Padepokan Prasetya Budya Gelar Selamatan Sedekah Gunung
Hajatan itu juga dibarengi Pasang Tumbal di aliran Sungai. Itu diyakini sebagai benteng keselamatan bagi khalayak, khususnya sekitar Merapi.
Editor: Willem Jonata
Karenanya Pras meminta warga agar tidak terpengaruh wacana yang dapat menimbulkan kepanikan selama erupsi berlangsung.
Pras juga meminta agar warga tidak mudah terpengaruh terhadap wacana yang bisa menimbulkan kepanikan seputar erupsi Merapi, termasuk pemahaman tentang juru kunci.
“Perlu diingat, Merapi tidak punya juru kunci. Merapi memiliki mekanismenya sendiri dan sudah ada pembagian tugas yang mengatur empat unsur utama dan alam sekitarnya. Termasuk sungai, hasil bumi, dan lain-lain. Tak seorangpun yang layak dan bisa disebut sebagai juru kunci,” tandas beliau.
Pras juga menegaskan agar erupsi Merapi tidak disebut sebagai bencana.
“Jangan melihat Merapi saat erupsi saja. Tapi juga melihat bagaimana peran Merapi bagi kehidupan pada saat normal.”
Pemimpin padepokan Prasetya Budya ini menganggap penyebutan bencana terhadap erupsi Merapi adalah keliru.
Merapi notabene selama ini memberi penghidupan, khususnya pada warga sekitar Merapi.
Pras lalu memberi penjelasan perihal pesan kunci yang diterima dari Dawuh Merapi.
“Kuncinya adalah bersyukur dan tenang. Syukur karena selama ini sudah mendapat penghidupan dari Merapi di masa-masa normal dan tetap tenang selama erupsi. Syukur menjadi modal utama untuk bersikap tenang, sehingga kita bisa membaca gejala yang nampak,” pungkas Pras.