Terlibat Perusakan Mobil Polisi saat Demo, Mahasiswa Ini Serahkan Diri Diantar sang Ayah
Seorang mahasiswa berinisial HM (18) menyerahkan diri lantaran terlibat dalam perusakan mobil dinas polisi.
Editor: Nanda Lusiana Saputri

TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswa berinisial HM (18) menyerahkan diri lantaran terlibat dalam perusakan mobil dinas polisi.
Perusakan itu dilakukan HM saat dirinya mengikuti aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) beberapa waktu lalu.
Ia diantar langsung oleh sang ayah saat menyerahkan diri ke polisi.
Mahasiswa jurusan hukum di salah satu universitas swasta di Palembang ini, terlihat lebih banyak diam seraya terus menundukkan kepala setibanya ia di markas Jatanras Polda Sumsel.
"Saat kericuhan terjadi, tersangka ini diduga naik keatas mobil sambil meloncat-loncat merusak dan menendang rotator mobil dinas Pam Obvit Polda Sumsel yang diparkir dekat lokasi demo," ujar Kasubdit III Kompol Suryadi, Sabtu (24/10/2020).
Termasuk HM, saat ini sudah ada sembilan mahasiswa yang diamankan terkait aksi pengrusakan itu.
Baca juga: Mahasiswa di NTB Kembali Demo, Minta Gubernur Satu Suara Tolak UU Cipta Kerja
Mereka berasal dari universitas yang berbeda-beda disejumlah wilayah Sumsel.
"Artinya masih ada 14 orang lagi yang masih DPO. Maka untuk itu, kami imbau mereka agar segera menyerahkan diri karena cepat atau lambat pasti akan ditangkap juga. Identitas seluruhnya sudah kami ketahui," ujar Suryadi.
Diberitakan sebelumnya, ketegangan mewarnai aksi unjuk rasa menolak disahkannya Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja yang digelar oleh ribuan mahasiswa di halaman gedung DPRD Provinsi Sumsel, Kamis (8/10/2020) lalu.
Tak hanya terjadi aksi saling kejar, lempar batu, air mineral dan guyuran gas air mata.
Ketegangan juga mengakibatkan rusaknya sejumlah fasilitas yang berada di seputaran lokasi demo.
Terlihat, dua motor polisi dan dua mobil dinas polisi yang terparkir dekat dengan lokasi demo, tak luput menjadi bulan-bulanan kekesalan massa.

Mobil Pam Obvit Polda Sumsel bahkan sampai terbalik dan mengalami kerusakan cukup parah akibat luapan kekesalan massa yang merasa emosi.
Suasana baru kondusif setelah perwakilan massa dan aparat kepolisan saling berdiskusi dan memenangkan situasi.