Tinjau Banjir di Deli Serdang, Doni Monardo Soroti Protokol Kesehatan di Pengungsian
Kepala BNPB dan rombongan menyempatkan diri mengunjungi Markas Batalyon Arhanudse 11 BS Batrai Tempur Tj Anom yang jadi posko tanggap darurat bencana
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo bersama bersama Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meninjau lokasi terdampak banjir bandang di Kecamatan Tanjung Selamat, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (11/12/2020).
Dalam peninjauan tersebut, keduanya melihat langsung proses perbaikan tanggul penahan sungai yang rusak dan diduga menjadi faktor penyebab terjadinya banjir pada Jumat (4/12/2020) pekan lalu.
Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan dan hasil analisis sementara, Doni menilai bahwa dibutuhkan penanganan dalam jangka pendek terhadap sejumlah sungai mengalami pendangkalan atau sedimentasi sehingga mengakibatkan banjir.
Dalam hal ini, BNPB akan melakukan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk pengerukan sedimentasi termasuk juga pelebaran sungai, sebagai upaya pengurangan risiko bencana.
Usai meninjau lokasi terdampak banjir, Kepala BNPB dan rombongan kemudian menyempatkan diri mengunjungi Markas Batalyon Arhanudse 11 BS Batrai Tempur Tj Anom yang dijadikan sebagai posko tanggap darurat bencana sekaligus lokasi pengungsian.
Baca juga: Tim SAR Medan Hentikan Pencarian Herman Asmen, Korban Banjir di Tanjung Selamat
Di posko tersebut, Doni Monardo melihat kegiatan penyelenggaraan dapur umum guna memastikan makanan yang disajikan bagi para pengungsi sudah sesuai, baik takaran maupun porsi dan gizinya.
Dari dapur umum, Doni kemudian menyapa para pengungsi yang menempati salah satu ruangan di belakang pos dapur umum, markas batalyon.
Di sana, Doni melihat bahwa pengungsian sudah cukup memadai, akan tetapi dia menemukan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kaitan protokol kesehatan.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 ini meminta agar pihak penyelenggara pengungsian warga terdampak banjir dapat memisahkan antara kelompok rentan dengan mereka yang usia muda.
Hal itu dilakukan mengingat penularan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 masih berpotensi terjadi dari mereka yang berusia muda dan memiliki mobilitas tinggi kepada para kelompok rentan.
Apabila kemudian ada yang terjangkit Covid-19 tanpa gejala dan tidak sengaja menulari para kelompok rentan di pengungsian, maka hal itu dapat menjadi lebih buruk.
"Pelayanan kesehatan, makanan, air bersih, sanitasi dan juga obat-obatan terutama untuk ibu hamil dan juga anak-anak balita, ibu yang menyusui dan juga orang tua agar diperhatikan. Selain itu kita minta mereka juga dipisahkan untuk menjaga terpapar Covid-19," kata Doni.
Baca juga: Doni Monardo: Jangan Tunggu Terjadi Pelanggaran Protokol Kesehatan, Awali Dengan Peringatan
Hal tersebut segera direspon Gubernur Sumut Edy dan meminta Komandan Batalyon Arhanud untuk memisahkan pengungsi sesuai arahan Kepala BNPB.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Edy juga mengucapkan terima kasih atas perhatian dan respon cepat tanggap dari Pemerintah Pusat melalui BNPB kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk penanganan bencana banjir.
"Terima kasih atas perhatian Bapak Doni kepada rakyat Sumut," ucap Edy.
Kepala BNPB juga menyerahkan beberapa bantuan secara simbolis untuk penanganan korban banjir yang diterima Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, di halaman Batalyon Arhanudse 11 BS Batrai Tempur Tanjung Anom.
Adapun bantuan tersebut berupa tenda pengungsi 10 unit, matras 5.000 lembar, selimut 2.000 lembar, perlengkapan bayi 500 paket, perahu lipat PB 3 unit, masker kain 250.000 lembar dan pelampung 10 unit dan alat swab antigen 10.000 buah.
Kemudian BNPB juga menyerahkan bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) sebesar 500 juta untuk penanganan banjir Deli Serdang.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.