Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta-fakta Polisi Tembak Mati Sapi Bunting Milik Warga, Padahal Mau Dijual Buat Biaya Kuliah

Seekor sapi yang sedang buting milik Samsuddin warga Desa Kembang Ragi, Kecamatan Pasimasunggu Selayar, Sulawesi mati setelah ditembak

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
zoom-in Fakta-fakta Polisi Tembak Mati Sapi Bunting Milik Warga, Padahal Mau Dijual Buat Biaya Kuliah
Johanes Tanjung/Tribun Pekanbaru
ILUSTRASI sapi mati - Fakta-fakta Polisi Tembak Mati Sapi Bunting Milik Warga, Padahal Mau Dijual Buat Biaya Kuliah 

TRIBUNNEWS.COM - Seekor sapi yang sedang bunting milik Samsuddin warga Desa Kembang Ragi, Kecamatan Pasimasunggu Selayar, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan mati setelah ditembak oleh anggota Polsek Pasimasunggu Brigpol M.

Padahal sapi milik pria berumur 74 tahun itu akan dijual untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, termasuk membayar biaya kuliah anaknya.

Bagaimana kronologi dan kelengkapan dari kejadian tersebut? berikut Tribunnews sajikan fakta-faktanya.

Baca: PASANGAN Ini Santai Berhubungan Seks di Depan Kantor Polisi saat Siang Hari, Disaksikan Banyak Orang

Baca: Tersangka Kasus Pencabulan di Palembang Nikah dengan Korbannya, Akad Berlangsung di Kantor Polisi

Baca: Kasus Wanita Diarak Tanpa Pakai Baju di Pasaman Sumbar, Polisi Lakukan Penyelidikan

Baca: Seekor Lutung Ditemukan Dalam Kondisi Lemas di Kebun Warga Pekalongan, Kini Diserahkan ke Polisi

Kronologi Kejadian

Anak Samsuddin yang bernama Syahrul membeberkan kronologi kejadian penembakan sapi miliki ayahnya itu.

Ia mengatakan pada Minggu 16 Agustus 2020 sapi bunting yang diperkirakan melahirkan pada bulan Oktober itu memasuki Asrama Polsek Pasimasunggu.

"Jadi waktu itu sapi ayah dan sapi warga masuk di Kawasan Asrama Polsek. Apalagi keadaan pagar sudah rusak."

BERITA REKOMENDASI

"Saat itu anggota polisi melakukan aksi penembakan," ucap Syahrul dikutip Tribunnews dari Kompas.

Belum Mendapatkan Ganti Rugi

Mengetahui sapinya mati, Samsuddin langsung mendatangi Mapolsek Pasimasunggu.

Saat itu Samsuddin ditawari uang sebanyak Rp 3 juta.

Namun dirinya menolak karena harga sapinya mencapai Rp 10 juta.

Kemudian keduanya pulang untuk melakukan musyawarah.

Hasil musyawarah, pihak keluarga menginginkan sapi sebagai penggantinya.

"Namun sampai saat ini belum ada penggantinya."

"Harapannya semoga pihak polisi cepat bertindak karena kami juga butuh," kata Syahrul.

Baca: Bocah di Malang Dipukul Ibunya karena Tak Paham Matematika, Menangis Saat Ibunda Diperiksa Polisi

Baca: VIRAL Bocah Dipukul Ibu Gara-gara Tak Paham Matematika, Nangis saat sang Mama Diperiksa Polisi

Baca: BREAKING NEWS: Polisi Ringkus Pelaku Pembunuhan Waria di Bangkalan

Baca: Jaka Hidayat Positif konsumsi Metamfetamine. Polisi Temukan 0,34 Gram Sabu Saat Penangkapan

Sapi Dijual untuk Membayar Kuliah

Syahrul melanjutkan ceritanya, rencana awal anak sapi akan dijual setelah dilahirkan.

Hasilnya akan digunakan untuk membiayai kuliahnya di UIN Makassar dan memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Syahrul mengaku saat ini ayaknya sudah tua dan tidak bisa bekerja keras lagi.

Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ibu Syahrul, Hamsina harus jualan kue di pasar.

"Tentu sangat sedih ketika mengetahui sapi yang dipelihara selama ini mati," jelasnya.

Brigpol M Dijatuhi Sanksi

Masih dikutip dari Kompas, Kapolres Selayar, AKBP Temmangnganro Machmud memberikan sanksi disiplin kepada anggotanya yang berinisial Brigpol M.

Ia diberi sanksi lantaran melakukan penembakan.

Namun, sejauh ini, polisi masih belum memberikan kepastian kapan akan mengganti sapi milik warga itu.

Pihak polsek ataupun polres sama-sama belum memberikan jawaban pasti perihal penggantian sapi.

"Saya kurang tahu soal hal tersebut," kata Temmangnganro.

 (Tribunnews.com/Endra Kurniawan) (Kompas.com/Nurwahidah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas