Evakuasi Jasad Multazam dari Puncak Gunung Piramid Berlangsung Dramatis, Butuh Waktu Hingga 8 Jam
Proses evakuasi jasad siswa SMA 1 Tenggarang, Bondowoso ini berjalan dramatis di Gunung Piramid dan memakan waktu sekitar 8 jam.
Editor: Dewi Agustina
![Evakuasi Jasad Multazam dari Puncak Gunung Piramid Berlangsung Dramatis, Butuh Waktu Hingga 8 Jam](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/proses-evakuasi-jasad-arik-multazam-dari-gunung-piramid.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, BONDOWOSO - Jasad Arik Multazam (18) warga Kelurahan Dabasah, Kecamatan Bondowoso, Bondowoso yang jatuh dari puncak Gunung Piramid berhasil dievakuasi, Senin (10/8/2020) dini hari.
Proses evakuasi jasad siswa SMA 1 Tenggarang, Bondowoso ini berjalan dramatis di Gunung Piramid dan memakan waktu sekitar 8 jam.
"Kami mulai berupaya melakukan evakuasi pukul 16.00 WIB. Pukul 24.00 WIB, kami berhasil mengevakuasi survivor (korban) hingga pos 1 Gunung Piramid," kata Dansru Basarnas Jember, Irwan Feri, Senin (10/8/2020) dini hari.
Jasad korban dievakuasi melalui jalur bawah dengan menyusuri sungai.
Medan evakuasi yang dilalui lumayan sulit dan menguras tenaga.
"Tak ada jalur evakuasi khusus di Gunung Piramid. Evakuasi hari ini cukup melelahkan, tetapi kami tetap semangat," ujar Irwan Feri.
Baca: Pelajar SMAN Jatuh ke Tebing Usai Berfoto di Gunung Piramid
Feri menjelaskan, jasad yang ditemukan tim evakuasi merupakan Arik Multazam.
Sebab, ciri-cirinya sesuai apa yang dilaporkan oleh saksi, tak lain adalah rekan Arik ketika mendaki.
"Ciri-cirinya dari jam tangan, celana, dan baju. Ke tiga benda itu masih melekat di tubuh survivor," paparnya.
Keberhasilan untuk mengevakuasi jasad Arik, tentu tak lepas dari peran kerjasama tim.
Ada yang melakukan koordinasi, adapula yang bertugas mengirimkan stok logistik serta alat evakuasi.
Tim yang terdiri dari berbagai unsur relawan, Basarnas, BPBD Kabupaten Bondowoso, TNI, dan Polri saling bahu-membahu dalam proses evakuasi.
Feri mengimbau agar pengelola Gunung Piramid harus menerapkan aturan lebih ketat. Sebab, ini menyangkut keamanan para pendaki.
"Seperti melarang pendaki melewati punggung naga Gunung Piramid. Jalur itu sangat berbahaya. Kami sendiri yang selalu naik-turun Gunung Piramid, masih tetap merasa tak aman," ujarnya.