Ternyata Ada Misi Rahasia yang Dilakukan Jelang Erupsi Besar Merapi 10 Tahun Lalu, Ini Kata Pakar
Pakar Gunung Merapi, Drs Subandriyo MSi, menjelaskan latar belakang pembentukan tim khusus yang menjalankan misi rahasia ke puncak Merapi.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Pakar Gunung Merapi, Drs Subandriyo MSi, menjelaskan latar belakang pembentukan tim khusus yang menjalankan misi rahasia ke puncak Merapi.
Tim khusus ini dianggap terdiri para petugas-petugas senior pengamatan gunung, yang hasil pekerjaan mereka di masa-masa genting itu memiliki peran besar bagi keselamatan banyak orang.
Subandriyo, yang kini menjalankan fungsi sebagai Penyelidik Bumi Madya BPPTKG Yogyakarta, menyatakan keputusannya memang serba rahasia karena risiko.
Misi itu hanya diketahui Kepala BPPTK Yogyakarta, yang waktu itu (2010) dijalankan Subandriyo, Kepala Seksi Merapi dan beberapa orang lain di balai.
Baca juga: Kisah 7 Petugas Merapi Jalankan Misi Rahasia Sepekan Sebelum Merapi Meletus Hebat 10 Tahun Lalu
Saking rahasianya, Kepala Badan Geologi Dr Ir Surono atau sering disebut Mbah Rono, saat itu tidak diberitahu.
“Saya bentuk tim untuk melakukan pengamatan langsung dan sampling gas vulkanik di puncak Gunung Merapi yang sedang bergolak. Tugas ini bersifat rahasia,” kata Subandriyo kepada Tribun Jogja (Tribun Network).
Menurutnya, keputusan itu didasari situasi yang serba penuh tanda tanya waktu itu.
“Tanda-tanda akan terjadi letusan makin jelas, sehingga semua ahli yang terlibat dalam analisis data yakin Gunung Merapi akan meletus,” kata Pak Ban, panggilan akrab Subandriyo.
“Tetapi pertanyaan krusialnya, jenis letusan seperti apa yang mungkin akan terjadi?” imbuhnya.
Karena menurutnya, pada beberapa kali letusan sebelumnya, dengan gejala seismik dan deformasi yang begitu kuat, seharusnya sudah muncul kubah lava baru yang disertai guguran lava dengan jumlah ribuan kali per hari.
Tapi yang terjadi saat itu menurut Subandriyo, ada suara gemuruh sangat kuat, hingga menggetarkan jendela rumah penduduk yang jaraknya puluhan kilometer. Fenomena ini menurutnya tidak lazim di Merapi.
Baca juga: Magelang Nyatakan Siap Antisipasi Erupsi Merapi di Masa Pandemi
Lalu muncul dugaan, pertama mungkin terbentuk cryptodome, yaitu kubah lava baru yang terbentuk, tetapi muncul di permukaan.
Bila demikian, kata lulusan Fisika UGM ini menduga bisa terjadi sector collaps. Sebagian besar puncak gunungnya akan longsor hingga memicu awan panas besar seperti erupsi Gunung St Helens, USA, pada 1980.
Kedua, mungkin terjadi letusan eksplosif besar, yang disebut jenis letusan Sub-Plinian. Menurut para ahli, letusan ekplosif dipicu magma yang kaya akan gas bergerak ke permukaan. Artinya kandungan gas menjadi parameter penentu.