Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Erupsi Gunung Merapi Disebut Makin Dekat, BPPTKG Imbau Masyarakat Waspada dan Update Informasi

Erupsi Gunung Merapi berikutnya disebut semakin dekat. Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida meminta masyarakat waspada dan tetap update informasi.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Erupsi Gunung Merapi Disebut Makin Dekat, BPPTKG Imbau Masyarakat Waspada dan Update Informasi
KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA
Foto Gunung Merapi dari Embung Manajar di Boyolali, Jawa Tengah. 

TRIBUNNEWS.COM - Erupsi Gunung Merapi berikutnya disebut semakin dekat.

Hal itu diungkapkan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.

Dilansir Kompas.com, pernyataan tersebut didasari pengamatan aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang meningkat secara kegempaan dan deformasi atau perubahan bentuk gunung.

Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengungkapkan, saat ini secara rata-rata setiap hari terjadi enam kali gempa gempa dangkal, 23 kali gempa dangkal, dan deformasi sebesar 2 sentimeter.

Namun, letusan dalam waktu dekat diperkirakan tidak sebesar yang terjadi pada 2010.

"Hal ini menunjukkan waktu erupsi berikutnya semakin dekat, diperkirakan tidak akan sebesar 2010, dan cenderung mengikuti perilaku erupsi pada tahun 2006." ungkap Hanik saat peringatan satu dasawarsa erupsi Merapi 2010 yang disiarkan secara daring, Senin (26/10/2020). 

"Status Gunung Merapi masih waspada dan aktivitas masih berlangsung, kita harus siap," jelas ungkapnya.

Baca juga: Saat Gunung Merapi Ngamuk, Heru Lewati 100 Anak Tangga dan Bunyikan Sirine Sembari Bertakbir

Histogram Kegempaan Harian Gunung Merapi dalam tiga bulan terakhir.
Histogram Kegempaan Harian Gunung Merapi dalam tiga bulan terakhir. (esdm.go.id)
Berita Rekomendasi

Meski demikian, kapan waktu tepat Gunung Merapi akan kembali erupsi belum dapat diperkirakan.

"Untuk waktu kita tidak bisa memperkirakan," kata Hanik saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (27/10/2020).

Masyarakat diimbau agar selalu mengikuti perkembangan informasi mengenai Gunung Merapi.

"Untuk masyarakat tetap waspada dan ikuti informasi apa yang kami sampaikan," ungkap Hanik.

Baca juga: Kisah Tegang Pengamat saat Gunung Merapi Ngamuk: Ada yang Sempat Memotret sebelum Melompat Kabur

Diketahui letusan Gunung Merapi pada November hingga Desember 2010 menyebabkan lebih dari 300 ribu orang mengungsi.

Bencana alam tersebut juga mengakibatkan sedikitnya 353 orang tewas.

Adapun peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang terjadi belakangan ini, kata Hanik, berbeda dengan menjelang letusan pada 2010 dan 2006.

"Sudah dua tahun lebih di mana erupsi didominasi dengan gas, bersifat eksplosif tetapi dengan indeks eksplosif rendah, yaitu satu."

"Atau jika dibanding dengan erupsi 2010 seperseribu, dan seperseratus jika dibandingkan dengan erupsi tahun 2006," katanya.

Baca juga: Ternyata Ada Misi Rahasia yang Dilakukan Jelang Erupsi Besar Merapi 10 Tahun Lalu, Ini Kata Pakar

Hanik mengungkapkan letusan Gunung Merapi pada 2010 tercatat memiliki indeks erupsi 4.

Peristiwa serupa sebelumnya terjadi pada 1872.

"Erupsi besar 2010 memberikan pembelajaran berarti dalam pengelolaan kebencanaan gunung api baik itu peringatan dini, penyampaian informasi, dan lainnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Hanik menyatakan ada tantangan tersendiri dalam mitigasi bencana di era pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, Hanik berharap ada kesinambungan informasi dari pemangku kepentingan ke masyarakat.

"Data harus selalu ada secara kontinu, informasi harus tetap sampai pada pemangku kepentingan maupun masyarakat."

"Kalau sampai terjadi krisis bagaimana cara menanggulangi, dan harus dilakukan secara komprehensif," sebut Hanik.

Baca juga: Pengamat Termuda Gemetar saat Gunung Merapi Meletus pada 2010, Kaca dan Pintu Jendela Pos Bergetar

Rekomendasi Masyarakat

Sementara itu dikutip dari laman magma.esdm.go.id, dengan status waspada Gunung Merapi, rekomendasi untuk masyarakat ialah :

1. Potensi ancaman bahaya saat ini berupa luncuran awan panas dari runtuhnya kubah lava dan jatuhan material vulkanik dari letusan eksplosif.

2. Area dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar tidak ada aktivitas manusia.

3. Masyarakat agar mengantisipasi bahaya abu vulkanik dari kejadian awan panas maupun letusan eksplosif.

4. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi.

5. Informasi aktivitas Gunung Merapi dapat diakses melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 Mhz, melalui telepon (0274) 514180/514192, website www.merapi.bgl.esdm.go.id, dan media sosial BPPTKG (facebook: infobpptkg, twiter: @bpptkg).

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BPPTKG Sebut Erupsi Merapi Selanjutnya Makin Dekat, Tak Sebesar Letusan 2010".

(Tribunnews.com/Gilang Putranto) (Kompas.com/Wisang Seto Pangaribowo)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas