Bengkulu Gempa Dua Kali Magnitudo 6,9 dan 6,8, Begini Analisis BMKG soal 'Gempa Doublet'
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, dua gempa berkekuatan besar itu disebut sebagai gempa "doublet".
Editor: Ifa Nabila
Tidak berpotensi tsunami
Selanjutnya, gempa dirasakan juga di Bengkulu selatan, Kaur, Curup, Lebong dalam skala intensitas III MMI, serta di Lubuk Linggau dalam skala intensitas II-III MMI.
Gempa dengan intensitas III MMI yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami," katanya lagi.
Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan akibat gempa.
"Hasil monitoring BMKG menunjukkan baru satu kali terjadi gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo M4,5," lanjut dia.
Menurut Daryono, gempa besar yang terjadi dipicu oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, dengan dislokasi batuan terjadi pada segmen Megathrust Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik.
Tak hanya itu, Daryono mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati terhadap gempa susulan.
Sebaiknya masyarakat menghindari bangunan yang mudah runtuh atau sudah retak. (Kompas.com/Retia Kartika Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dua Gempa Bermagnitudo 6,9 dan 6,8 Gemparkan Warga Bengkulu, Berikut Analisis BMKG"