Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wanita Ini Melahirkan Normal di Emperan Toko di Surabaya, Posisi Bayi Sungsang, Untung Ada Sosok Ini

Siti Romlah (33), warga Pesapen Barat, Surabaya, melahirkan bayinya secara normal di emperan toko Pasar Pabean, Surabaya.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Wanita Ini Melahirkan Normal di Emperan Toko di Surabaya, Posisi Bayi Sungsang, Untung Ada Sosok Ini
Istimewa
Ilustrasi melahirkan 

TRIBUNNEWS.COM - Siti Romlah (33), warga Pesapen Barat, Surabaya, melahirkan bayinya secara normal di emperan toko Pasar Pabean, Surabaya.

Situasinya kala itu benar-benar mendesak. Ia tak sempat lagi dilarikan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk bersalin.

Yang membuat situasi kian menegangkan, ternyata posisi bayinya sungsang.

Untung di lokasi kejadian ada sosok Siti Indriyani, bidan honorer di Kantor Dinas Kesehatan (Diskes) Armada II Surabaya.

Baca juga: Jelang Persalinan Sang Istri, Ringgo Agus Malah Buat Kesalahan Fatal Sampai Cari Bantuan, Ada Apa?

Ia membantu persalinan Siti Romlah meski tanpa peralatan medis lengkap. Ibu dan bayinya pun berhasil melewati proses persalinan normal dengan selamat.

Dengan keberanian dan cepatnya mengambil keputusan, Bidan Indriyani langsung membantu persalinan sang ibu di emperan toko di Pasar Pabean.

Caption

"Saya melihat satu kaki keluar. Sungsang. Tetap persalinan harus dilakukan," ucap Bidan Indriyani saat ditemui di Diskes Koarmada II, Jumat (13/11/2020).

Berita Rekomendasi

Istri dari Serda Rudi Hermanto, anggota TNI AL ini, mengaku wajib menyelamatkan janin sekaligus ibunya. Padahal dia paham bahwa inilah persalinan tidak saja sulit, tapi penuh resiko.

Apalagi saat kaki kiri keluar duluan, diikuti kaki lainnya hingga pinggang bayi. Namun pundak ke kepala begitu sulit untuk keluar.

Baca juga: Melahirkan Bayi Prematur, Ini Momen Haru Zaskia Gotik Saat Beri ASI Pertama

"Saya terus bantu sang ibu dengan atur napas dan gerakan khusus. Ternyata ada lilitan tali pusar pada leher bayi. Astagfirullah," sebut Indriyani.

Tidak hanya itu. Kondisi tidak ada peralatan medis sama sekali. Murni kecakapan dan keahlian keterampilan tangan kosong sang bidan. Inilah perjuangan hidup dan mati sang ibu yang sesungguhnya.

Namun, jiwa kuat untuk tidak membiarkan sang ibu dan bayinya dalam ancaman, Bidan Indriyani terus berjuang keras. Di emperan toko, drama penyelamatan berlangsung selama kurang lebih 25 menit.

"Alhamdulillah bayi bisa keluar dan saya selamatkan. Saya lihat sang ibu juga sadar. Tapi lagi-lagi, bayi laki-laki keluar tidak ada tangis," sang bidan kaget.

Artinya jantung bayi harus dibantu karena Indriyani menyebut bayi mengalami hipoksia. Harus dibantu dengan rangsangan.

Halaman
12
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas