungkap ke publik.

Dalam aksinya, dosen berinisial BA itu melakukan pelecehan seksual dengan modus penelitian tentang seks swinger.

Berikut rangkuman tentang dugaan pelecehan seksual tersebut sebagaimana dihimpun Tribunnews.com, Selasa (4/8/2020):

1. Kronologi atau Awal Mula Terungkap

Terungkapnya kasus dugaan pelecehan seksual oleh BA diungkap oleh salah seorang korban, IA melalui akun Facebooknya baru-baru ini. 

Unggahan IA kemudian menjadi viral di Facebook.

Dikutip dari Kompas.com, dalam unggahannya, IA mengatakan, BA menghubunginya pada Januari 2019.

Berita Rekomendasi

Sebelum menghubungi, BA mengajak berteman di akun Facebook-nya.

Baca: Tanggapi Kasus Fetish Kain Jarik, Polda Jawa Timur Buka Posko Pengaduan Korban Pelecehan Seksual

Awalnya BA menjalin komunikasi via chat Facebook.

"Dia mengaku akan melakukan penelitian, membantu penelitian temannya yang dari psikolog. Dia membantu penelitian sosial," ucap IA.

Diungkapkannya, BA sempat telepon sebanyak dua kali.

Namun, pembicaraan dalam telepon itu dirasa aneh.

"Saya blokir pada tahun itu juga setelah telepon dua kali kok aneh, kemudian saya blokir. Sebelum itu saya tidak pernah mengenal dia," urainya.

BA biasa mengajak berteman di akun Facebook penyintas setelah masuk ke sebuah grup.

BA memang sengaja masuk ke grup-grup untuk mencari target.

"Iya, dia tahu saya melakukan penelitian, karena masuk ke grup-grup lalu semua di-add terus random," ungkapnya.

Terkait peristiwa tersebut, IA kemudian mengunggah di media sosial Facebook-nya.

BA lantas meminta seseorang untuk menghubungi IA guna meminta maaf.

"Karena sudah saya blokir, dia meminta seseorang untuk menghubungi saya sebagai mediasi mau meminta maaf. Karena sejak tulisan saya viral, dia ditekan sana-sini," tegasnya.

2. Pelaku Buat Video Permintaan Maaf

Setelah aksi pelecehan seksual olehnya terungkap, BA membuat video permintaan maaf.

Video permintaan maaf itu dibuat setelah ada mediasi antara dua korban dan Illian Deta Arta Sari yang merupakan pengacara para korban.

Mediasi itu terjadi pada Minggu, 2 Agustus 2020

Dalam pertemuan, itu pelaku mengakui kesalahannya dan menyampakan permintaan maaf.

Setelah itu, BA membuat permintaan maaf dalam bentuk video dan kemudian viral.

Video berdurasi 1 menit 40 detik itu memperlihatkan BA yang sedang mengenakan kemeja putih.

"Terimakasih teman-teman yang sudah mau mendengarkan video ini. Saya membuat rekaman ini dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari siapapun" ucap BA, dikutip dari TribunJateng

Baca: Anggota Parlemen Inggris Ditangkap Setelah Dilaporkan Melakukan Pelecehan Seksual

BA menjelaskan permintaan maafnya terkait rencana penelitiannya tentang swinger atau tukar pasangan pada pihak perempuan.

Ia mengakui jika penelitian itu bohong dan hanya keinginan dirinya untuk berfantasi seksual saja.

"Saya B****** A***** ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong, karena sesungguhnya saya lebih ingin berfantasi swinger secara viryal semata. Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya disetiap waktu."

Dalam permintaan maaf itu, BA mengaku pernah melakukan pelecehan seksual secara fisik kepada perempuan.

"Selain berfantasi secara virtual tentang swinger, saya juga pernah melakukan pelecehan secara fisik."

Dalam aksinya selama ini, BA mencatut nama dua lembaga besar, yaitu UGM dan NU.

"Secara khusus saya meminta maaf kepada seluruh korban baik dari kampus UGM Bulaksumur maupun yang lain yang pernah menjadi korban pelecehan saya baik secara fisik, tulisan maupun verbal sehingga menimbulkan trauma."

"Saya juga minta maaf kepada NU dan UGM karena selama ini menyalahgunakan nama NU dan UGM dalam mencari target."

Aksi BA ini ia lakukan tanpa sepengetahuan sang istri.

Pada akhir video, ia mengatakan jika akan menceritakan semua kelakuannya pada sang istri dan minta didampingi ke psikiater.

Supaya penyimpangan dalam dirinya bisa sembuh.

"Apa yg saya lakukan selama ini tidak diketahui oleh istri saya.
Setelah ini saya akan menceritakan kepada istri saya dan meminta dia mendampingin saya dalam melakukan terapi secara intensif ke Psykolog maupun Psykiater agar bisa terbebas dari penyimpangan ini. Kemudian terakhir saya berjanji untuk tidak melakukan ini lagi, dan bila terbukti saya siap menerima konsekuensi yang ada," tutup BA. 

Kini, BA telah menghapus akun media sosialnya sehingga video BA tak lagi muncul namun masih ditemukan karena telanjur viral. 

3. Korban Mencapai 50 Orang

Korban pelecehan seksual yang dilakukan pria berinisial BA, yang mengaku sebagai dosen sebuah universitas di Yogyakarta dan melakukan penelitian tentang swinger, mencapai 50 orang.

Seorang penyintas, IA, sejak unggahan di Facebook-nya viral, sampai saat ini sudah sebanyak 50 laporan korban yang masuk.

Baca: Viral Kronologi Kasus Pelecehan Seksual Gilang Bungkus-membungkus Pakai Jarik, Diduga Fetish

Penyintas kebanyakan dihubungi oleh BA melalui chat media sosial atau telepon.

"Ada yang lewat Facebook Messenger, ada yang lewat komen dan kami konfirmasi apakah sama ini orangnya dan sebagainya. Pendataan masih, kayaknya bertambah pada bilang, 'Mbak saya dihubungi ini', dengan berbagai modus," jelas IA saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/8/2020).

(Tribunnews.com/Daryono) (TribunJateng/Like Ardila) (Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas