Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ngawi Jadi Lumbung Pangan Nasional, Wakil Bupati: Petani Kita Pejuang Tangguh Semua

Wakil Bupati Ngawi Ony Anwar menilai tangguhnya para petani menjadi faktor utama Kabupaten Ngawi menjadi lumbung pangan nasional.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Ngawi Jadi Lumbung Pangan Nasional, Wakil Bupati: Petani Kita Pejuang Tangguh Semua
Ist
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar menilai, ketangguhan para petani menjadi faktor utama Kabupaten Ngawi, Jawa Timur menjadi lumbung pangan nasional.

Diketahui pada 2019 lalu, Ngawi menjadi nomor 6 di Indonesia sebagai penghasil padi terbanyak.

Sedangkan di Jawa Timur, Ngawi berada di urutan kedua di bawah Lamongan.

"Etos kerja masyarakat Ngawi luar biasa, petani kita pejuang tangguh semua," ungkap Ony dalam program Bincang Tokoh bersama TribunSolo.com, Senin (12/10/2020).

Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono
Wakil Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono (tribunnews.com/oro)

Baca juga: Ngawi Jadi Daerah Penyangga Pangan Nasional, Wakil Bupati Ony Anwar: Kami Punya Komitmen Luar Biasa

Selain itu, Ony menyebut pencapaian Kabupaten Ngawi juga dibarengi dengan komitmen pemangku kebijakan.

Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi disebut secara intensif mendampingi para kelompok tani untuk membantu terealisasinya percepatan tanam.

"Ditambah komitmen Dinas Pertanian secara rutin untuk turun ke kelompok tani untuk ada percepatan tanam," ungkapnya.

Berita Rekomendasi

Rata-rata penanaman padi di Ngawi berada di angka 2,7 atau hampir tiga kali masa tanam per tahun.

"Kalau dulu tidak ada percepatan tanam, cuma bisa dua kali tanam," ungkapnya.

Dengan adanya percepatan tanam, Ony menyebut produktivitas menjadi meningkat.

Faktor lain yang menjadikan Ngawi mampu menjadi lumbung pangan nasional adalah komitmen dari sejumlah pemangku kebijakan.

"Termasuk dalam hal ini penyedia atau distributor pupuk," ungkap Ony.

Baca juga: Pacu Kinerja Pertanian Sukabumi, Mentan Perkuat Akselerasi Hulu Hingga Hilir

Ony menyebut ada beberapa kendala yang terjadi pada waktu-waktu sebelumnya.

"Dulu sering pupuk langka, harga fluktuatif, waktu distribusi tidak tepat," ungkapnya.

"Mulai beberapa terakhir itu yang kita komunikasikan, sehingga ketepatan terkait pupuk menjadi salah satu kunci para petani kita ada percepatan tanam," jelasnya.

Lebih lanjut, Ony menyebut para masih banyak bergantung dengan pihak ketiga terkait penyediaan pupuk.

"Karena sudah terlalu lama mereka secara instan menggunakan pupuk kimia untuk menunjang pertanian."

"Sehingga kalau telat sedikit saja mereka akhirnya tidak bisa melakukan percepatan tanam," ungkapnya.

Baca juga: Layangan Nyangkut, Listrik 8 Kota dan Kabupaten dari Madiun, Ngawi, Magetan, hingga Ponorogo Padam

Pemkab Ngawi lantas mencoba mencarikan solusi untuk permasalahan tersebut.

"Kita datangkan pabrikan pupuk, sekarang ini kan pupuk sudah holding, Pupuk Indonesia, seharusnya itu lebih mudah mulai dari penyaluran dan ketersediaan, dan harga yang stabil."

"Tapi kenyataan di lapangan kita masih mengalami kesulitan terkait ketepatan penyaluran pupuk, masih langka, kadang ada oknum yang bermain harga di tingkat bawah," jelasnya.

Maka dari itu di Kabupaten Ngawi disebut melakukan perubahan pola.

Arahan pemerintah pusat untuk mengurangi pupuk subsidi disebut ditangkap baik oleh Pemkab Ngawi.

"Jadi pengurangan pupuk subsidi itu bukan terus kita berharap petani beralih ke pupuk non subsidi."

"Tapi bagaimana petani kita lebih kreatif, mandiri, untuk bisa menciptakan pupuk yang bisa dibuat sendiri dengan kualitas yang baik sehingga tidak tergantung dengan pihak ketiga," jelasnya.

Baca juga: Mentan Launching Kartu Petani di Lampung, Salurkan KUR dan Asuransi Tani

Selain itu, perlu adanya wawasan bagi petani untuk membuat benih sendiri, pola tanah, hingga intensitifikasi penanaman yang benar.

"Sehingga jika tidak ada ketergantungan, insyaallah kesejahteraan petani bisa meningkat," ungkapnya.

Penyumbang Ekonomi Tertinggi di Masa Pandemi

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan di tengah krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 sektor pertanian tumbuh positif.

Bahkan, pertanian menjadi penyumbang tertinggi bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

"Saya ingin mengingatkan kepada kita semua bahwa di tengah pandemi, sektor pertanian telah menyumbangkan yang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang dalam posisi mengalami perlambatan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas, Selasa (6/10/2020) dilansir Kompas.com.

Presiden Jokowi
Presiden Jokowi (Sekretariat Presiden )

Baca juga: Pulihkan Perekonomian, UMKM Perlu Dukungan Jangka Panjang

Kata Jokowi, pada kuartal kedua 2020, sektor pertanian tumbuh positif 16,24 persen.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi nasional dalam periode yang sama terkontraksi ke minus 5,32 persen.

"Pertumbuhan positif di sektor pertanian ini perlu kita jaga momentumnya sehingga memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan petani maupun nelayan," kata Jokowi.

Jokowi menyebut ke depannya petani dan nelayan perlu didorong untuk berkelompok dalam jumlah yang besar dan berada dalam sebuah koperasi.

Menurut Jokowi, hal itu akan diperoleh skala ekonomi yang bisa mempermudah petani dan nelayan dalam mengakses pembiayaan.

Baca juga: Menko Airlangga: Realisasi Anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional Capai 47,75 Persen

Selain itu mereka juga mudah mengakses informasi, mengakses teknologi, meningkatkan efisiensi dan memperkuat pemasarannya.

"Pola pikir juga perlu berubah tidak semata-mata fokus kepada on farm tapi bergerak ke out farm, sisi pasca panen."

"Sisi bisnisnya yaitu dengan membangun proses bisnis dari produksi sampai ke pascapanen," kata Jokowi.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com/Ihsanuddin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas