Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sang Ibu Histeris Anak Pulang Jadi Jenazah: Lisa Udah Pulang, Pengen Jadi Ustadzah Tapi Jadi Jenazah

Jenazah Kesuma Hayati Aulia Sirait (14) tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Asahan akhirnya tiba di kampungnya.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Sang Ibu Histeris Anak Pulang Jadi Jenazah: Lisa Udah Pulang, Pengen Jadi Ustadzah Tapi Jadi Jenazah
Alif Al Qadri Harahap/Tribun Medan
Sri Dewi (Baju Merah) memeluk peti yang berisikan Jasad Lisa 

TRIBUNNEWS.COM, ASAHAN - Jenazah Kesuma Hayati Aulia Sirait (14) tenaga kerja wanita (TKW) asal Kabupaten Asahan akhirnya tiba di kampungnya.

TKW yang masih remaja tersebut meninggal dunia dengan cara tragis dibunuh di negeri jiran.

Lisa, panggilan Kesuma Hayati, disambut haru oleh keluarga, di Dusun 11, Desa Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Jumat (1/1/2021).

Lisa tiba dirumah duka sekitar pukul 14.30 wib, seketika jenazah dibopong keluar dari mobil jenazah, Lisa langsung disambut dengan teriakan ibunya Sri Dewi.

"Lisa, anakku," teriak Dewi.

Kesedihan terus terlihat, Dewi seperti ingin memeluk peti jenazah anaknya itu dengan erat.

Baca juga: Kesedihan Ibu TKW yang Dibunuh di Malaysia, Korban Sempat Menulis: Aku Akan Dipinang Malaikat Maut

Bahkan peti yang dibungkus dengan pelastik itu di geraknya dan ingin disobek olehnya.

Berita Rekomendasi

"Nak, ini ibu nak. Lisa udah pulangkan nak," katanya.

Dewi yang mengenakan baju merah itu terus menangis, dan terus mengelus foto Lisa yang berada diatas peti.

KESUMA Hayati Aulia Sirait alias Lisa Sirait, TKI korban pembunuhan di Klang, Selangor, Malaysia.
KESUMA Hayati Aulia Sirait alias Lisa Sirait, TKI korban pembunuhan di Klang, Selangor, Malaysia. (istimewa)

"Lisa Udah Pulang, Pengen Jadi Ustadzah Tapi Jadi Jenazah ya Nak. Nak, ini adekmu, yang selalu kau rindukan," katanya.

Dengan rasa rindu, ia mengeluarkan semua yang ada dihatinya, bahkan ia mengatakan beberapa kenangan yang sebelumnya terjadi.

Baca juga: Keluarga Tak Menyangka Mayat TKW Afryani Ditemukan di Koper, Sebelumnya Dikabari Sudah Dikubur

"Mak, sarangeo. Udah sarangeo ya anakku," katanya.

Sesekali suami Dewi mencoba menenangkan dan mengatakan sabar kepadanya.

"Bang, salatkan anakku bang. Salatkan anakku," katanya.

Terpantau saat ini kondisi jenazah sedang dibawa ke mushola untuk di salatkan.

Status di Medsos

Kesedihan dirasakan oleh ibu dari TKW yang dibunuh di Malaysia.

Ibu korban bercerita, TKI bernama Lisa Sirait tersebut sempat menulis status di media sosialnya yang membuatnya terenyuh.

Lisa menulis bahwa dirinya akan dipinang malaikat maut.

Baca juga: TKW Asal Indramayu di Taiwan alami Depresi Parah, Ucapkan Ini Saat Dapat Roti

Kesuma Hayati Aulia Sirait alias Lisa Sirait (14) seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) meregang nyawa di Klang, Selangor, Malaysia.

Kematian Lisa Sirait tersebut meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya di Dusun 11, Desa Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Ibuda korban, Sri Dewi (47), mengatakan, anak kelimanya tersebut sebelum meninggal dunia sempat tidak dapat dihubungi karena mengganti nomor di aplikasi WhatsApp miliknya.

"Saya heran, karena biasanya nelpon setiap Maghrib. Tapi minggu terakhir itu dia nggak nelpon-nelpon," katanya kepada Tribun-Medan.com, Senin (28/12/2020).

Sri mengatakan, Lisa ikut kakaknya Dinda Sirait (20) ke Malaysia.

"Kata kakaknya si Dinda, Lisa ganti nomor WhatsApp, kemudian dia kabarilah kalau Lisa baik-baik saja," ujarnya.

Dikatakannya, ada sebuah pesan yang membuatnya terenyuh, dimana Lisa mengatakan di salah satu status media sosialnya bahwa dirinya akan dipinang malaikat maut.

"Aku akan dipinang malaikat maut, aku akan di bawa oleh malaikat maut, aku dipinang dengan kain putih. Itupun nggak dikirimnya, setelah ini baru ketahuan," kata Sri menceritakan kepada Tribun-Medan.com.

Sri mengaku, saat Hari Ibu, yang merupakan satu hari sebelum Lisa meninggal dunia, dia juga tidak berkomunikasi dengan anaknya.

"Hari Ibu, nggak ada komunikasi dengan dia. Karena ganti WA. Kenapa FB Lisa nggak ada timbul? Itulah Dinda kasih tahu kalau Lisa ganti WhatsApp," katanya.

Keterangan sahabat Lisa

Sebelumnya, dalam penjelasan Mariadi, kerabat Lisa, mengatakan bahwa terduga pelaku mengunci pintu kamar Lisa dari dalam, dan melarikan diri melalui kaca.

"Seorang pria turun dari atas dengan pipa, dengan baju yang berlumuran darah," kata Mariadi.

Selanjutnya dijelaskannya bahwa, awal peristiwa itu terjadi pada saat Dinda (kakak korban) dan Tika (Sepupu) hendak membeli makan.

"Lisa sudah diajak, tapi mungkin dia lelah, dia memilih untuk tinggal di kamar. Jadi ditinggallah si Lisa sendirian di kamar," jelasnya.

Kemudian pada saat keduanya kembali, ada seorang bapak-bapak memberitahukan bahwa ada seorang pria yang keluar dari jendela kamar yang ditempati ketiganya dengan baju yang berlumuran darah.

"Tapi karena tidak mempercayainya, Dinda langsung masuk dan melihat bahwa kamar adiknya itu sudah dikunci dari dalam," ujarnya.

Kemudian saat di dobrak, terlihat Lisa sudah berlumuran darah dengan sebuah benda yang tertancap ke lehernya.

"Berdasarkan informasi yang kami dapat, terakhir senjatanya tembus leher," ujarnya menceritakan.

Tangis pilu dan penyesalan sang ibu

Dengan tangisan pilu, Sri Dewi (47) mengaku menyesal telah menanam bunga yang biasa menjalar di kuburan.

Dikatakannya, sebelumnya dirinya sudah diingatkan oleh kerabatnya agar tidak menanam bunga tersebut di pekarangan rumah.

Namun dirinya tidak mengindahkan peringatan tersebut.

Dalam keterangannya, ada seorang kerabat yang melarangnya untuk menanam bunga tersebut di halaman rumah dikarenakan pantangan dari orangtua terdahulu.

"Katanya pamali, tapi tidak saya perdulikan. Saya tanam saja. Toh di sana orang belinya mahal, di sini tinggal cabut udah jadi," ujarnya kepada Tribun-Medan.com, Senin (28/12/2020).

Sri Dewi mengaku, dirinya juga merasa heran, mengapa ia lebih senang menanam bunga kuburan berwarna kuning tersebut dibanding dengan bunga keladi yang saat ini lagi ngehits.

"Saya pun heran, kenapa kok lebih suka dengan bunga itu," katanya.

Pengakuannya, beberapa hari sebelum meninggal dunia, Dewi kerap di mimpikan oleh mimpi-mimpi buruk hingga dia sudah tidak bisa menceritakannya satu per satu.

"Banyak memang mimpi buruk yang datang ke saya. Tapi saya sudah lupa, nggak ingat lagi mimpinya," katanya.

Sri Dewi pun dengan mata berkaca-kaca tak sanggup menceritakan hal lebih banyak tentang anaknya tersebut.

Terbujuk Rayu Agen TKI

Sebelumnya, dalam penjelasan Dewi (47) ibu korban, Kesuma Hayati Aulia Sirait tewas mengenaskan pada Kamis (24/12/2020) di sebuah kamar kontrakan di daerah Klang, Selangor, Malaysia.

Ia menyesalkan kejadian itu terjadi kepada anak kelimanya itu.

Menurutnya, awal mula kepergian tersebut, anaknya diminta untuk tidak berangkat ke Malaysia.

"Si Kesuma Hayati Aulia Sirait ini masih bisa dibilang untuk tidak berangkat ke Malaysia. Namun kakaknya (Dinda) tetap bersikeras mau berangkat dan minta dicarikan agen," katanya Sabtu(26/12/2020).

Lanjutnya, dalam pengurusan paspor, Kesuma Hayati Aulia Sirait dan kakaknya dibuatkan dengan paspor pelancong ataupun turis.

"Kemarin itu udah saya bilang gak usah pergi. Tapi agennya itulah maksa harus jadi. Sehingga si kakak minta berangkat," katanya sembari menunduk menatapi foto anaknya.

Lanjutnya lagi, dikarenakan Dinda seorang diri, maka Dewi memintanya untuk menemani Dinda di Malaysia agar bisa berkomunikasi dengan ibunya bila ada sesuatu hal.

"Namun apa? Kesuma Hayati Aulia Sirait meninggal karena di bunuh oleh tetangganya," katanya sembari menangis seakan tidak mempercayai hal itu terjadi.

Ia mengaku, anak kelimanya itu sempat membuat video tiktok perpisahan kepada ibunya, ia mengatakan rasa syukurnya memiliki seorang ibu seperti Dewi.

"Dia baru buat video, seperti perpisahan kepada kami," katanya.

(Alif Al Qadri Harahap)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul TKW yang Tewas Dibunuh di Malaysia Tiba di Asahan, Sang Ibu Histeris Peluk Peti Jenazah Lisa Sirait

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas