Detik-detik Warga Kubu Raya Menghilang Diterkam Buaya Saat Mandi di Sungai Sidi Manok
Munjis meninggal dunia diduga akibat diterkam buaya di Sungai Sidi Manok, Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Batu Ampar.
Editor: Adi Suhendi
"Dari sejumlah kasus, buaya muara yang paling banyak menyerang manusia," ujar Hellen.
Cegah Konflik
Menurut Amir Hamidy, ahli herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI), buaya merupakan tipe hewan teritorial.
Artinya, pejantan buaya akan melindungi atau menjaga daerah kekuasaannya dari ancaman luar.
"Sangat mungkin populasi buaya muara di Kalimantan meningkat dan secara alami buaya-buaya akan mencari daerah kekuasaan baru," kata Amir dikutip dari Kompas.com.
"Mungkin, daerah kekuasaan baru itu dekat dengan permukiman atau lokasi aktivitas sehari-hari manusia," kata Amir.
Baca: Seekor Buaya 4,8 M Usia 112 Tahun Terkam Warga, Sempat Mengamuk saat Dilumpuhkan, Diangkut Buldoser
Untuk mencegah konflik antara manusia dan buaya, Amir menyarankan masyarakat bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk mengetahui lokasi habitat buaya dan memberikan tanda peringatan agar tidak mendekat ke lokasi tersebut.
"Apabila sudah pernah ada kasus konflik atau pernah melihat keberadaaan buaya, lebih baik BKSDA setempat dan masyarakat memasang rambu-rambu peringatan bahwa area tersebut berbahaya untuk aktivitas manusia," katanya.
Selain itu, masyarakat harus mengenal sifat atau perilaku buaya untuk mencegah terjadinya konflik.
"Buaya muara panjangnya bisa mencapai lebih dari tiga meter. Daya jelajah buaya muara itu sangat bagus, bisa di sungai dan menyeberang laut. Apabila bertemu atau melihat buaya, lebih baik segera melaporkan ke BKSDA agar buaya dapat direlokasi ke tempat yang jauh dari pemukiman warga," katanya.
Menurut Amir, proses relokasi buaya harus melibatkan profesional, karena sifat buaya sangat berbeda dengan reptil liar lainnya.
"Untuk melumpuhkan buaya dengan tidak membunuh buaya itu sangat sulit. Setelah dilumpuhkan, moncong buaya harus diikat kuat dan kedua mata buaya harus ditutup agar tetap terkendali saat dilakukan relokasi," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul KRONOLOGI Buaya Maut Sungai Sidi Manok Batu Ampar Kalbar, Munjis Ditemukan Mengapung Penuh Luka
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.