Pandemi Covid-19, Pengemis Gendong Anak Justru Kian Marak di Medan, Akui Penghasilan Meningkat
Dalam situasi krisis di tengah pandemi Covid-19, pengemis yang gendong anak justru kian marak di Medan.
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Dalam situasi krisis di tengah pandemi Covid-19, pengemis yang gendong anak justru kian marak di Medan.
Para pengemis tersebut beroperasi di beberapa persimpangan lampu merah di Kota Medan.
Bahkan, saat mengemis, mereka mengajak serta anaknya dengan cara digendong.
Berdasarkan pantauan Tribun-Medan.com, para pengemis tersebut berkeliaran di persimpangan Pasar Sei Sikambing, Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Helvetia, Medan dan persimpangan Jalan Krakatau, Kecamatan Medan Timur Medan, Sabtu (3/10/2020).
Di bawah panas terik dan bermodalkan kemoceng, pengemis tersebut berkeliling dengan membawa anak dalam gendongannya dari mobil ke mobil lainnya.
Berdasarkan informasi dari pedagang sekitar, sebelum terjadi pandemi hanya ada paling tidak satu pengemis dengan membawa anak.
Namun. dua bulan belakangan, para pengemis yang membawa anak mereka kian menjamur di persimpangan tersebut.
Baca: Deretan Fakta Pengemudi Wanita Tabrak Pengemis yang Duduk Gelar Tikar: Mainan HP, Tak Punya SIM
"Dulu gak serame ini, pada bawa bayi semua panas-panas kan kasihan. Ini lama-lama makin rame."
"Kita gak taulah sebabnya apa. Cuma dulu kayaknya cuma satu. Itupun bergantian," ungkap seorang pedagang.
Saat ditemui Tribun-Medan.com, pengemis tersebut tampak malu-malu.
Diah mengungkapkan bahwa ia turut membawa anaknya ikut mengemis lantaran tidak ada yang menjaga di rumah.
"Bawa dia bukan kenapa-kenapa, karena gak ada yang jaga. Yauda dibawa aja, kalau ditinggal sama siapa di rumah. Kasian iya, panas juga ikut saya. Tapi mau gimana lagi," ungkap Diah.
Diah sendiri mengakui bahwa membawa anaknya ini turut menambah penghasilanya dibandingkan ia harus mengemis seorang diri.
Baca: Pengemis Berpakaian Ketat Diamankan di Alun-Alun Kota Kediri, Orangtuanya Ungkap Fakta Mengejutkan
"Lumayan (ada penambahan). Gak banyak-banyak tapi bisa untuk makan."
"Kalau dulu dapat Rp 30 ribu, ini bawa dia jadi bisa dapat Rp 50 ribu. Bisa cukup-cukup uang susu dia."
"Banyak yang kasihan liat dia jadi kadang dikasih-kasih. Pernah dikasih mainan juga," ujarnya.
Sama halnya dengan Diah, pengemis dengan membawa gendongan juga kian menarik perhatian.
Tampak seorang pengemis berkeliling dengan menyodorkan mangkuk plastik kecil ke kaca mobil.
Seorang pengemis yang tak ingin disebut namanya mengungkapkan ini baru minggu ketiga ia membawa anak tetangganya pergi dari siang ke sore hari.
Menurut warga sekitar, para pengemis pembawa bayi ini di persimpangan lampu merah Jalan Krakatau akan semakin ramai jelang siang hari.
Baca: Nasib Gadis Pengemis Berubah Drastis Setelah Wajahnya Viral di Medsos, Kini Jadi Selebgram Kaya
"Kita disimpang sini dari pagi sampe siangan. Bawa anak ini karena lihat kawan lain bawa anak penghasilannya meningkat. "
"Jadi izin lah bawa anak tetangga, pulang ku belikan makanan sama susunya. Anakku dah besar, gak bisa ikut lagi," ujar pengemis tersebut.
Dulunya, ia berprofesi sebagai penjual rokok. Namun karena pandemi ini, ia mencoba peruntungan lain dengan jadi pengemis.
Setiap harinya, pengemis ini menghasilkan kurang lebih Rp 50 ribu.
Namun jika akhir pekan, ia mampu meraup hingga mencapai Rp 100 ribu.
"Sebenarnya gak tega juga bawa anak ini, kadang aku kasih susu botol kalau lagi istirahat."
"Ya gak lama-lama juga, jam 3 atau jam 4 udah pulang. Mau gak mau juga ajak dia ini, cuma cari nafkah juga kan," pungkasnya.
(Tribun-Medan.com/Kartika Sari)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Pengemis Gendong Anak di Medan Kian Marak saat Pandemi, Pengakuannya Penghasilan Meningkat