Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Yang Dicemaskan Doni Monardo Jika Kegiatan Belajar Mengajar Tatap Muka di Jawa Barat Digelar

berdasarkan data, hanya ada 27 persen daerah tingkat kabupaten atau kota yang masuk dalam zona hijau. Jabar tidak termasuk.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Yang Dicemaskan Doni Monardo Jika Kegiatan Belajar Mengajar Tatap Muka di Jawa Barat Digelar
TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI
Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Dr. Drs. H.M. Jusup Kalla dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Doni Monardo menghadiri Peringatan 25 Tahun Pengabdian Alumni Akabri 95 secara virtual, bertempat di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Minggu (26/7/2020). Reuni Perak yang mengusung tema Dengan Semangat 25 Tahun Pengabdian Akabri 1995, Kita Mantapkan Solidaritas dan Sinergitas TNI-Polri Dalam Pengabdian kepada Masyarakat dan Negara, dilaksanakan secara virtual dari 45 lokasi yaitu 31 Kabupaten/Kota wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan 14 kota di luar negeri yaitu Singapura, Philipina, Vietnam, China, Korsel, Bangladesh, Pakistan, Iran, Saudi Arabia, Perancis, Italia, Spanyol, Belanda dan Lebanon. TRIBUNNEWS.COM/PUSPEN TNI 

TRIBUNEWS.COM - Ada rencana pembukaan kembali kegiatan belajar mengajar (KBM) di wilayah zona hijau di Jawa Barat.

Mengenai rencana itu, Ketua Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, meminta pemerintah, pihak sekolah, dan masyarakat, untuk berhati-hati mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah.

Doni Monardo mengatakan, berdasarkan data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, di Indonesia hanya ada 27 persen daerah tingkat kabupaten atau kota yang masuk dalam zona hijau.

"Kalau dari tim data, di Jabar tidak ada zona hijau, kebanyakan zona kuning," ujar Doni Monardo di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (6/8/2020).

Baca: Kebutuhan Vaksin Corona dan Urgensi Kemandirian Indonesia

Doni mengatakan, dari 27 persen daerah yang sudah masuk zona hijau pun, masih ada perdebatan antara pemerintah dengan pihak lainnya mengenai pembukaan kembali KBM secara tatap muka di sekolah.

"Banyak yang senang, tapi banyak yang keberatan. Tapi pemerintah memberikan kebebasan kepada kepala daerah dan pejabat dinas untuk memutuskan dan memilih, apakah mulai kegiatan atau tidak," katanya.

Baca: Soal Klaim Obat Covid-19 yang Belum Jelas, Doni Monardo: Pengumuman Resmi dari Menkes

Terkait dengan keinginan Pemprov Jabar membuka kembali sekolah di zona hijau tingkat kecamatan, Doni mengembalikan hal tersebut sesuai dengan kebutuhan daerahnya.

Berita Rekomendasi

Sebab, setiap pemerintah daerah memiliki kebijakan tersendiri melihat kondisi penyebaran kasus Covid-19.

"Kepala daerah dan kepala sekolah lebih tahu kondisi di wilayahnya. Kalaupun memang harus dimulai tatap muka, semua protokol kesehatan harus dipersiapkan, tahap prakondisi jangan ditinggalkan," ujarnya.

Selain simulasi dan prakondisi, katanya, hal yang penting untuk menggelar kembali sekolah secara tatap muka adalah ketersediaan pendeteksi suhu tubuh, sarana cuci tangan, sampai teknis penanganan kesehatan dan pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Ketika persiapan sekolah sudah matang dari segi fasilitas dan protokol kesehatannya, Doni mengimbau setiap sekolah melakukan simulasi terlebih dulu.

Harapannya agar para peserta didik mulai membiasakan kembali sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Jangan sampai, ketika mereka sekolah kembali justru melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan penyebaran virus.

Apalagi peserta didik sebelumnya sudah terbiasa dengan sekolah secara normal di sekolah sebelum adanya pandemi.

Hal yang cukup dikhawatirkan Doni adalah ketika peserta didik, khususnya TK, SD, atau SMP, yang tidak begitu paham terkait dengan penggunaan masker.

Bisa jadi mereka justru bertukar masker ketika berada di lingkungan sekolah.

Menjelang diberlakukannya kembali pembelajaran tatap muka di sekolah di kecamatan zona hijau di Jawa Barat, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, menyusun peraturan tentang pembelajaran tatap muka pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dedi Supandi, mengatakan, di balik pemberlakuan sekolah tatap muka kembali tersebut, kesehatan peserta didik menjadi yang paling utama yang harus dipenuhi sebelum pemenuhan hak pendidikannya.

Sekolah yang sudah bisa membuka kembali pembelajaran secara tatap muka ini pun, katanya, harus yang benar-benar siap melaksanakan prptokol kesehatan dan peraturan pencegahan Covid-19.

"Kesehatan dan keselamatan adalah prioritas utama bagi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan semua warga di satuan pendidikan," katanya melalui ponsel, Selasa (4/8/2020).

Dedi ,mengatakan syarat dibukanya kembali pembelajaran di sekolah, yakni kecamatan lokasi sekolahnya merupakan zona hijau atau sejak lima sampai tiga bulan lalu tidak ada lagi kasus Covid-19.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat sendiri telah mencatat ada 264 kecamatan di Jawa Barat yang sudah masuk zona hijau.

Mulai dari Kabupaten Bogor sebanyak 11 kecamatan, Kabupaten Sukabumi 29 kecamatan, Kabupaten Cianjur 18, Kabupaten Bekasi 7, Kabupaten Bandung 4, Kabupaten Garut 27, Kabupaten Tasikmalaya 34, dan Kabupaten Ciamis 17.

Kemudian di Kabupaten Kuningan 14 kecamatan masuk zona hijau, di Kabupaten Cirebon 20 kecamatan, di Kabupaten Majalengka 20, Kabupaten Sumedang 16, Kabupaten Indramayu 13, Kabupaten Subang 10, Kabupaten Purwakarta 3, Kabupaten Karawang 13, Kabupaten Bandung Barat 4, Kabupaten Pangandaran 3, dan Kota Sukabumi 1 kecamatan.

Syarat lainnya yang penting, sekolah tersebut harus telah diizinkan oleh kepala daerah setempat.

Di samping itu, satuan pendidikan harus memenuhi syarat dan prosedur untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah.

Syarat tersebut mencakup tersedianya fasilitas sanitasi, kesehatan dan kebersihan, kemampuan menjaga jarak sepanjang 1,5 meter antarpeserta didik, mewajibkan pemakaian masker serta kecukupan jumlah guru yang masuk dalam batas usia tidak rentan atau kurang dari 35 tahun.

"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun akan memberikan panduan berupa daftar periksa untuk membantu pengambilan keputusan terkait kesiapan pembukaan di tingkat satuan pendidikan.

Tugas tersebut nantinya akan dibantu oleh kantor cabang dinas dan pengawas sekolah," tuturnya.

Selama ini sejumlah prang tua peserta didik memohon kepada pemerintah supaya sekolahnya yang berada di zona hijau untuk kembali membuka sekolahnya dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai protokol kesehatan.

Hal ini di sebabkan banyaknya kecamatan di Jabar yang belum pernah mengalami kasus Covid-19 sejak awal tahun lalu, di sisi lain kawasannya kesulitan mendapatkan sinyal internet sebagai alat pembelajaran jarak jauh.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, dalam seminggu ini sekolah yang berada di kecamatan berstatus zona hijau di Jawa Barat sudah bisa memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah, sambil menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Gubernur yang akrab disapa Emil ini mengatakan terdapat syarat pembukaan sekolah kembali di Jawa Barat.

Sekolah tersebut haruslah sudah masuk zona hijau dan sekolahnya juga harus siap memberlakukan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Misalkan dia berada di kecamatan zona hijau, tapi sekolahnya enggak siap, tidak ada tempat cuci tangan yang memadai, pengurangan 50 persen (peserta didik dalam satu waktu) belum dilakukan, itu juga belum diizinkan," katanya di Markas Kodam III Siliwangi, Senin (3/8/2020).

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ini Kekhawatiran Doni Monardo Jika KBM Tatap Muka di Sekolah di Jabar Dimulai Lagi

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas