Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pendaki Berencana Kembali Kunjungi Pria yang Tinggal di Puncak Gunung Wilis, Ingin Beri Bantuan

Pendaki asal Wates, Kediri, Jawa Timur, Ari Purnomo Adi, berencana kembali menemui Hamzah, seorang pria yang tinggal di Puncak Trogati Gunung Wilis.

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Pendaki Berencana Kembali Kunjungi Pria yang Tinggal di Puncak Gunung Wilis, Ingin Beri Bantuan
Dokumen Pribadi
Para pendaki bertemu dengan Hamzah di Puncak Trogati Gunung Wilis, Minggu (23/8/2020). Hamzah diketahui telah 2,5 tahun tinggal seorang diri di Puncak Trogati Gunung Wilis. 

TRIBUNNEWS.COM - Pendaki asal Wates, Kediri, Jawa Timur, Ari Purnomo Adi, berencana kembali menemui Hamzah, seorang pria yang tinggal di Puncak Trogati Gunung Wilis.

Sebelumnya, Ari dan rombongannya tak sengaja bertemu Hamzah saat mendaki pada Minggu (23/8/2020) lalu.

Ari mengaku, pertemuan tersebut meninggalkan kesan untuk dirinya.

Ia dan teman-temannya pun berencana untuk kembali mengunjungi Hamzah dan memberikan sejumlah bantuan.

"Bulan September kami merencanakan lagi untuk naik, berusaha memberi," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (2/9/2020).

Baca: Sempat Bertemu Pria yang Tinggal di Puncak Gunung Wilis, Pendaki Ungkap Hal yang Membuatnya Terkesan

Ari mengatakan, saat sudah pulang dari mendaki, ia terpikir soal penerangan di lokasi tempat tinggal Hamzah.

Oleh karenanya, Ari dan teman-temannya berinisiatif untuk membawa panel surya ke puncak.

Berita Rekomendasi

"Setelah turun, membayangkan bagaimana ya di puncak untuk penerangannya?"

"Jadi kami nanti akan membuat ekspedisi yang bertujuan unuk membawa panel surya ke puncak, paling tidak bisa dipakai untuk penerangan di waktu malam," jelasnya.

Para pendaki bertemu dengan Hamzah di Puncak Trogati Gunung Wilis, Minggu (23/8/2020). Hamzah diketahui telah 2,5 tahun tinggal seorang diri di Puncak Trogati Gunung Wilis.
Para pendaki bertemu dengan Hamzah di Puncak Trogati Gunung Wilis, Minggu (23/8/2020). Hamzah diketahui telah 2,5 tahun tinggal seorang diri di Puncak Trogati Gunung Wilis. (Dokumen Pribadi)

Menurut Ari, saat ini, rekannya sudah ada yang menyiapkan panel surya untuk membantu sistem penerangan di tempat tinggal Hamzah. 

"Jadi apakah power bank tenaga surya ataukah panel surya, kebetulan teman kami dari Ponorogo sudah siap membawa panel surya nanti, tinggal kami koordinasikan."

"Misalkan nanti tidak lengkap, kami belikan power bank tenaga surya biar paling nggak kalau malam hari gubuknya itu ada penerangannya," ujar Ari.

Sosok Hamzah

Menurut keterangan Ari, Hamzah sudah 2,5 tahun hidup seorang diri di Puncak Trogati Gunung Wilis yang berada di ketinggian 2.563 meter di atas permukaan laut.

Sehari-hari, Hamzah tinggal di sebuah bivak sederhana.

Ari menyebutkan, sebenarnya Hamzah telah menjalani kehidupannya dengan bertapa sejak tahun 2000.

"Yang pertama dia di Sadepok terus karena Sadepok mulai ramai, dia pindah ke Trogati," kata Ari.

Sementara itu, menurut Ari, hingga saat ini, keluarga Hamzah masih berada di Kalidawir.

Hamzah (47), pria yang telah tinggal 2,5 tahun di Puncak Trogati Gunung Wilis.
Hamzah (47), pria yang telah tinggal 2,5 tahun di Puncak Trogati Gunung Wilis. (Dokumen Pribadi)

Lebih lanjut, Ari pun menggambarkan sosok Hamzah yang ia temui beberapa waktu lalu.

"Dia sosok yang sederhana, bersahaja, ramah, lembut hati," ungkapnya.

"Dia udah selesai dengan urusan pribadinya kelihatannya, karena memang beliau sudah menjalani hidup seperti itu, bertapa, sejak tahun 2000-an. Jadi dia bertapa tidak 2,5 tahun tapi sejak tahun 2000," sambung Ari.

Baca: VIRAL Kisah Pria Tinggal di Puncak Gunung Wilis, Tidak Makan Nasi dan Daging

Selain itu, Ari menceritakan, ia juga dibuat tersentuh oleh kedermawanan Hamzah.

Menurutnya, dalam kondisi yang sangat terbatas, Hamzah memiliki keinginan tinggi untuk tetap berbagi dengan orang yang ia temui.

"Padahal beliau itu nggak punya apa-apa di puncak, kasarannya begitu, tapi sifat dermawannya itu muncul," bebernya.

Ari menceritakan, Hamzah sempat memberikan ramuan gunung yang dipercaya mampu mengobati penyakit asma yang diderita seorang temannya.

Selain itu, Hamzah juga mengenalkan berbagai tumbuhan lainnya di puncak yang bermanfaat menjadi obat.

"Mas Fajri dari Sulawesi, anggota kita, itu punya penyakit asma, sesak napas, lalu oleh Pak Hamzah beliau diberi akar angin."

"Itu semacam lumut yang tumbuh di puncak gunung, yang konon bermanfaat untuk mengatasi itu," jelas Ari.

"Terus teman-teman yang lain diajari tentang tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat obat seperti sambung otot dan lain-lain, ya dicarikan sama beliau," tambahnya.

Baca: Video Viral Pria Pangku Wanita hingga Tarik Celana Pendek di Taman Probolinggo, Wali Kota Bertindak

Ari menambahkan, ia pun dibuatkan tongkat oleh Hamzah.

Padahal, menurut Ari, pembuatan tongkat tersebut cukup lama.

"Saya sendiri dikasih tongkat, padahal dia bikinnya kan lama dan kita nggak minta," kenang Ari. 

"Jadi dia rasa ingin berbaginya sangat tinggi, padahal tidak punya apa-apa, itu membuat saya sangat tersentuh," tambahnya.

Sementara itu, Ari mengatakan, Hamzah sempat bercerita bahwa kebutuhan hidupnya sehari-hari kadang kala juga terbantu oleh pemberian para pendaki.

Oleh karenanya, Ari pun berpesan supaya para pendaki yang bertemu dengan Hamzah dapat turut membagikan bekalnya.

"Waktu saya tanya 'pak untuk kebutuhan sehari-hari gimana?', beliau jelaskan dengan teliti terus beliau bilang bahwa kadang-kadang kalau ada pendaki, ya pendaki itu memberikan kelebihan bekalnya," kata Ari.

"Jadi nanti kalau ada pendaki yang naik, saya pesan, tolong bekalnya ditambahin, nanti ditaruh atau didonasikan pada Pak Hamzah," tambahnya.

Para pendaki bertemu dengan Hamzah di Puncak Trogati Gunung Wilis, Minggu (23/8/2020). Hamzah diketahui telah 2,5 tahun tinggal seorang diri di Puncak Trogati Gunung Wilis.
Para pendaki bertemu dengan Hamzah di Puncak Trogati Gunung Wilis, Minggu (23/8/2020). Hamzah diketahui telah 2,5 tahun tinggal seorang diri di Puncak Trogati Gunung Wilis. (Dokumen Pribadi)

Ari menyebutkan, saat bertemu Hamzah, ia pun membagikan sebagian bekal yang ia miliki untuk Hamzah.

Ari mengaku tak bisa membayangkan bagaimana bertahan hidup di puncak gunung seorang diri.

"Kemarin waktu naik, saya bawa gula merah, bawa snack, roti, gitu, ya kita berikan dan beliau juga menerima dengan senang hati," ungkap Ari.

"Saya juga menyadari bahwa hidup di puncak gunung itu jangankan berbulan-bulan atau bertahun-tahun, tiga hari saja saya sudah bingung mikir perbekalannya, akomodasinya, apalagi yang bertahun-tahun," sambungnya.

Baca: VIRAL Seorang Pria Tinggal di Puncak Gunung Wilis Bertahun-tahun, Begini Kisah di Baliknya

Lebih lanjut, Ari mengungkapkan, dirinya sangat bersyukur dapat bertemu dengan Hamzah walau hanya dalam waktu singkat.

Dirinya pun berencana untuk kembali menemui Hamzah dan memberikan sejumlah bantuan untuknya.

"Jadi salute, juga bersyukur bisa bertemu dan belajar secara singkat, dan kami berjanji akan naik lagi untuk sedikit membantu kalau beliau berkenan," ucapnya.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas