Kesedihan Hasbiah, Tak Menyangka Putranya Meninggal Setelah Tertembak Polisi
Anjas yang setiap hari bekerja sebagai buruh angkut di Pelelangan Ikan Paotere, turut membantu perekonomian keluarganya.
Editor: Dewi Agustina
"Baik ini anakku, sabar orangnya, ramah juga. Setiap ada omnya tantenya lewat pasti dia menyapa, mau kemana om," kenang Hasbiah di pelataran halaman ruang jenazah Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, malam.
Baca: Kronologis Tiga Pemuda Jadi Korban Penembakan, Berawal dari Penyelidikan Kasus Pengeroyokan
Menurut Hasbiah, Anjas yang setiap hari bekerja sebagai buruh angkut di Pelelangan Ikan Paotere, turut membantu perekonomian keluarganya.
"Di lelong kerja dia (Anjas), sering juga dia kasih uang untuk kebutuhan dapur," ucap Hasbiah sembari terisak.
Hasbiah tak menyangka, anak kedua dari sembilan bersaudara itu meninggal dunia dalam kondisi tertembak.
Ibu sembilan orang anak ini pun berharap agar pelaku dalam kasus itu dapat diungkap.
"Semoga pelakunya ditangkap dan dihukum seberat-beratnya juga," ujarnya.
Saat ini jenazah Anjas tengah menjalani autopsi di ruang jenazah Biddokkes Polda Sulsel.
Rencananya jenazah akan dimakamkan di Kabupaten Maros, Senin hari ini.
3 Pemuda Korban Penembakan
Tiga pemuda diduga menjadi korban penembakan di Jl Barukang, Kelurahan Pattingaloang, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Minggu (30/8/2020) dini hari.
Sementara itu salah satu orang tua korban, Jawad (52) mengatakan, pada saat kejadian dirinya sedang tidur di rumah dan terbangun karena mendengar suara tembakan.
"Kejadiannya itu di Barukang dekat rumah sekitar jam 02.00 Wita. Pada saat itu saya tidur dan terbangun karena dengar suara tembakan, saya kira petasan ternyata polisi menembak," katanya saat ditemui di RS Bhayangkara.
Ia menceritakan, anaknya pada saat itu menginap di rumah temannya yang tak jauh dari rumahnya sendiri.
"Anakku ke luar mau pergi bermalam di rumah temannya. Kan tetangga toh karena subuh-subuh nanti luar di tempat pelelangan," ujarnya.
Baca: Propam Polda Sulsel Periksa 5 Polisi di Kasus Insiden Penembakan Warga