Dituduh Curi Ponsel, Remaja Tak Lulus SD Ini Dianiaya dan Sempat Dimasukkan di Karung
NP yang masih berusia 14 tahun itu dianiaya karena dituduh mencuri ponsel milik salah satu orang yang menganiayanya.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Medan, Mustaqim Indra Jaya
TRIBUNNEWS.COM, KISARAN -- Nasib pilu menimpa seorang remaja laki-laki warga Desa Serdang, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, ia dianiaya oleh lima orang pada Selasa (4/8/2020) malam.
NP yang masih berusia 14 tahun itu dianiaya karena dituduh mencuri ponsel milik salah satu orang yang menganiayanya.
Penganiayaan itu dilakukan lantaran korban dituduh mencuri sebuah handphone milik WM, pelajar SMA kelas XII, yang disebut sedang dicharge oleh pemiliknya di Warnek Arnok.
Baca: Ditolak Istri saat Minta Hubungan Badan, Ayah Tega Aniaya Bayinya yang Berusia 40 Hari hingga Tewas
Pelaku tanpa bukti yang kuat langsung menuduh korban sebagai orang yang mengambil handphone WM.
Alasannya, NP terlihat berada tidak jauh dari lokasi warnet tersebut.
"Dituduh curi hape, katanya hapenya lagi dicharge, cuma pas dilihatnya (pelaku) nggak ada lagi, dianggap orang itu si NP yang mengambilnya," kata ayah korban, Aron Panjaitan, di rumahnya, Rabu (12/8/2020).
Baca: Niat Ingin Ngajak Balikan, Pria Ini Malah Aniaya Mantan Pacar, Terlibat Percekcokan
Saat itu, pelaku bersama beberapa kawannya langsung menginterogasi korban.
Korban yang bersikukuh tidak ada melakukan pencurian langsung dianiaya para pelaku, dengan cara menempelkan besi panas ke bagian leher belakang NP.
Korban yang ketakutan langsung berlari masuk ke dalam rumah orang tuanya.
NP yang saat itu berada di rumah seorang diri, menjadi tambah ketakutan, karena tak lama kemudian para pelaku menggedor rumahnya.
Saat kejadian ayah korban tengah berada di luar daerah, yang bekerja ikut orang memanen padi.
Baca: Tidak Diberi Uang, Pria Bertato Ini Tega Aniaya Ayah Kandungnya Sendiri
Sedangkan ibunya telah meninggal saat korban masih kecil.
"Selasa malam, jam 12 malam pelaku gedor-gedor rumah, masuk ke rumah, congkel jendela.
Orang itu sempat obrak-abrik isi rumah, tapi memang nggak ada ditemukan (handphone)," sebut Aron.
Diduga merasa belum puas, NP lalu dimasukkan oleh para pelaku ke dalam sebuah karung, lalu dibawa hingga ke arah simpang rumah korban yang berjarak sekitar 100 meter.
Di lokasi itu, korban kembali diinterogasi dan disuruh untuk mengakui sebagai pencuri handphone yang hilang.
Tak sampai di situ, korban dipukuli oleh para pelaku.
"Pas kejadian saya lagi kerja di Tapanuli (Samosir). Kalau anak saya ini nggak sekolah lagi, cuma kelas 2 SD sekolahnya," ujarnya.
NP pun menceritakan awal dirinya dianiaya para pelaku.
Korban yang sedang berada di depan warnet, secara tiba-tiba dituduh sebagai pencuri handphone, lalu dianiaya oleh para pelaku.
"Main-main di warnet, disangkanya aku yang ngambil.
Dimasukkan ke goni, dibuat (ditempel) besi semprot, dimasukkan ke dalam goni, baru diseret ke simpang," ungkap NP.
Terpisah, Kepala Desa (Kades) Serdang, Guntur Gunawan membenarkan peristiwa itu.
Ia mengaku sempat coba memediasi kedua belah pihak.
"Kalau kejadiannya saya tidak lihat, cuma ketika saya panggil yang diduga pelaku, saya tanya, dibenarkan sama pelaku. Jadi korban ini dituduh, cuma tidak terbukti," ucap Guntur.
Kini kasus ini sudah dilaporkan ayah korban ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Asahan, Rabu (6/8/2020).
Adapun pelaku yang dilaporkan yaitu WM beserta empat rekannya EN, CP, TS dan RS.
(ind/tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Kisah Pilu NP (14), Dituduh Curi HP, Ditempel Besi Panas, Dimasukkan ke Dalam Karung oleh 5 Pemuda
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.