Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Pasien Covid-19 di Jogja Dipaksa Pindah Kos saat Perawatan, Demi 'Tenangkan' Hati Warga

Bak sudah jatuh tertimpa tangga, itulah yang dialami Marini, pasien positif Covid-19 asal Lampung yang tengah dirawat di salah satu RS di Yogyakarta.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Cerita Pasien Covid-19 di Jogja Dipaksa Pindah Kos saat Perawatan, Demi 'Tenangkan' Hati Warga
freepik
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM - Bak sudah jatuh tertimpa tangga, itulah yang dialami Marini, pasien positif Covid-19 asal Lampung yang tengah dirawat di salah satu RS di Yogyakarta.

Marini merupakan mahasiswi semester 7 di sebuah universitas negeri di Yogyakarta.

Marini menceritakan ia mendapat dampak sosial saat dirinya terkonfirmasi positif Covid-19.

Ia dipaksa pindah kos saat dirinya masih dalam perawatan dan diisolasi di rumah sakit.

Marini menjalani perawatan di RS sejak 3 Agustus 2020 lalu.

Marini menceritakan, kejadian ia dipaksa untuk pindah kos berawal di hari ke-11 ia dirawat.

"Jadi setelah saya 11 hari di RS, ada orang dari Puskesmas menghubungi saya, petugas menanyakan keberadaan saya di mana," ungkap Marini saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (19/8/2020).

Baca: Pasien Positif Covid-19 di RS Wisma Atlet Dalam Sepekan Terakhir, Kini 1.312 Orang Masih Dirawat

Berita Rekomendasi

Marini pun mengaku terkejut dengan pertanyaan tersebut.

"Saya juga bingung, kok masih nanya?" ujar Marini.

"Data saya sudah ada di Dinas Kesehatan, data lengkap, nomor WA saya, dan saya sudah 11 hari di sini (RS)," imbuhnya.

Marini juga menyebut ia sudah memberikan izin kepada pihak RS untuk menyampaikan data-datanya ke Dinas Kesehatan setempat.

"Saya bingung kok baru sekarang gitu ditanya, dan katanya sekitar Idul Adha, Covid-19 Jogja sedang overload, makanya ada keterlambatan untuk mengonfirmasi keberadaan saya ada di mana," ungkap Marini.

Informasi yang ia dapat, pihak Puskesmas menanyakan keberadaannya langsung kepada warga sekitar kos.

Baca: Cerita Pasien Covid-19 di Sragen Sembuh, Jalani Karantina 82 Hari, Tes Swab 15 Kali, Akhirnya Pulang

Seperti kepala dukuh, ketua RT, ketua RW, hingga warga setempat.

"Makanya orang-orang kampung jadi bingung, jadi panik, ada apa ini sebenarnya," ujar Marini.

Hal ini membuat pemilik kos yang ditempati Marini menjadi panik.

"Dan dia memutuskan langsung untuk mindahin saya," ungkap Marini.

Marini diminta pindah ke kos lain yang berada di luar kampung tersebut.

Marini diminta sesegera mungkin untuk memindahkan barang-barangnya.

Padahal, Marini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Baca: Cerita Pasien 01 dan 02 Setelah Sembuh dari Covid-19: Banyak yang Datang Minta Plasma Darah

Marini pun sempat bertanya sama Ibu Puskesmas, apakah dirinya harus pindah atau tidak.

Pihak Puskesmas pun menyampaikan Marini tidak harus pindah.

"Barang mbak itu udah nggak kenapa-napa di situ," kata Marini menirukan pernyataan pihak Puskesmas.

Marini juga mengungkapkan telah menjalani karantina mandiri sebelum dirawat di RS hingga hasil swab test keluar.

"Saya tidak kontak dengan penghuni kos, apalagi dengan warga sekitar."

"Tapi bapaknya (pemilik kos) bilang ini untuk menenangkan hati warga, biar warga tahu kalau kamu udah nggak di sini lagi," ungkap Marini.

Marini menyebut, ia diminta pindah juga untuk memberikan ketenangan pada pemilik kos.

"Dan sebenarnya itu untuk menenangkan hati bapaknya aja agar mahasiswa yang ngekos di situ tidak takut dengan keberadaan barang saya yang ada di situ," ungkap Marini.

Karena tidak dapat berbuat banyak, Marini pun mengatur pemindahan barang-barang miliknya dari dalam ruang isolasi.

"Alhamdulillah ada teman yang bantu untuk mindahin barang-barang saya," kata Marini.

Baca: Cerita Pasien Sembuh Corona: Tetangga Beri Dukungan Luar Biasa, Gantungkan Makanan di Pagar Rumah

Tingkatkan Koordinasi dan Edukasi

Lebih lanjut Marini mengungkapkan hendaknya ada koordinasi yang baik antara Dinas Kesehatan hingga Puskesmas dan tingkat pemerintahan terkecil seperti RT/RW.

"Selain itu edukasi pada warga juga harus lebih dimaksimalkan," ungkapnya.

Marini menyebut, pasien Covid-19 harusnya mendapatkan dukungan.

"Harusnya warga lebih support pada warga yang kena covid kaya saya ini, bukan malah mengucilkan," ungkap Marini.

Marini juga berpesan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan.

"Ga ada salahnya mematuhi protokol kesehatan, dikarantina itu sangat menyulitkan," ungkapnya.

Baca: Cerita Pasien Corona, Wanita 28 Tahun yang Gemar Olahraga & Makan Sehat: Awalnya Saya Demam dan Mual

Sementara itu, saat ini Marini mengaku dalam kondisi baik.

"Sudah tidak ada gejala, tinggal menunggu hasil swab berikutnya," ungkap Marini.

Adapun diketahui, Marini diduga terpapar Covid-19 setelah melakukan perjalanan dari Lampung menuju Yogyakarta.

Dalam perjalanannya menggunakan mobil pribadi, Marini sempat menjemput orangtuanya yang berada di Jakarta dan Semarang.

Kedua orangtua Marini sebelumnya juga terkonfirmasi Covid-19.

Mereka menjalani perawatan di Lampung.

Kini, keduanya sudah dinyatakan sembuh.

Sebelumnya, cerita Marini ini juga ia bagikan di akun TikTok miliknya, @putriduyung14.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas