Kisah Pilu Sepasang Lansia Tinggal di Gubuk Bekas Kandang Ayam, 23 Tahun Hidup Tanpa Listrik
Kisah pilu dialami sepasang lansia di Jalan Rimbawan Dalam 1, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Kisah pilu dialami sepasang lansia di Jalan Rimbawan Dalam 1, Kelurahan Tanah Merah, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Pasalnya, sepasang lansia tersebut tinggal di sebuah gubuk ukuran 4x6 meter.
Gubuk tersebut merupakan bekas kandang ayam yang sebenarnya tak layak untuk dijadikan tempat tinggal.
Gubuk yang mereka mereka tinggal itu berdiri di atas lahan perkebunan milik mantan pejabat yang sudah meninggal.
Sepasang suami-istri tersebut sebelumnya mendapatkan penghasilan dari pekerjaannya merawat lahan kebun itu.
Namun, setelah pemiliknya meninggal kini sepasang suami-istri tersebut tak lagi mendapatkan upah.
Baca: Pasutri Lansia Dianiaya Anak saat Tidur hingga Terkapar Bersimbah Darah, Tetangga sampai Teriak
Mereka adalah Dawari (67) dan istrinya Mardiana usia sekitar 60 tahun.
Saat ditemui TribunKaltim.co, ketika berkunjung ke rumahnya, Sabtu (26/9/2020) petang.
"Agak bungah, ringan masalah sulit tetap usaha untuk senang dikunjungi orang, TNI, polisi, pemerintah disini," kata Dawari.
"Sebelum ada bantuan saya kayak mau mati. Sejumlah bantuan sudah diterima seperti beras, galon isi air, tapi tak ada bantuan uang, meskipun tak ada yang menyerahkan uang, saya perlu," katanya lagi.
Dawari kemudian mengajak istrinya, Mardiana, untuk keluar ke depan pintu rumah gubuknya. Berdiri di halaman rumahnya berbentuk paving blok.
Baca: Ingin Sekolah & Belikan Ibu Rumah, Ini Kisah Indriana Tinggal di Kandang Ayam, Kerap Diejek Teman
"Saya sejak 1997, berarti sudah sekitar 23 tahun tinggal disini kerja membersihkan kebun menumpang di tanahnya orang," ungkapnya.
"Saya asal Sunan Ampel Surabaya, lahir di Kertosono. Kondisi setiap hari, rumah saya tanpa listrik, kekurangan isi perut, saya berharap ada bantuan pemerintah atau negara, supaya bisa membersihkan rumah," ujarnya.
"Keluarga istri saya ada di kawasan Mugirejo. Sempat berkunjung kesana dan ikut tinggal disana, tapi, saya merasa seperti kurang disapa, kurang bisa menyatu," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.