Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rempah dan Ikan Nila Sulut Tembus Pasar Jepang, Olly Tak Menyerah Saat Pandemi, Terus Genjot Ekspor

Olly juga menyebut bukti nyata kemajuan Sulut lewat dilaunchingnya ekspor direct call perdana hasil perikanan Sulut ke Jepang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Rempah dan Ikan Nila Sulut Tembus Pasar Jepang, Olly Tak Menyerah Saat Pandemi, Terus Genjot Ekspor
ryo noor/tribun manado
ryo noor/tribun manado Gubernur Olly didampingi Wagub Steven Kandouw dan Sekprov Edwin Silangen bersama pemangku kepentingan yakni pelaku usaha, Bea Cukai, Imigrasi, Balai Karantina Pertanian, PT Angkasa Pura, dan Maskapai Garuda secara resmi melepas ekspor di Terminal Kargo, Bandara Sam Ratulangi, Kamis (23/9/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Situasi pandemi Covid-19 yang sangat menghantam multisektor disiasati dengan berbagai terobosan. Salah satunya gebrakan ekspor komoditas andalan daerah yang dilakukan di Sulawesi Utara. Setelah produk ikan tuna, kini komoditas ikan nila dan rempah berhasil menembus pasar Jepang.

“Saya mendapat kabar kalau penerbangan kedua tadi malam sudah mengangkut rempah dan ikan nila. Ini sangat baik dan menjanjikan untuk petani kita. Kita memang tidak menyerah saat pandemi dan terus menggenjot ekspor,” kata Gubernur Sulut nonaktif, Olly Dondokambey, Kamis (1/10/2020).

Ekspor dengan penerbangan langsung (direct call) menggunakan pesawat Garuda dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Bandara Narita Jepang pertama kali dilepas Olly pada 23 September 2020. Penerbangan kargo pertama itu menjadi kado di Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Sulut.

Hal senada dikemukakan Olly, saat menghadiri Ibadah Syukur HUT ke-3 Jemaat GMIM Eben Haezer Buntong, Wilayah Mandolang Dua di Desa Tateli Satu, Kecamatan Mandolang, Kabupaten Minahasa, Kamis (24/9/2020).

Olly juga menyebut bukti nyata kemajuan Sulut lewat di-launching-nya ekspor direct call perdana hasil perikanan Sulut ke Jepang.

“Tadi malam kita so buka itu penerbangan ikan ke jepang, sadikileh orang Tondano senang karena sekaligus kita ada kirim nila dari Tondano 100 kilo for contoh kalo cocok berikut samua nila di Tondano torang beli kirim ke Jepang, kadangkala covid ini juga ada hikmat,” imbuhnya.

Baca: Nilai Ekspor Produk UKM ke Eropa Akan Digenjot

Produk rempah-rempah sebagai kekayaan alam khas nusantara ternyata mulai mendapat permintaan banyak dari Jepang. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Tineke Adam mengatakan ekspor akan terus dilakukan.

Berita Rekomendasi

“Ya memang kita lanjut terus. Kali ini lebih menjanjikan karena sudah masuk ke komoditas lain yakni ikan nila dan rempah. Sejak dilaunching Pak Gubernur Olly minggu lalu, ternyata animo makin besar memanfaatkan penerbangan langsung ini,” kata Tineke.

Ekspor kali ini mencapai total 13, 572 ton yang umumnya adalah ikan tuna. Menariknya, dari sampel 100 kilogram ikan nila pada pengiriman pertama, kini melonjak menjadi 200 kilogram dan diharapkan terus meningkat.

Tineke menjelaskan, ekspor dengan penerbangan langsung dari Manado ke Jepang ini membuka lembaran kemajuan baru bagi perekonomian Sulut. Sebab aneka komoditas unggulan daerah bisa diserap di pasar internasional, khususnya Jepang.

Dalam daftar ekspor langsung dari Sulut ke Jepang itu, ada ikan tuna, lobster 20 kilogram, nila 200 kilogram, serta sampel Pertanian 90 kilogram. “Ada tambahan yang lain juga khusus nila beku yang bertambah. Kalau minggu lalu baru 100 kilogram, sekarang permintaannya sudah naik,” ujarnya.

Olly disebut terus mendorong agar semua komoditas pertanian dan perikanan dapat diterima di pasar Jepang.

Pemerintah Provinsi Sulut berupaya mengoptimalkan serta memfasilitasi para eksportir di Bumi Nyiur Melambai.

Salah satu eksportir, Flory Sumerah berterima kasih atas terobosan direct call ekspor ini, apalagi terobosan ini dilakukan di tengah pandemi. Menurutnya terobosan yang dilakukan membuka peluang bagi eksportir tetap bertahan, bahkan mendapatkan peluang baru.

“Saya sangat berterima kasih kepada pemerintahan Olly Dondokambey dan Steven Kandouw karena sudah menciptakan iklim berbisnis yang sangat baik, sehingga peluang usaha terbuka dan memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarkat,” tutur pemilih usaha CV Rengas Jaya tersebut.

Harapan sama datang dari Raifel Wowiling, petani nila di Kawiley Kecamatan Kauditan, Minahasa Utara, Sulut.

Sebagai petani nila, Raifel senang karena ada harapan di tengah situasi pandemi ini. Sebab selama pandemi, petani nilai mengalami dilema.

“Kami dilema, karena ikan nila harus diberi makan terus, tetapi sulit dipasarkan karena harganya murah. Dengan adanya peluang ekspor ini, kami tentu sangat berterima kasih ke bapak Gubernur Olly yang sudah mendengarkan jeritan hati kami,” tutur Raifel," ujarnya.

Sumber: Tribunnews.com/Tribun Manado

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas