Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UPDATE Gunung Merapi: Pemekaran Puncak 4 Meter, Migrasi Magma Semakin Dekat Menuju Permukaan

Sudah terjadi pemekaran puncak sebesar sekitar 4 meter. Data pemantauan menunjukkan migrasi magma dari dalam sudah semakin dekat menuju permukaan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in UPDATE Gunung Merapi: Pemekaran Puncak 4 Meter, Migrasi Magma Semakin Dekat Menuju Permukaan
Tribun Jogja/Setya Krisna Sumargo
Penampakan Gunung Merapi Desa Candibinangun, Pakem dan Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Sabtu (28/11/2020). 

Agus menunjukkan hasil analisis profil morfologi, kubah lava 2018 berhenti tumbuh pada akhir Desember 2018.

Selain itu, perhitungan volume kubah lava lebih akurat karena volume dihitung secara 3 dimensi, berbeda dengan era krisis sebelum ini di mana hanya menggunakan foto 2 dimensi sehingga kurang representatif.

"Pemantauan dengan menggunakan drone telah dilakukan secara intensif sejak menjelang erupsi tahun 2018 hingga saat ini dengan periode setiap 1 minggu," terang Agus.

Gunung Merapi dari giat pemantauan Merapi melalui udara menggunakan Helikopter @BNPB_Indonesia. Berangkat dari Base Ops @_TNIAU Adisutjipto, Jumat (27/11/2020) pukul 07.32 WIB dan mendarat pukul 09.26 WIB
Gunung Merapi dari giat pemantauan Merapi melalui udara menggunakan Helikopter @BNPB_Indonesia. Berangkat dari Base Ops @_TNIAU Adisutjipto, Jumat (27/11/2020) pukul 07.32 WIB dan mendarat pukul 09.26 WIB (Twitter @TRCBPBDDIY)

Metode pemantauan visual lain yang telah diterapkan adalah melalui satelit. Prinsipnya sama dengan metode drone di mana kita mendapatkan data foto objek dari atas.

Data dapat diperoleh tergantung jadwal pengambilan data oleh satelit, sehingga bisa lebih rutin. Seperti pada metode drone, dengan menggunakan satelit, pengamat tidak perlu mengakses daerah-daerah yang berbahaya.

Resolusi foto satelit saat ini dapat mencapai orde centimeter, sehingga sangat cukup untuk keperluan analisis morfologi.

Terlihat Rekahan di Kawah

Berita Rekomendasi

"Pada akhir-akhir ini terjadi pembentukan crack atau rekahan di kawah atau kubah lava paska 2010 dan 2018. Kemudian juga menunjukkan aktivitas guguran yang intensif," tutur Agus saat menerangkan hasil analisis foto satelit terbaru.

Agus menambahkan, perkembangan rekahan dan aktivitas guguran menunjukkan bahwa magma sudah sangat dekat di permukaan, sehingga kita menunggu kapan magma ini membentuk kubah di permukaan.

Metode lain yang dapat diterapkan untuk data satelit citra radar adalah Interferometric Synthetic-Aperture Radar (InSAR).

Baca juga: BPPTKG Melihat Adanya Potensi Guguran Erupsi Gunung Merapi ke Arah Hulu Kali Senowo dan Kali Lamat

Metode ini memberikan gambaran deformasi secara 3 dimensi dari perubahan fase gelombang radar yang dipancarkan ke obyek dan kembali ke satelit. Prinsip kerjanya mirip seperti metode Electronic Distance Measurements (EDM), namun dengan jumlah sinar yang jauh lebih banyak.

Kekurangan dari metode InSAR adalah resolusi yang tidak terlalu tinggi sehingga agak sulit untuk mendapatkan resolusi orde sentimeter pada deformasi di gunung api. Berbeda dengan metode EDM yang bisa mencapai orde milimeter meskipun hanya diukur dari 1 titik.

"Metode InSAR ini berguna jika ada suplai magma yang besar, sehingga orde deformasinya mampu terekam oleh satelit," jelas Agus.

Pendakian ke Puncak tidak Dibenarkan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas