Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Seorang Pria Ditemukan Tewas Mengapung di Sungai, Dada dan Wajah Penuh Luka, Diduga Diterkam Buaya

Seorang pria ditemukan tewas mengapung di permukaan sungai dengan penuh luka. Pria tersebut diduga disambar seekor buaya saat mandi.

Editor: Miftah
zoom-in Seorang Pria Ditemukan Tewas Mengapung di Sungai, Dada dan Wajah Penuh Luka, Diduga Diterkam Buaya
Florida Museum of Natural History
ILUSTRASI BUAYA - Seorang pria ditemukan tewas mengapung di permukaan sungai dengan penuh luka. Pria tersebut diduga disambar seekor buaya saat mandi. 

Sehingga adik korban dan keluarga mencari dan melaporkan hal tersebut kepada Ketua RT 01 RW 01 dan perangkat desa, bahwa kemungkinan korban sudah disambar oleh buaya.

"Pada Selasa (11/8/2020) sekitar pukul 14.00 WIB korban berhasil ditemukan mengapung di sungai. Korban langsung dilarikan ke Puskesmas setempat untuk dilakukan visum luar," katanya.

Kejadian ini sudah yang ketiga kalinya, dikarenakan aktivitas warga setempat kebanyakan berada di Sungai Sidi Manok.

Jenis Buaya Indonesia

Hellen Kurniati, pakar buaya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyebutkan buaya muara dengan nama latin Crocodylus porosus ini merupakan salah satu jenis buaya yang ganas dan berbahaya.

Pasalnya, hewan ini berada di atas dalam rantai makanan sehingga jenis mangsa buaya akan berubah seiring umur dan ukurannya.

"Kalau masih bayi, dia makannya ya anak ikan atau kodok, besar sedikit akan makan ikan. Semakin besar ukuran buaya, mangsanya akan semakin besar juga untuk mencukupi kebutuhannya," katanya dikutip dari kompas.com.

Berita Rekomendasi

Namun, dalam banyak kasus di mana manusia menjadi korban keganasan buaya di Indonesia, penyebabnya adalah manusia yang lalai ketika berada di wilayah habitat buaya.

"Pada dasarnya buaya adalah hewan agresif dan ganas. Kadang manusia yang harus berubah perilakunya agar tidak menjadi sasaran keganasan buaya. Misalnya, tidak masuk ke wilayah habitat buaya agar tidak jadi korban," tuturnya.

"Misalnya, di daerah pesisir pantai di Kupang, sudah dipasang untuk tidak berenang atau memancing di wilayah habitat buaya muara, tetapi kadang tidak diindahkan," tambah Hellen.

Hellen pun menceritakan pengalamannya saat dia dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Kupang memilih untuk menangkap induk buaya muara di pesisir pantai untuk ditangkarkan agar tidak terjadi gesekan dengan aktivitas manusia.

"Karena tingkat kesadaran warga masih rendah, dan kita ingin tidak ada lagi ada kasus serangan buaya, kita cari induk buaya untuk ditangkarkan," katanya.

Selain buaya muara, ada tiga jenis buaya yang hidup di Indonesa.

Buaya irian (Crocodylus novaeguneae) yang hidup di wilayah Papua.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas