Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Video TikTok Anak Usia 4 Tahun Belum Bisa Berjalan, Keluarga Ungkap Kondisinya Kini

Viral video anak usia 4 tahun belum bisa berjalan. Begini kondisinya saat ini menurut pengakuan keluarga.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Viral Video TikTok Anak Usia 4 Tahun Belum Bisa Berjalan, Keluarga Ungkap Kondisinya Kini
TikTok @rosmala0303
Viral video TikTok anak usia 4 tahun belum bisa berjalan. Begini kondisinya saat ini menurut pengakuan keluarga. 

TRIBUNNEWS.COM - Unggahan video TikTok yang menampilkan seorang anak berusia 4 tahun yang belum dapat berjalan viral di media sosial.

Laki-laki kecil dalam video tersebut tampak bergerak mengambil mainannya dengan cara mengesot.

Pengunggah menyebutkan dalam videonya bahwa anak tersebut juga belum bisa merangkak.

"Belum bisa merangkak, jadi ngesot dulu," tulis pengunggah dalam videonya.

Baca: Viral di Medsos, Kru Kapal Ini Temukan Kucing yang Terjebak di Lautan Lepas

Diketahui, video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @rosmala0303 pada 24 Juli 2020 lalu.

Video itu pun mengundang perhatian warganet dan menjadi viral.

Hingga Kamis (6/8/2020), video tersebut telah ditayangkan lebih dari 399 ribu kali, disukai lebih dari 12 ribu orang, dan dikomentari 700-an orang.

Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, pengunggah, Rosmala, mengaku anak tersebut merupakan keponakannya.

Berita Rekomendasi

Wanita yang tinggal di Pisangan Lama, Jakarta Timur, itu pun membenarkan, keponakan tercintanya tersebut masih belum dapat berjalan di usia 4 tahun.

Menurut Rosmala, sang keponakan, A, sempat didiagnosis meningitis di usia 5 bulan hingga kemudian dokter mendiagnosisnya mengalami cerebral palsy.

Lebih lanjut, Rosmala pun mengungkap kondisi A saat ini.

Menurutnya,setelah menjalani operasi dan melakukan pengobatan serta terapi secara rutin, kini keponakannya semakin menunjukkan perkembangan yang baik.

"Sedikit demi sedikit sudah mulai ada perkembangan, seperti sudah bisa duduk," kata Rosmala pada Tribunnews.com, Kamis (6/8/2020).

Baca: VIRAL Video Anak Beri Kejutan HP untuk Ayahnya, Begini Sosok Ayah di Mata sang Anak

Rosmala menambahkan, kini A sedang menjalani terapi untuk bisa berdiri dan berjalan.

"Sekarang sedang proses terapi agar bisa berdiri sendiri dan berjalan," ujarnya.

Sementara itu, Rosmala menuturkan, meningitis yang diderita A membuatnya beberapa kali berusaha untuk membenturkan kepalanya sendiri ke tembok.

"Karena meningitisnya ini, dia suka menjedotkan kepalanya ke tembok kadang," ungkapnya.

Menurut Rosmala, keluarga biasanya mengendalikan hal itu dengan memberi A pengertian.

Namun, terkadang keluarga juga harus memegangi tangan A untuk menahannya supaya tak membenturkan kepala.

"Awalnya dikasih pengertian lalu kadang kita pegang tangannya," kata Rosmala.

"Kalau sudah keterlaluan, kita ikat tangannya," sambung dia.

Baca: Viral Video Perempuan Lakukan Foto Nikah saat Ledakan di Beirut Lebanon, Berlarian Selamatkan Diri

Rosmala mengatakan, saat ini A masih menjali pengobatan di rumah sakit.

Selain itu, A juga rutin mengikuti terapi.

"Saat ini kami masih berobat di rumah sakit dan terapi-terapi di rumah sakit," ujarnya.

Rosmala berharap, keponakannya tersebut dapat segera sembuh dari penyakitnya.

Ia pun mengaku berharap, dengan tersiarnya kabar mengenai kondisi keponakannya tersebut, akan semakin banyak yang mendoakan sang keponakan.

Awal Mula A Jatuh Sakit

Rosmala menceritakan, keponakannya tersebut awalnya lahir normal.

Namun, A mulai sakit di usia 4 bulan.

Menurut Rosmala, di awal sakitnya, A tidak mampu menangis.

"Jadi awalnya A terlahir normal, lalu karena virus/bakteri di umur 4 bulan, sewaktu awal sakit dua hari, dia tidak menangis sama sekali, hanya melotot-melotot saja matanya," kata Rosmala pada Tribunnews.com, Kamis (6/8/2020).

Baca: Fakta-fakta Viral Driver Gojek Berikan Pelayanan Istimewa, Dapat Tip dan Pujian dari Pelanggan

Rosmala menambahkan, saat itu keluarga sempat mengira A terkena sawan.

Bahkan mereka memanggil seorang ustaz untuk membantu menyembuhkan A.

"Keluarga kira sawan sampai dipanggilkan Pak Ustaz, lalu tiba-tiba kejang dan dokter bilang radang selaput otak, meningitis," jelas Rosmala.

Bayi A saat Badan Kaku
Kondisi bayi A saat badannya kaku akibat mengalami kejang.

Rosmala mengatakan, setelah itu, kepala A membesar.

Sampai akhirnya, A pun dioperasi pada usia 5 bulan.

"Akhirnya kepalanya membesar karena tidak bisa menyerap cairan dalam kepalanya."

"Umur 5 bulan operasi pemasangan alat di kepala untuk membantu membuang cairan tersebut," beber Rosmala.

Lebih lanjut, Rosmala mengatakan, syaraf A kemudian terganggu akibat cairan di kepalanya.

Sehingga, tangan kanan A menjadi bengkok dan kaki kirinya pun kaku.

Baca: VIRAL Video Anak Beri Kejutan HP untuk Ayahnya, Begini Sosok Ayah di Mata sang Anak

Dokter kemudian mendiagnosis A mengalami cerebral palsy.

"Akibat cairan yang di kepala, syarafnya jadi terganggu, jadi tangan kanannya bengkok dan kaki kirinya kaku."

"Lalu dokter mendiagnosis dia terkena cerebral palsy," cerita Rosmala.

Rosmala mengatakan, setelah sakit, keponakannya menjadi seperti anak yang baru lahir.

"Setelah dia sakit, dia seperti anak yang baru lahir lagi, tidak bisa minum susu terlalu banyak karena pencernaannya belum kuat," 

Kini, hingga usia empat tahun, A masih belajar berjalan.

Namun, menurut Rosmala, kondisi A semakin hari semakin terlihat perkembangannya.

Rosmala menyebutkan, saat ini keluarganya fokus untuk memberikan pengobatan serta doa pada A.

Mengenal Cerebral Palsy

Dilansir Tribunnews.com dari Mayo Clinic, cerebral palsy merupakan sekelompok kelainan yang mempengaruhi gerakan dan tonus otot atau postur tubuh.

Cerebral palsy disebabkan oleh kerusakan yang terjadi pada otak yang belum matang saat berkembang, paling sering sebelum lahir.

Tanda dan gejala cerebral palsy umumnya muncul selama masa bayi atau prasekolah.

Secara umum, cerebral palsy menyebabkan gangguan pergerakan yang terkait dengan refleks abnormal, floppiness atau rigiditas pada tungkai dan badan, postur abnormal, gerakan tak terkendali, berjalan tidak stabil, atau kombinasi dari semuanya.

Baca: TRIBUNNEWSWIKI - Mengenal Gejala dan Pencegahan Cerebral Palsy

Orang dengan cerebral palsy dapat mengalami masalah menelan dan umumnya mengalami ketidakseimbangan otot mata.

Hal itu membuat mata tidak fokus pada objek yang sama.

Mereka juga mungkin telah mengurangi rentang gerak di berbagai sendi tubuh mereka karena kekakuan otot.

Efek cerebral palsy sangat bervariasi.

Sebagian orang yang terkena cerebral palsy bisa berjalan namun adapun yang membutuhkan bantuan.

Beberapa orang menunjukkan kecerdasan normal atau mendekati normal, tetapi yang lain memiliki cacat intelektual.

Baca: Cara Mengatasi Stres Pada Anak di Masa Pandemi Covid-19

Selain itu, penderita cerebral palsy juga dapat mengalami epilepsi, kebutaan, hingga tuli.

Oleh karena itu, masih dilansir dari Mayo Clinic, penting untuk mendapatkan diagnosis yang cepat untuk gangguan gerakan atau keterlambatan perkembangan anak Anda.

Orang tua perlu segera menemui dokter anak ketika mulai memiliki kekhawatiran tentang hilangnya kesadaran anak akan lingkungan sekitar atau gerakan tubuh yang tidak normal, tonus otot yang tidak normal, koordinasi yang terganggu, kesulitan menelan, ketidakseimbangan otot mata, atau masalah perkembangan lainnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas