Kisah Bocah SD Jadi Penjual Es Buah Keliling Untuk 'Modal' Belajar Online di Sumedang
Jafar Sidik (11) mencari pundi-pundi rupiah agar bisa menimba ilmu di tengah pandemi Covid-19 dengan berjualan es buah keliling.
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Jafar Sidik (11) mencari pundi-pundi rupiah agar bisa menimba ilmu di tengah pandemi Covid-19 dengan berjualan es buah keliling.
Bocah asal Lembur Tengah, RT 03/17, Kelurahan Situ, Kecamatan Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat tersebut tanpa lelah menawarkan barang jualannya dengan menyusuri gang-gang sempit di sekitar rumahnya.
Sebelum berangkat, Jafar menyiapkan sendiri barang dagangannya dibantu ibunya di rumah kontrakan yang sangat sederhana.
Kemudian setelah semuanya selesai, dia langsung berpamitan dan meminta doa ke ibunya agar semua dagangannya bisa laku terjual.
Baca: Perjuangan 2 Siswi SMA Rela Jadi Pemetik Kopi Agar Bisa Mengikuti Sekolah Online di Pagaralam
Kemudian ia berjalan dengan menyusuri gang sempit dan area persawahan sambil menawarkan es buah dengan suara yang lantang agar warga yang sedang berada di dalam rumah mendengar apa yang ia jual.
Siswa kelas 6 SDN Panyingkiran 2 itu setiap harinya berjualan dengan membawa tas kecil, memakai masker, dan sandal jepit.
Saat berjualan, dia hanya mampu membawa es buah sebanyak 10 cup yang disimpan menggunakan wadah terbuka.
Meski tubuhnya mungil, anak pertama dari pasangan suami istri Neneng Fatimah (36) dan Ubed Junaedi (40) itu mampu berkeliling ke setiap kampung agar semua dagangannya bisa laku terjual.
Baca: Pelajar Setahun Hidup di Kandang Ayam Pinjaman, Terbiasa Bau dan Diejek, Ingin Beli Rumah untuk Ibu
"Uangnya dikumpulin di mamah, agar ada modal lagi buat usaha, bayar token listrik, dan bayar kontrakan," ujar Jafar saat ditemui ketika berjualan di sekitar Jalan Mayor Abdurrahman, Kabupaten Sumedang, Rabu (12/3/2020).
Selain itu, uang hasil penjualan es buah itu ia gunakan untuk membeli kuota internet agar bisa belajar online seperti teman-teman yang lain karena hingga saat ini belajar tatap muka di sekolah belum bisa digelar.
"Beli kuota paling banyak mampu membeli setengah giga untuk belajar online," kata Jafar.
Dalam satu kali berjualan, ia bisa membawa uang rata-rata Rp 50 ribu dari hasil penjualan 10 cup es buah yang harganya Rp 3.000.
Baca: Pengakuan Mengejutkan Driver Ojol Usai Jadi Relawan yang Disuntik Vaksin Covid-19
Ia bisa mendapatkan uang lebih itu karena banyak warga yang tidak menerima uang kembalian karena merasa kasihan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.