Siapakah Sosok Umar Assegaf, Korban Penyerangan di Pasar Kliwon Solo? 'Dia Bukan Habib Asal Bangil'
Umar Assegaf bukanlah Habib Umar Assegaf asal Bangil, Pasuruan yang sempat menjadi viral beberapa waktu lalu, karena bersitegang dengan petugas PSBB.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Insiden penyerangan acara pernikahan di kawasan Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, menimpa keluarga pria bernama Umar Assegaf.
Di media sosial, berhembus kabar bila korban adalah Habib Umar Assegaf.
Tapi, siapa sebenarnya Umar Assegaf yang diserang di Solo?
Umar Assegaf bukanlah Habib Umar Assegaf asal Bangil, Pasuruan yang sempat menjadi viral beberapa waktu lalu, karena bersitegang dengan petugas PSBB di Surabaya.
Tokoh muslim asal Solo, Farid Umar Assegaf, meluruskan bila Umar Assegaf yang menjadi korban, bukanlah Habib Umar Assegaf yang menjadi pengasuh Majelis Roudhotus Salaf di Bangil tersebut.
"Itu salah. Lain orang. Beda orang," ucap dia kepada TribunSolo.com, Senin (10/8/2020).
Sepengetahuan Farid, sosok Umar yang dikenalnya tidak memiliki majelis.
"Beda orang. Beliau tidak punya majelis," kata dia.
Kondisi Terkini
Sebelumnya, korban penyerangan acara pernikahan masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Sebanyak 3 korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Indriarti Solo Baru.
Mereka yakni Umar Assegaf, Hadi, dan Hussein Abdullah.
Perwakilan Keluarga, Memed menyampaikan sebenarnya ketiganya sudah diperbolehkan pulang seusai hasil CT-Scan mereka ke luar.
"Hasil CT-Scan menyatakan tidak ada cedera dalam, baik di bagian kepala dan bagian dalam, semuanya aman," terang dia, Senin (10/8/2020).
Namun, Umar dan Hussein harus menjalani observasi lanjutan lantaran kondisi yang dialaminya.
Baca: Pimpinan MPR Minta Aparat Segera Tangkap Kelompok Intoleran di Solo
"Umar dan Hussein setiap mencoba bangun, kayak terjatuh, dan akhirnya harus menjalani rawat inap dulu untuk observasi lanjutan," jelas Memed.
"Itu juga sudah mendapat surat rekomendasi dari dokter keluarga," tambahnya.
Memed mengatakan hasil observasi diperkirakan akan ke luar malam ini.
"Hasil observasi akan diketahui malam ini, untuk keputusannya seperti apa esok hari," tandasnya.
3 Orang Terluka
Sebanyak 3 orang terluka dalam insiden penyerangan yang dilakukan oknum organisasi massa (ormas).
Penyerangan itu bermula saat oknum ormas itu berkumpul di salah satu rumah warga, Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8/2020).
Oknum ormas berkumpul lantaran mendapatkan informasi keluarga tersebut akan melakukan acara yang dianggap tidak sesuai oleh mereka.
Penyerangan terjadi saat evakuasi para tamu yang hadir dalam acara keluarga di salah satu rumah daerah itu.
Kapolsek Pasar Kliwon AKP Adis Dani Garta menyampaikan sebanyak tiga orang mengalami luka-luka dan saat ini dirawat di rumah sakit.
"Tiga orang cedera, awalnya dirujuk ke RS Kustati, kemudian kini dirujuk ke RS Indriarti," kata Adis kepada TribunSolo.com, Minggu (9/8/2020).
"Rata-rata cedera di bagian dahi karena terkena lemparan," tambahnya.
Baca: Menag Kecam Tindakan Kekerasan dan Intoleransi di Solo: Intensifkan Dialog Tokoh Agama dan Aparat
Selain itu, Adis mengungkapkan setidaknya ada 5 sampai 6 kendaraan juga rusak karena aksi sekelompok orang itu.
"Ini kami masih mengecek kerusakannya, pemilik mobil saat ini sedang kami periksa untuk mengetahui kerusakan," ungkapnya.
Terpisah, Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai menegaskan kendaraan yang mengalamai kerusakan meliputi kendaraan roda dua dan empat.
"Roda empat kena lemparan baru di bagian kaca dan kendaraan roda dua juga ada yang kena," tegasnya.
Kronologis
Dugaan pembubaran acara pernikahan oleh oknum organisasi massa (ormas) terjadi di Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Sabtu (8/8/2020).
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, dugaan pembubaran itu bermula dari oknum ormas mendatangi lokasi kejadian sekira pukul 16.00 WIB.
Mereka sampai menutup jalanan kampung sepanjang kurang lebih 200 meter, mulai dari pintu masuk hingga ke lokasi kejadian.
Baca: Polisi Minta Pelaku Penyerangan Acara Keluarga di Solo Serahkan Diri: Kalau Tidak, Kita Buru
Diduga dipicu lantaran ormas mendapatkan informasi akan diadakannya penyelenggaraan upacara adat di lokasi kejadian.
Dugaan pembubaran itu bahkan terekam dalam video dan tersebar di media sosial.
Dalam video itu, terdengar pekikan sekelompok orang yang diduga hendak membubarkan suatu acara.
Pekikan 'Bubar.. Bubar.. Bubar' terdengar beberapa kali dalam video tersebut.
Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai menyampaikan pihaknya mendapatkan laporan dugaan pembubaran itu sekira pukul 17.00 WIB.
"Tadi malam mendapat informasi soal adanya kelompok intoleransi yang menggeruduk rumah salah satu warga di situ," terang Andy, Minggu (9/8/2020).
"Itu karena adanya salah satu kegiatan yang dianggap mereka tidak sesuai," tambahnya.
Kejadian mulai memanas menjelang salat Maghrib atau sekira pukul 17.20 WIB.
Pihak kepolisian, lanjut Andy, langsung menerjunkan personel berpakaian dan bersenjata lengkap ke lokasi kejadian untuk upaya negosiasi.
"Kami langsung bergerak ke sana, kita melakukan negosiasi," ujarnya.
Oknum ormas itu sempat membubarkan diri sejenak untuk menunaikan salat Maghrib.
Mereka kemudian kembali mendatangi lokasi seusai menunaikan salat Maghrib.
Pihak kepolisian lalu berusaha untuk mengevakuasi tamu-tamu yang hadir di lokasi kejadian.
Oknum ormas kemudian melakukan tindakan kekerasan saat proses evakuasi keluarga dilakukan.
"Pada saat pengevakuasian itulah kelompok mereka melakukan tindakan melukai dari keluarga itu," jelas Andy.
Baca: Cerita Kapolresta Solo Kena Pukul Oknum Ormas Saat Berusaha Melindungi Korban yang Diserang
Tamu-tamu itu kemudian menjadi sasaran penyerangan oknum ormas.
Sebanyak tiga orang menjadi korban dalam penyerangan itu dan kini menjalani perawatan di RS Indriati Solo Baru Sukoharjo.
"Tadi malam kena pukul dan lempar. sehingga mengalami luka robek di kepala," terang Andy.
"Saat ini sedang dirawat," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Sosok Umar Assegaf Korban Penyerangan di Pasar Kliwon Solo : Nama Sama, Tapi Bukan Habib asal Bangil
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.