Sebelum Ditemukan Tewas di Jurang, Asiong Sempat Dicari Sejumlah Orang di Tempat Hiburan
Ia tewas mengenaskan dan jasadnya dibuang di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Jalan Jamin Ginting
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Mayat yang ditemukan penuh luka lebam dan bagian pahanya terbakar dipastikan adalah Jefri Wijaya alias Asiong (39) warga Jalan Amal, Kecamatan Medan Sunggal.
Ia tewas mengenaskan dan jasadnya dibuang di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Jalan Jamin Ginting Kabupaten Tanah Karo pada Jumat (18/9/2020) lalu.
Sebelumnya, Asiong ditemukan tewas dengan sejumlah luka lembam dan terdapat luka yang diduga dibakar di bagian pahanya.
Asiong ditemukan warga yang ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian pertama kali tidak ditemukan identitasnya.
Baca: Sesosok Mayat Penuh Lebam Ditemukan di Jurang Tahura Berastagi, Diduga Korban Pembunuhan
Identitasnya dipastikan oleh sang istri, Lisa, dengan tanda-tanda di tubuhnya.
Setelah kabar penemuan mayat tanpa identitas diketahui pihak keluarga, alhasil korban pun diketahui bernama Jefri alias Asiong.
Duka mendalam dirasakan istri korban yang bernama Lisa (34) dan ketiga buah hatinya.
Lisa, wanita yang menggunakan kaos berwarna putih ini mengatakan bahwa pada tanggal 16 September 2020 lalu, ada seseorang yang mencari suaminya tersebut di tempat hiburan itu.
"Udah gitu pas di tanggal 17 itu, sekitar pukul 18.00 WIB, suaminsaya pergi dari rumah gak pulang lagi sampai tanggal 19 September kemarin baru dapat kabar. Saya tanya sama temennya parhner jual mobil itu, dikasih tau, itupun dia dapat info dari group, group badminton, adalah foto suami yang tidak bernyawa. Sudah gitu diberitakan ciri-cirinya ada pupil di bagian punggung sebsar bijik kacang, langsung saya tandai itu suami saya," ujarnya.
Baca: Geger Temuan Mayat di Pulau Sebuku Lampung
Lisa mengaku dirinya lebih yakin saat ditemukan tanda bekas operasi di bagian perut suaminya tersebut.
"Terus saya tandai juga di perut ada bekas operasi," ungkapnya.
Saat ditanya kronologi yang diketahuinya, Lisa menuturkan bahwa berawal di di koktong, sekitar pukul 12.00 WIB, suaminya pergi dari rumah.
"Setelah pergi, habis itu ku telpon. Dia bilang mau ke sorum ambil mobil ada yang mau beli mobil. Sekitar pukul 13.00 WIB, suami saya kirim pesan dari WhatsApp. Dia suruh sembarang. 'cepat sembayang dulu viar lewat terios ini'," katanya.
Lebih lanjut dikatakan Lisa, udah gitu pas hari itu juga di rumah ada renovasi kanopi.
"Sekitar pukul 15.00 WIB, itu udah siap renovasinya, tukangnya minta duit. Jadi saya telpon enggak diangkat dua kali. Terus anak kami paling besar chat papinya dan dibalas. Kok aku telpon chating gak dibalas. Sekitar pukul 16.00 WIB, itu dia bales WhatsApp saya, ia bilang sedang lobi loh," sebutnya.
Baca: Pembunuhan Mutilasi Manajer HRD, Kenalan Lewat Tinder & Mayat Disembunyikan, Ini Kronologinya
Masih dikatakan Lisa, Asiong sempat pulang ke rumah sekitar pukul 16.30 WIB.
"Dia pulang, terus saya tidur, pas bangun suami udah pergi. Saya tanya anak-anak ke mana, enggak ada yang tahu. Sekitar pukul 19.00 WIB, ku telpon untuk jemput anak2l-anak, namun tidak diangkatnya," ucapnya.
Lisa menjelaskan, status WhatsApp suaminya terakhir online pukul 18.45 WIB
"Setelah dari itu ku hubungi gak diangkat. Sampai pukul 01.00 WIB dinihari, hpnya wanya udah mati. Dia pergi tanggal 17 September, namun di tanggal 18 September sekitar pukul 03.00 WIB, saya mendengar ada suara kayak nyelekat nyamuk pake reket nyamuk. Biasanya suami saya di bawah nyelekat nyamuk dulu baru masuk kamar. Jadi udah kedengaran suara, dalam hatiku udah pulangnya ini. Jadi ku tunggu, namun kok gak naik-naik. Perasaanku dia udah buka pintu, tapi pintunya gak terbuka dan gak ada dia," ucapnya sembari bermohon agar pihak kepolisian berhasil mengungkap kasus yang menimpa suaminya.
Terkait pembunuhan terhadap suami Lisa, ia mengatakan bahwa pihak kepolisian Polres Tanahkaro dan Polda Sumut telah memintai keterangan dirinya.
"Saya sudah dimintai keterangan oleh polres Tanahkaro dan Polda Sumut. Dengan begini, saya berharap polisi dapat menemukan pelaku pembuahan suami saya," ujarnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Polsekta Berastagi mendapatkan laporan adanya informasi yang didapat dari Kapolsekta Berastagi Kompol L Marpaung, bahwa adanya temuan mayat.
"Awalnya kita mendapatkan informasi adanya penemuan jenazah ini dari masyarakat sekira pukul 12.00 WIB. Lokasinya tepatnya dua kilometer sebelum Desa Doulu," ujar Marpaung.
Dirinya mengungkapkan, lokasi penemuan jenazah yang masih belum diketahui identitasnya ini berada di jurang yang berada di sebelah kanan jalan menuju ke arah kota Medan.
Polisi berpangkat melati satu di pundaknya ini mengatakan, titik lokasi penemuan jenazah pria yang diprediksi berusia 40 tahun ini, berada sekitar 20 meter dari bibir jalan.
"Iya tadi kita temukan jenazahnya di jurang, kemudaian langsung kita evakuasi," katanya.
Ketika ditanya perihal ciri-ciri jenazah mr x ini, perwira dengan lambang satu melati di pundaknya itu mengungkapkan jenazah tersebut memiliki ciri berkulit dengan warna sawo matang.
Ketika ditanya lebih lanjut mengenai ciri spesifik, pihaknya sampai saat ini masih terus melakukan pengembangan.
"Ini yang masih kita berikan informasinya karena masih dalam proses penyelidikan," ungkapnya.
Lebih lanjut, saat ditanya apakah sudah ada masyarakat yang melaporkan kehilangan keluarga, dirinya mengatakan sampai saat ini pihaknya belum menemukan laporan tersebut.
"Sampai saat ini memang belum ada masyarakat yang merasa dan melaporkan kehilangan anggota keluarganya ke pihak kepolisian," ucapnya.
Ditanya langkah selanjutnya, Marpaung menjelaskan saat ini jenazah mr x tersebut telah dibawa ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum (RSU) Kabanjahe untuk dilakukan proses identifikasi.
Di tempat terpisah, Kanit Reskrim Polsekta Berastagi Ipda H.F Marpaung mengungkapkan saat ini jenazah Mr X tersebut telah dilakukan identifikasi. Ketika ditanya mengenai kondisi jenazah tersebut, Marpaung menjelaskan jika ditemukan sejumlah luka lebam di hampir sekujur tubuhnya.
"Iya ini masih dilakukan identifikasi, kalau kita lihat kondisnya mengalami luka lebam," ujar Marpaung, saat ditemui di Kamar Jenazah RSU Kabanjahe, Jalan Mariam Ginting, Kabanjahe.
Ketika ditanya mengenai ciri-ciri yang lebih spesifik, dirinya mengatakan jika selain luka lebam pihaknya juga menemukan adanya luka lainnya.
Dari beberapa luka yang ada, contohnya korban memiliki luka bakar di bagian bokong sebelah kanan yang diduga bekas tato.
Selain itu, di bagian badan korban juga ditemukan beberapa luka tusukan namun kondisnya tidak terlalu parah.
Dirinya menyebutkan, dengan kondisi yang terlihat cukup mengenaskan ini pihaknya menduga sementara jenazah pria ini merupakan korban penganiayaan.
Ketika ditanya mengenai hasil identifikasi, dirinya mengatakan jika sampai saat ini pihaknya masih belum menemukan identitas korban. (Muhammad Fadli Taradifa/t r ibun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul KRONOLOGI Asiong Hilang, Istri Chat Whatsapp Suami hingga Akhirnya Mayat Ditemukan di Jurang Tahura