Curhat Pasien Covid-19, Mengaku Dapat Pesan Jahat dari Teman saat Dinyatakan Positif hingga Terpukul
Curhat pasien Covid-19 saat baru dinyatakan positif. Mengaku sempat mendapat pesan jahat hingga merasa terpukul. Simak kisah lengkapnya.
Editor: Widyadewi Metta Adya Irani
TRIBUNNEWS.COM - Seorang karyawati swasta di Makassar, Sulawesi Selatan, Juni (bukan nama sebenarnya), menceritakan pengalamannya saat baru saja terkonfirmasi positif Covid-19.
Wanita berusia 30-an tahun tersebut, mengaku vonis positif Covid-19 menjadi beban mental baginya.
Hal itu lantaran Juni tidak hanya menghadapi penyakit yang menjadi pandemi saat ini tapi juga menghadapi sikap yang kurang menyenangkan dari lingkungan sekitarnya.
Berikut cerita lengkap pasien Covid-19 tersebut:
1. Kabar yang Tak Disangka
Juni menceritakan, saat mendapat informasi bahwa dirinya positif Covid-19, ia dalam keadaan sehat.
Karena itu, hal ini sangat mengagetkan.
"Saya diswab waktu itu bukan karena sakit atau apa. Tapi saat sedang mendampingi pimpinan yang lagi swab, saya juga ikut di-swab," paparnya.
Tak disangka, hasilnya positif. Informasi tersebut mengagetkan.
"Rasanya tidak bisa digambarkan. Takut, sedih, kaget. Tidak tahu harus berbuat apa," paparnya.
Baca: Menkes Terawan: Selain Tenaga Medis, Prioritas Vaksin Covid-19 untuk Pekerja Usia 18-59 Tahun
Saat itu, Juni mendapat tawaran untuk isolasi mandiri di rumah, atau mengikuti program Duta Covid Pemprov Sulsel. Juni memilih yang kedua
"Alhamdulillah teman serumah saya sangat membantu. Dia yang mengurus, karena saya sudah bingung tidak mau buat apa," ujarnya.
"Penyakit Corona atau Covid-19 ini tidak hanya menyerang tubuh, tapi juga mental. Karena kita belum selesai sama diri sendiri, kita harus pikirkan juga orang lain yanginteraksi dengan kita sebelumnya," curhat Juni.
2. Perjalanan di Ambulance
Akhirnya Juni dijemput oleh ambulance, untuk mengikuti program Duta Covid Pemprov Sulsel.
Perjalanan panjang, dan menyedihkan.
Tak pernah ia menyangka, ia akan diabawa dari rumahnya, dengan ambulance.
"Sepanjang jalan sendiri, saya terpukul. Tidak tahu ingin berbuat apa selanjutnya, sangat sedih," paparnya.
Baca: Dua Hari Sebelum Dinyatakan Positif Covid-19, Joy Tobing Sempat Bersama Regina dan Nowela Idol
Ada satu kejadian, yang membuat Juni semakin sedih.
"Perjalanan kami melewati tol. Di pintu tol, supir yang ber-APD lengkap bicara lewat jendela bahwa membawa pasien Covid. Petugas tol langsung buka pintu," ceritanya.
"Saat itu rasanya sangat sedih. Belum menerima kenyataan bahwa saya adalah pasien Covid-19," lanjutnya.
Juni pun dibawa ke salah satu hotel tempat isolasi OTG di Makassar.
3. Teman Baik dan Whatsapp Jahat
Mendapat teman yang baik, tentu rezeki. Tapi tidak semua, karena ada juga teman yang justru tidak empati atau memikirkan dirinya.
Berita tentang Juni positif Covid-19 pun menyebar di lingkungan kantor dan juga pertemamannya.
"Banyak pesan masuk. Beberapa memberi dukungan, tapi ada juga pesan whatsapp yang menurut saya sangat jahat," ujarnya.
"Beberapa pesan whatsapp masuk, mereka langsung menanyakan apakah saya pernah kontak sama mereka sebelum-sebelumnya. Pesan itu menurut saya sangat jahat dan memikirkan diri sendiri," ujarnya.
Baca: Obesitas Tingkatkan Risiko Tertular Covid-19, Ini Penjelasannya dan Tips Pencegahan
"Dan ini bukan hanya saya yang alami, beberapa teman yang positif lainnya juga alami," ujarnya
"Karenanya, saya berpesan kepada semuanya, jika ada teman yang positif, tolong jangan perlakukan mereka seperti saya diperlakukan. MEmang wajar semua takut, tapi tolong tidak perlu langsung kirim pesan jahat dan mementingkan diri sendiri seperti itu," ujarnya.
Karena pesan-pesan tersebut, menurut Juni, hanya membuat pasien makin sedih dan terpukul.
4. Terpukul, Langsung Demam
Keadaan emosi, ternyata memang sangat berhubungan dengan kondisi kesehatan.
Terpukul mendengar kabar dirinya covid-19, imunitas Juni langsung turun.
"Pada hari pertama, kondisi mental saya sangat terpukul. Saya menangis terus. Makan tidak enak dan tidur tidak enak," ujar Juni.
Akibatnya, meski sebelum diberitahu positif dirinya sehat, di malam hari ia langsung sakit.
Baca: Jemput Pasien Covid-19, Tenaga Medis Justru Dilumuri Kotoran oleh Keluarga Pasien, Ini Kronologinya
"Malam pertama di saya demam. Saat diperiksa dokter, dokter sampai bilang kalau sakit terus, saya akan dibawa ke ruang isolasi rumah sakit," ujarnya.
"Hal itu membuat saya sadar, bahwa tidak boleh terus begitu. Untuk bisa sembuh, saya harus kuat, banyak makan, dan istirahat cukup," paparnya.
(bersambung ke bagian 2)
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
(Tribun-Timur.com/Ina Maharani)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Curhat Pasien Covid-19 Makassar (1): Beban Mental Saat Ditetapkan, Sedih Dapat WA Jahat dari Teman